SDM Unggulkah yang Biasa Menjadi Pimpinan?
Menjadi pimpinan di sebuah organisasi, bisnis maupun non bisnis, mungkin menjadi dambaan banyak professional. Tentunya banyak manfaat yang terbayang akan mereka dapatkan manakala kelak mendapatkan kedudukan sebagai pimpinan, baik dari sisi materi maupun sosial. Dengan menjadi pimpinan dalam persepsi karyawan yang bersangkutan, dia akan menerima remunerasi yang lebih baik dibandingkan kalau dia hanya seorang staf biasa.
Selain itu, secara sosial, suka atau tidak suka, seorang pimpinan akan mendapatkan kewenangan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan dibandingkan seorang staf biasa. Namun demikian perlu juga diingat bahwa seorang pimpinan memikul beban kerja, beban sosial dan beban moral yang lebih besar dibandingkan dengan seorang staf biasa. Menjadi seorang pimpinan yang kompeten, dapat diterima secara sosial oleh kolega, karyawan dan anggota SDM lainnya, tentunya bukanlah hal mudah. Apalagi secara moral, dia harus menjadi contoh bagi anggota timnya.
Tidak sedikit pimpinan di sebuah organisasi , yang walaupun secara pekerjaan dianggap kompeten oleh atasanya, namun secara sosial dan moral dihindari oleh para karyawan atau anggota timnya. Nah, seperti apakah pemimpin yang dihindari oleh para karyawan? Berikut adalah 7 tipe pimpinan yang cenderung dihindari oleh para karyawan atau anggota timnya.
The Bossy
Quote:
Pemimpin yang bertipe seperti ini punya kebiasaan hanya memerintah SDM-nya untuk melakukan tugas-tugas yang dia ingin selesaikan, tanpa mencoba memberikan bantuan, manakala karyawan yang bersangkutan kesulitan untuk melaksanakan perintahnya.
Dia ingin diperlakukan layaknya seorang raja, ingin selalu dilayani, ingin selalu perintahnya dijalankan tanpa kecuali, senang dipuja puji, dan tidak pernah merasa bersalah.
The Selfish
Quote:
Pemimpin yang bertipe seperti ini, hanya mementingkan urusannya sendiri yang harus selesai. Urusan karyawan atau anggota timnya tidak terlalu dipusingkannya. Kalau dia dalam kesulitan, dia ingin semua orang membantunya.
Urusannya saja yang paling penting. Namun manakala karyawan atau anggota timnya mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuan, dia seperti hilang ditelan badai. Sulit dihubungi, tidak perduli, dan bepikir “ EGP”..Emang Gue Pikirin...
The Dancer
Quote:
Pemimpin yang bertipe seperti ini akan bertindak atau mengampil keputusan sesuai dengan “iringin musik” yang dimainkan orang lain, karena ingin tetap populer dan diterima oleh atasan dan kolega-koleganya.
Akibatnya, banyak tindakannya atau keputusannya, berubah rubah setiap saat, dan tidak konsisten dalam penerapannya, karena terlalu mendengarkan pendapat dari koleganya, karena dia ingin terlihat selalu tampil menawan di mata para kolega atau atasannya.
The Nasty
Quote:

[/URL]
Pemimpin yang bertipe seperti ini sangat mudah mengeluarkan kata kata makian manakala karyawan atau anggota timnya tidak melakukan pekerjaan seperti yang dia inginkan atau salah melakukan pekerjaan. Ucapannya setajam sembilu atau pisau akan dengan mudah keluar dari lisannya.
Dia juga bisa menjadi sangat marah bila memiliki karyawan atau anggota timnya yang menanyakan keputusan atau kebijakan yang dia buat. Pada kasus yang ekstrim, dia bisa menjadi “ Si Raja Tega” yang dengan senang hati mengakhiri karir seorang karyawan atau anggota timnya yang tidak sejalan dengan dia.
The Bad Mouth
Quote:
Pemimpin yang bertipe seperti ini, punya kebiasaan membicarakan keburukan-keburukan karyawan atau anggota tim-nya di depan orang lain.
Dia punya kebiasaan bergosip dan tidak mampu menahan informasi pribadi karyawan atau anggota timnya yang bersifat rahasia, yang seharusnya dia jaga. Buat dia “ personal Information is power” , agar dia bisa diterima oleh para koleganya atau atasannya.
The Coward
Quote:
Pemimpin seperti ini, tidak berani bertindak atau mengambil keputusan yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan bagi dirinya. Dia cenderung ingin cari selamat. Dia lebih memilih mengorbankan karyawan atau anggota timnya, manakala keputusan atau kebijakan yang dia ambil ternyata tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Dengan mudahnya ia akan menyalahkan karyawan atau anggota timnya atas masalah tersebut.
Dia juga tidak berani untuk menghadapi kritik atau oposisi dari para kolega atau atasannya atas keputusan dan kebijakan yang dia ambil, walaupun dia benar. Dia lebih memilih menarik kembali keputusannya atau kebijakan yang dia buat, demi menghindari konflik. Buat dia menyelamatkan posisinya di depan para kolega atau atasan lebih penting daripada menyelamatkan karyawan atau anggota timnya.
The Thief
Quote:
Pemimpin yang bertipe seperti ini, senang menggunakan ide-ide karyawan atau anggota timnya, dan menggunakan ide-ide tersebut untuk mendapatkan pengakuan dan pujian dari kolega atau atasannya, tanpe menyebutkan nara sumber dari ide-ide tersebut. Dia suka berpura-pura meminta masukan atau saran dari karyawan atau anggota timnya tentang sesuatu hal yang dia pikirkan atau masalah yang dia hadapi.
Manakala ide ide brilyan dia dapat, maka dia berpura pura mengucapkan terima kasih atas masukkan dari karyawan atau anggota timnya. Namun tanpa sepengetahuan mereka, dia “menjual” ide ide tersebut kepada atasannya, dan mengakuinya sebagai idenya bila diakui oleh atasannya. Namun sebaliknya, bila ide tersebut ditolak, maka dia akan menyebutkan nara sumber dari ide tersebut.
Semoga tulisan pendek ini bisa mengingatkan saya untuk terus berupaya untuk menjadi pemimpin yang lebih baik. Tulisan ini juga diharapkan memberikan inspirasi bagi para karyawan atau staf yang kelak bisa dapat menjadi pimpinan. Dengan demikian manakala kelak menjadi pemimpin, tidak menjadi salah satu dari tipe tipe pemimpin seperti tersebut di atas. Sedangkan buat para pemimpin, semoga tulisan ini juga menjadi inspirasi agar tetap menjadi pemimpin SDM Indonesia yang cerdas, amanah, dan dapat dipercaya dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin . Dengan demikian dapat menjadi pemimpin yang disegani , dihormati dan tidak dihindari oleh para karyawan dan anggota timnya.
Sumur
Quote: