- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Terungkap Nih Gansis!] Beginilah Modus Suap di Pejabat DKI


TS
ibnutiangfei
[Terungkap Nih Gansis!] Beginilah Modus Suap di Pejabat DKI
![[Terungkap Nih Gansis!] Beginilah Modus Suap di Pejabat DKI](https://s.kaskus.id/images/2015/06/05/3371901_20150605054149.png)
Quote:
Beginilah Modus Suap di Pejabat DKI
Quote:
![[Terungkap Nih Gansis!] Beginilah Modus Suap di Pejabat DKI](https://s.kaskus.id/images/2015/08/30/3371901_20150830061213.jpg)
Quote:
Masih segar dalam ingatan Tuty Kusumawati peristiwa pada pertengahan Ramadan 2015 lalu. Seorang pria mencegat Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Jakarta di depan ruangannya di Balai Kota. Meski Tuty sudah memberi isyarat tak ingin ditemui, orang tak dikenal itu ngotot meminta waktu.
Sekretarisnya juga berkali-kali memberi tahu bahwa Tuty sibuk hari itu dan memberi memo agar menemui Wakil Kepala Bappeda Yurianto. “Dia tetap mau ketemu saya,” kata Tuty pekan lalu. Tamu itu rela menunggu hingga jadwal Tuty luang.
Karena memaksa, Tuty akhirnya mempersilakan orang itu masuk ruangannya. Setelah basa-basi memperkenalkan diri, orang itu memaparkan maksud kedatangannya. Sayangnya, dengan alasan sudah melaporkan pertemuan itu ke aparatur hukum, Tuty menolak merinci obrolannya kala itu. “Kami bicara sebentar,” kata Tuty.
Ketika hendak pulang, tamu ini mengeluarkan amplop dan menyodorkannya kepada Tuty. “Dia bilang sebagai bentuk terima kasih,” katanya. Tuty menolak dan memberikan lagi amplop itu ke tamunya. “Saya takut ada operasi tangkap tangan,” katanya.
Mendapat penolakan, orang itu menjelaskan bahwa bosnya telah mencatat Tuty sebagai penerima amplop itu, Tuty pun berpikir ulang. “Kalau saya balikin ke dia, tapi uangnya tak sampai ke bosnya, dan saya dilaporkan menerima, susah juga.”
Tuty lalu meminta agar amplop itu ditaruh di meja tamu. Begitu tamunya keluar, Tuty mewanti-wanti pegawainya agar tak menyentuh amplop tersebut. Sorenya, ia membawa amplop itu kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
Di depan Ahok--sapaan Basuki, amplop itu dibuka dan isinya uang sebanyak Rp 50 juta. Gubernur, kata Tuty, memintanya melaporkan upaya gratifikasi tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi. “Waktu itu juga langsung saya laporkan,” katanya.
Menjelang Lebaran, amplop serupa mampir juga ke meja Tuty. Isinya 100 ribu yen atau setara Rp 15 juta. Sama seperti sebelumnya, ia langsung melaporkan kepada Basuki, KPK, dan Kepala Inspektorat Provinsi Jakarta Lasro Marbun.
Lasro menjelaskan bahwa Tuty menerima gratifikasi dari mitra kerjanya. “Urusan proyek,” katanya. Ia memuji Tuty yang langsung melaporkan pemberian itu kepada KPK.
Selain dari mitra kerja, menurut Lasro, para pejabat setingkat Tuty juga acap melaporkan telah menerima pemberian uang dari anak buah mereka. Biasanya uang suap itu dimaksudkan agar dimudahkan naik jabatan. Menurut Lasro, memang tak semua pejabat melaporkannya. “Tapi sekarang sudah tak bisa menyuap untuk naik jabatan,” katanya.
Lasro mencontohkan ada tiga pejabat Dinas Pemuda dan Olahraga yang dicopot akibat ketahuan menerima gratifikasi yang berujung penyalahgunaan anggaran. “Saya baru mendapat informasi pejabat Dinas Pariwisata juga terima untuk memuluskan izin operasional sebuah kafe,” ujar Gubernur Ahok.
Ahok tengah menelisik anak buahnya di Dinas Pajak yang rutin menerima setoran hingga Rp 500 juta. Kalau terbukti, kata dia, “Langsung saya pecat.”
Menurut Ahok, sangat sulit mencegah gratifikasi karena ia dan Inspektorat hanya mengandalkan anak buahnya yang jujur melaporkannya jika menerima suap tersebut. Selebihnya, Ahok hanya menduga-duga masih banyak pejabat Jakarta yang rutin menerima suap dari pengusaha. Sumber
Sekretarisnya juga berkali-kali memberi tahu bahwa Tuty sibuk hari itu dan memberi memo agar menemui Wakil Kepala Bappeda Yurianto. “Dia tetap mau ketemu saya,” kata Tuty pekan lalu. Tamu itu rela menunggu hingga jadwal Tuty luang.
Karena memaksa, Tuty akhirnya mempersilakan orang itu masuk ruangannya. Setelah basa-basi memperkenalkan diri, orang itu memaparkan maksud kedatangannya. Sayangnya, dengan alasan sudah melaporkan pertemuan itu ke aparatur hukum, Tuty menolak merinci obrolannya kala itu. “Kami bicara sebentar,” kata Tuty.
Ketika hendak pulang, tamu ini mengeluarkan amplop dan menyodorkannya kepada Tuty. “Dia bilang sebagai bentuk terima kasih,” katanya. Tuty menolak dan memberikan lagi amplop itu ke tamunya. “Saya takut ada operasi tangkap tangan,” katanya.
Mendapat penolakan, orang itu menjelaskan bahwa bosnya telah mencatat Tuty sebagai penerima amplop itu, Tuty pun berpikir ulang. “Kalau saya balikin ke dia, tapi uangnya tak sampai ke bosnya, dan saya dilaporkan menerima, susah juga.”
Tuty lalu meminta agar amplop itu ditaruh di meja tamu. Begitu tamunya keluar, Tuty mewanti-wanti pegawainya agar tak menyentuh amplop tersebut. Sorenya, ia membawa amplop itu kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
Di depan Ahok--sapaan Basuki, amplop itu dibuka dan isinya uang sebanyak Rp 50 juta. Gubernur, kata Tuty, memintanya melaporkan upaya gratifikasi tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi. “Waktu itu juga langsung saya laporkan,” katanya.
Menjelang Lebaran, amplop serupa mampir juga ke meja Tuty. Isinya 100 ribu yen atau setara Rp 15 juta. Sama seperti sebelumnya, ia langsung melaporkan kepada Basuki, KPK, dan Kepala Inspektorat Provinsi Jakarta Lasro Marbun.
Lasro menjelaskan bahwa Tuty menerima gratifikasi dari mitra kerjanya. “Urusan proyek,” katanya. Ia memuji Tuty yang langsung melaporkan pemberian itu kepada KPK.
Selain dari mitra kerja, menurut Lasro, para pejabat setingkat Tuty juga acap melaporkan telah menerima pemberian uang dari anak buah mereka. Biasanya uang suap itu dimaksudkan agar dimudahkan naik jabatan. Menurut Lasro, memang tak semua pejabat melaporkannya. “Tapi sekarang sudah tak bisa menyuap untuk naik jabatan,” katanya.
Lasro mencontohkan ada tiga pejabat Dinas Pemuda dan Olahraga yang dicopot akibat ketahuan menerima gratifikasi yang berujung penyalahgunaan anggaran. “Saya baru mendapat informasi pejabat Dinas Pariwisata juga terima untuk memuluskan izin operasional sebuah kafe,” ujar Gubernur Ahok.
Ahok tengah menelisik anak buahnya di Dinas Pajak yang rutin menerima setoran hingga Rp 500 juta. Kalau terbukti, kata dia, “Langsung saya pecat.”
Menurut Ahok, sangat sulit mencegah gratifikasi karena ia dan Inspektorat hanya mengandalkan anak buahnya yang jujur melaporkannya jika menerima suap tersebut. Selebihnya, Ahok hanya menduga-duga masih banyak pejabat Jakarta yang rutin menerima suap dari pengusaha. Sumber
Quote:
Jika berita di atas itu benar adanya, ane merasa bersyukur sekali masih ada pejabat yang jujur tidak mau menerima suap. Pejabat seperti itu di jaman sekarang sudah menjadi barang yang super langka. Biasanya pejabat yang seperti itu tidak bertahan lama duduk di kursi jabatannya, yah semoga yang ini dapat bertahan dan menjadi contoh buat anak buahnya...

Quote:
Mampir ke trit ane yg lain:
Spoiler for Trit ane yg lain:
[Perlu Diluruskan!!!] Revolusi Mental yang Telan 140 M, Bukan Hanya Buat Website Saja
Seniman ini Membuat Potret Wajah dari Lakban Packing
Inilah Seni Melukis yang Menjadikan Mata Sebagai Kanvasnya
Inilah Dia, Persahabatan Langka Antara Iguana dan Marmoset
Demi Sang Anak, Lelaki ini Menciptakan Jungkitan 'Terpanjang' di Dunia
Kisah Unik Dibalik Pembuatan Gembok Cinta Malioboro
Berbagai Permainan Unik dan Aneh yang Pernah Dibuat dalam Bentuk Papan Permainan
[Mantabz Banget Dah] Inilah Dia, Penjahat Paling Bodoh dan Konyol
[Keren] Coffee Shop Bertemakan Laboratorium Kimia Ada di Turki
Jika Diperhatikan, Berbagai Hal Berikut Mirip Sekali dengan Donald Trump
Misteri Bagaimana Kunang-Kunang dapat Bercahaya Akhirnya Terungkap
[Social Experiment] Pemabuk Lebih Dihargai dari Tunawisma Anak Satu
Pasangan Online Berantem Gara-Gara Wajah di Foto Tak Sesuai dengan Aslinya
[Keren Gansis] Seni Memahat Di Ujung Pensil Karya Salavat Fidai
[Keren Plus Ngeri] Di Peru Ada Hotel Unik yang Menggantung Di Tebing
Desainer Grafis ini Mencocokkan Warna Pantone dengan Objek Kecil Di sekitarnya
[Inspirasi Bagi yang Mau Bikin Partai] Partai Politik Paling Aneh Di Dunia
Kontroversi Merek Pakaian GAP, Benarkah Singkatan dari Gay and Proud?
Berbagai Rilisan Musik Paling Unik yang Pernah Dilakukan oleh Musisi Indonesia
Mengenal BACA, Organisasi Moge Pelindung Anak Kecil Korban Penganiayaan
ECO WASH, Usaha Laundry Ramah Lingkungan ala Mahasiswa UMY
Seniman Graffiti Ini Senang Ngerjain yang Punya 'Kanvas'
Demam Terminator, Twitter Sarah Connor Kebanjiran Komen yang Salah Fokus
Seniman ini Membuat Potret Wajah dari Lakban Packing
Inilah Seni Melukis yang Menjadikan Mata Sebagai Kanvasnya
Inilah Dia, Persahabatan Langka Antara Iguana dan Marmoset
Demi Sang Anak, Lelaki ini Menciptakan Jungkitan 'Terpanjang' di Dunia
Kisah Unik Dibalik Pembuatan Gembok Cinta Malioboro
Berbagai Permainan Unik dan Aneh yang Pernah Dibuat dalam Bentuk Papan Permainan
[Mantabz Banget Dah] Inilah Dia, Penjahat Paling Bodoh dan Konyol
[Keren] Coffee Shop Bertemakan Laboratorium Kimia Ada di Turki
Jika Diperhatikan, Berbagai Hal Berikut Mirip Sekali dengan Donald Trump
Misteri Bagaimana Kunang-Kunang dapat Bercahaya Akhirnya Terungkap
[Social Experiment] Pemabuk Lebih Dihargai dari Tunawisma Anak Satu
Pasangan Online Berantem Gara-Gara Wajah di Foto Tak Sesuai dengan Aslinya
[Keren Gansis] Seni Memahat Di Ujung Pensil Karya Salavat Fidai
[Keren Plus Ngeri] Di Peru Ada Hotel Unik yang Menggantung Di Tebing
Desainer Grafis ini Mencocokkan Warna Pantone dengan Objek Kecil Di sekitarnya
[Inspirasi Bagi yang Mau Bikin Partai] Partai Politik Paling Aneh Di Dunia
Kontroversi Merek Pakaian GAP, Benarkah Singkatan dari Gay and Proud?
Berbagai Rilisan Musik Paling Unik yang Pernah Dilakukan oleh Musisi Indonesia
Mengenal BACA, Organisasi Moge Pelindung Anak Kecil Korban Penganiayaan
ECO WASH, Usaha Laundry Ramah Lingkungan ala Mahasiswa UMY
Seniman Graffiti Ini Senang Ngerjain yang Punya 'Kanvas'
Demam Terminator, Twitter Sarah Connor Kebanjiran Komen yang Salah Fokus
Quote:
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA
NANTIKAN TRIT ANE BERIKUTNYA
NANTIKAN TRIT ANE BERIKUTNYA
0
4.4K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan