abroorAvatar border
TS
abroor
Mahasiswa Perbanas Buat Inovasi Kue Coklat
Mahasiswa STIE Perbanas Buat Inovasi Kue Cokelat


SURABAYA- Buah Tomat yang jarang dikonsumsi langsung, membuat banyak masyarakat berinovasi. Salah satunya adalah Alien Nuril Wardani, mahasiswa jurusan Manajemen STIE Perbanas, Surabaya. Bersama tiga temannya, yakni Ika Wahyuningsih, Irly Zamil ZM, dan Widya Herlysta Putri, dia membuat inovasi berupa tomat yang dibalut lelehan cokelat dan serbuk permen.

Ide awal kue yang mereka namakan coma atau cokelat tomat oleh Alien ini bermula dari kegiatan kewirausahaan atau entrepreneurship di kampusnya. "Awalnya saya membuat kue ini karena ada lomba Perbanas Entrepreneur Award. Dengan persiapan minim, kue ini berhasil mendapatkan juara kedua," ungkap mahasiswa angkatan 2014 ini.

Ia mengaku, ide ini berasal dari seringnya ia melihat buah tomat yang tidak dimanfaatkan secara maksimal. "Salah satunya adalah di pasar, dimana kita melihat banyak tomat yang dibuang dan rusak karena terinjak-injak. Saya pun mencari cara agar buah ini dapat dinikmati oleh masyarakat. Proses belajar mengenai pembuatan kue ini sekitar tiga minggu, sedangkan bagian terlamanya adalah membuat tekstur tomat agar seperti kurma," terangnya.

Alien menjelaskan bahwa langkah awal yang harus dilakukan adalah mencuci dan membuang isi tomat. Proses ini harus dilakukan dengan garpu agar bentuk tomat tidak rusak. Setelah itu tomat direbus dengan air kapur agar teksturnya menjadi lebih keras. Selanjutnya tomat dicuci hingga bersih dan direbus dengan air gula selama 30 menit dalam tiga hari. Langkah berikutnya adalah mengeringkan tomat di oven, dan jika telah kering,lapisi tomat dengan coklat blok yang telah dicairkan dan serbuk permen agar tampilan menjadi lebih cantik.

Saat ditanya mengenai respon mahasiswa, Widya selaku bagian pemasaran mengaku respon mahasiswa sangat positif. "Karena harga coma hanya 10.000 rupiah per toples, satu harinya ada sekitar 10-20 mahasiswa yang membeli. Belum lagi yang memesan lewat media sosial," ujarnya.

Kedepannya, mereka ingin memasarkan coma di toko tradisional dan waralaba. "Kami menargetkan agar produk ini dapat dijual di toko tradisional dan waralaba. Namun sebelumnya, kami akan mendaftarkan produk ini ke Disperindag agar menjadi legal dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari," ungkap Widya.
0
249
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan