Seringkali orang mengira nama Wisben adalah nama julukan atau nama panggilan dari lingkungannya, padahal Wisben adalah nama aslinya; lengkapnya Wisben Antoro. Pria kelahiran Yogyakarta, 5 Oktober 1967, ini mulai menyukai dunia panggung khususnya lawak sejak kecil saat ia sering ikut ibunya pentas.

Ibunya sinden bernama Sri Rahayu, ayahnya Kasmadi seorang sungging wayang, tidak diragukan lagi darah seni yang ada dalam diri Wisben mengalir dari kedua orangtuanya.

Lawak bagi Wisben adalah jalan hidup, ia merasa tidak pernah pesimis dan takut kalau ia tidak bisa hidup dari melawak. Terkenal sebagai penjual angkring dalam "Obrolan Angkring" TVRI Yogyakarta ini mengaku bahwa lawak adalah pekerjaan yang tidak mudah.

SMKI merupakan tempat pertemuan pertama Wisben dengan teman-teman yang sama-sama menyukai lawak, grup lawak "Jeng-jeng Jus" milik Wisben dan temannya berhasil menjadi juara bertahan dalam lomba lawak di Sekaten. Selepas di SMKI ia tidak melanjutkan studinya karena lebih memilih untuk menekuni lawak, sejak itu ia terus melawak dan berkeliling Indonesia.

Walaupun diakui melawak itu tidak mudah, namun Wisben terus belajar dan menggali potensi yang ada di dalam dirinya agar terus bisa mengapresiasi kreativitasnya dan membuat orang lain tertawa. Buku-buku Pak Guno, kaset-kaset Basiyo dan belajar dari Junedi (alm) adalah satu bentuk usaha yang dilakukannya agar selalu bisa aktual dalam dunia lawak.

Suami dari Windi Puspasari ini pernah meraih juara pertama dalam Lomba Lawak Tunggal di Jakarta tahun 1998, juara pertama dalam Lomba Lawak Bagito Cup I, serta bersama dengan grup "Jeng-Jeng Jus" menjadi juara bertahan dalam Lomba Lawak Sekaten sampai dengan 1987.sumber

Bagi warga Jogja yang menyukai pentas komedi, kemungkinan besar akan mengenal seniman yang satu ini, Jonet. Namun tak perlu kecil hati jika Anda yang belum mengenalnya. Tinggal simak saja informasi menariknya di sini.

Nama aslinya Marsudi Wiyono, meski demikian pria kelahiran kota gudeg 03 Juni 1970 ini dikenal dengan nama Joned. Seorang seniman yang berhasil memerankan tokoh nyelelek dan penyakitan. Hal ini didukung dengan perawakannya kurus tinggi langsing lengkap dengan hiasan koyo di kedua sisi dahi. Melihat hal demikian, lengkap sudah tokoh nyelelek dan penyakitan ini melekat pada sosok seorang Joned di diri Marsudi, seorang seniman yang merangkap sebagai abdi negara itu. Ya, Marsudi Wiyono tercatat sebaga Staf PNS di Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Propinsi DIY.

Seniman yang pernah bergabung dalam acara Obrolan Angkring di salah satu televisi nasional ini kerap kali memainkan peran sok tahu yang cenderung menyebalkan. Namun demikian, sosok Joned inilah yang menjadi sosok sentral yang dinanti olah penggemaar setianya. Sebelum koyo menjadi salah satu pelengkap dalam setiap tampilannya di panggung komedi, pria berumur 44 tahun ini tercatat pernah beberapa kali mencoba berpenampilan beda, salah satunya penggunaan perban di tangan berikut kepala berbalut dengan sedikit efek darah merah.

Untuk memudahkan dikenal, akhirnya tempelan koyo di kedua sisi dahilah yang dipilih untuk menjadi pembeda karakternya dengan karakter beragam seniman lawak lainnya. Tak hanya itu, koyo ini juga dapat digunakan untuk membedakan ia dengan salah satu artis nasional terkenal Dude Herlino. Kenapa demikian? Ternyata selain dikenal dengan nama populer Joned, salah satu seniman kawakan Jogja ini juga dikenal dengan nama Joened Selalu Ceria, Jeoned Duda Ceria dan Joened Dudo Herlino. Meski demikian, pernah suatu ketika ia lupa memakai koyo. Ternyata semua semain, beserta tim produksi hingga penonton yang menyaksikan siaran secara live tidak menyadari hal ini.sumber