Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jatianom1Avatar border
TS
jatianom1
Ir. Soekarno : memadukan iman dan akal dalam beragama
trit pertama ane gan :-D, ane mau share pemikiran bapak Ir. Soekarno yg mnrut ane cocok banget buat generasi penerus sperti kita yang mau menjalani kehidupan yang lebih baik lagi..

Menelisik religiositas Soekarno, mau
tak mau pasti ketemu dengan cara Presiden
pertama Indonesia itu menjiwai agama Islam.
Ada pemahaman yang menonjol dalam ke-Islam-
an Soekarno.
"Islam bukan ilmu klenik!" kata Soekarno.
Dia berbicara pada kesempatan Maulud Nabi
Muhammad SAW di Istana Negara, Jakarta, pada
tahun 1963 silam. Rekaman pidato Bung Karno
dalam acara ini diunggah di Youtube oleh akun
Zakirin Nabiy pada 31 Desember 2014 dengan
judul 'Maulid Nabi Muhammad SAW ~ Presiden
RI - Ir. Soekarno'. (mau share linknya tp ane gk tau caranya gan,heheh)

Soekarno tak setuju dengan cara beragama yang
hanya membabi buta, atau dalam istilah Belanda
yang dipakai Soekarno adalah 'blindelings'. Buta
dalam artian tak peduli bagaimana pemahamannya, yang penting ikut saja apa yang
diperintahkan pihak berotoritas, seperti seorang
praktisi klenik yang ikut apa kata dukun.
"Kalau Pak Kyai, Pak Dukun sudah berkata
engkau akan dapat sepuluh juta, (lantas)
percaya!" kata Soekarno mencontohkan perilaku
beragama secara buta.
Menurut ayahanda Presiden Megawati
Soekarnoputri ini, Islam adalah agama yang
menyuruh orang untuk berpikir, tak sekadar
menyuruh untuk percaya saja.
"Islam adalah agama yang menuju kepada hati
dan otak," kata Soekarno.
Maka menurut Soekarno, aturan-aturan dalam
Islam juga mengikuti perkembangan zaman,
seturut pertimbangan rasional pula. Agak unik
bila kita menyimak contoh yang dikemukakan
Soekarno seperti yang tertulis dalam tulisannya
yang berjudul 'Masyarakat Onta dan Masyarakat
Kapal Udara' tahun 1940. Kisahnya berlatar saat
Soekarno diasingkan di Ende Flores Nusa
Tenggara Timur.

Suatu hari Soekarno mendapati ada anjing yang
menjilat pancinya yang ditaruh di dekat sumur.
Lalu dia memanggil anak angkatnya, Ratna
Juami, untuk membersihkan panci yang terkena
air liur anjing itu. Bila mengacu pada aturan
Islam yang umum dipahami, panci itu bakal
dibersihkan dengan pasir sebanyak tujuh kali.
Namun Soekarno menyuruh Ratna untuk
membersihkan dengan sabun dan kreolin saja.
"Ratna, di zaman Nabi belum ada sabun dan
kreolin! Nabi waktu itu tidak bisa memerintahkan
orang memakai sabun dan kreolin," kata
Soekarno memberi penjelasan kepada Ratna
yang mengalami kebingungan.
Soekarno berusaha memadukan iman dan akal
dalam beragama. Dalam hal politik yang
seringkali berjalin-kelindan dengan agama,
Soekarno tak setuju konsep khalifah layaknya
zaman nabi. Menurutnya, sistem politik sudah
berkembang seturut kemajuan zaman dan akal-
budi manusia.
"Tidakkah di dalam langkahnya zaman yang
lebih dari seribu tahun itu peri-kemanusiaan
mendapatkan sistim-sistim baru yang lebih
sempurna, lebih bijaksana, lebih tinggi tingkatnya
daripada dulu? Tidakkah zaman sendiri menjel­
makan sistim-sistim baru yang cocok dengan
keperluannya, – cocok dengan keperluan zaman
itu sendiri? Apinya zaman 'khalifah-khalifah yang
besar' itu?" kata Soekarno.
Justru, menurutnya, sikap copy-paste
kekhalifahan untuk era sekarang bukanlah
'mengambil api islam yang berkobar', melainkan
hanya 'mengambil abunya saja'. Soekarno
menyindir soal sikap Islami yang hanya
superfisial itu, seperti sebatas mengenakan jubah
dan celak mata atau menggenggam tasbih.
Orang Islam perlu selalu berpikir maju. Pada
konteks dahulu, agaknya Soekarno menemui
stigma keras dari kalangan tertentu bahwa
segala hal yang dari luar Islam adalah kafir. DIa
mengkritik hal ini.
"Kita royal sekali dengan perkataan 'kafir', kita
gemar sekali mencap segala barang yang baru
dengan cap 'kafir'," sorot Soekarno.

Soekarno bermaksud mengajak agar umat Islam
beranjak dari masa lalu. Ini karena Islam juga
mendorong kemajuan. "Bahwa kini bukan
masyarakat onta, tetapi masyarakat kapal-udara.
Hanya dengan begitulah kita dapat menangkap
inti arti yang sebenarnya dari warta Nabi yang
mauludnya kita rayakan ini hari," kata Soekarno

sumber : detik.com
0
1.1K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan