rembulanjinggaAvatar border
TS
rembulanjingga
Buyback Saham Untungkan Asing
IndonesianReview.com -- Langkah buyback saham-saham BUMN justru akan menguntungkan investor asing untuk keluar dari BEI. Karena, Mereka akan mendapatkan pembeli ketika mau menjual.

IHSG dalam perdagangan hari senin (23/8/15) ditutup di level 4.163 longsor 172 point atau hampir 4% dibandingkan hari sebelumnya. Penurunan IHSG seirama dengan turunnya bursa global. Terparah adalah bursa Shanghai terjerebab sampai 8.5%.

Senasib dengan IHSG rupiah semakin keok. Berdasarkan kurs Bloomberg, dolar AS sekarang diperdagangkan di Rp 14.049. Memang rupiah tidak keok sendirian, semua mata uang negara-negara ASEAN juga bertumbangan dibandingkan dengan dolar AS.

Ditengah kondisi IHSG sedang semaput seperti ini, pemerintah mengeluarkan pernyataan sudah menyiapkan dana sebesar Rp 10 triliun untuk akan melakukan buyback saham-saham BUMN. Pemerintah seakan-akan mau memberikan isyarat bahwa harga-harga saham BUMN sudah undervalue.

Harapan pemerintah adalah agar investor untuk menahan saham-saham BUMN atau mengikuti langkah pemerintah untuk membeli saham-saham BUMN. Apakah langkah tersebut akan efektif ?

Jawabanya jelas, buyback tidak akan efektif. Mau bukti ?, lihat saja langkah buyback pemerintah Cina sewaktu bursa Shanghai rontok bulan lalu. Untuk beberapa hari memang tampak berhasil, tapi akhirnya bursa Shanghai rontok juga. Saat krisis finasial tahun 2008, bursa saham global terkena tsunami. Untuk menenangkan investor pemerintah juga mengeluarkan jurus buyback. Hasilnya, harga saham tetap terpuruk.

Umumnya sebelum emiten melakukan langkah buyback mereka harus mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terlebih dahulu. Dalam RUPSLB akan ditentukan kisaran harga buyback. Setelah itu, jadwalnya akan ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tapi, melihat muramnya kondisi pasar OJK sampai mengeluarkan surat edaran untuk memperbolehkan emiten melakukan langkah buyback tampa melalui RUPSLB.

Langkah potong kompas OJK dalam kondisi bursa seperti ini bisa dipahami. Sayangnya, bersamaan dengan pengumuman langkah buyback pemerintah. Perusahaan efek kelas internasional, JP Morgan, mengeluarkan rekomendasi agar investor keluar dari Indonesia dengan menjual obligasi Indonesia dan rupiah.

Rekomendasi tersebut memang tidak menyebutkan agar investor asing untuk keluar dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Tapi, tentu saja secara tidak langsung, JP Morgan juga merekomendasikan investor asing untuk keluar dari BEI.

Bila rekomendasi JP Morgan diikuti oleh para investor asing, akan terjadi pertarungan antara pemerintah dan investor asing. Akibatnya, langkah buyback saham-saham BUMN justru akan menguntungkan investor asing untuk keluar dari BEI. Karena, mereka akan mendapatkan pembeli ketika mau menjual.

Nyali pemerintah akan diuji apakah berani melawan investor asing. Atau langkah buyback tersebut hanya sekedar ingin menenangkan bursa dari kekalutan ?. Kejadian krisis tahun 2008 membuktikan bahwa program buyback saham BUMN hanya dilaksanakan setengah hati. Pada saat itu, BUMN hanya merealisasikan sedikit dari alokasi dana buyback. Karena sebenarnya mereka sadar, tidak ada gunanya melawan pasar.

Menurut kami langkah buyback saham BUMN, hanyalah bualan pemerintah untuk menenangkan pasar. Investor asing tahu hal itu sehingga mereka akan tetap menjual saham . Sayangnya, masih banyak investor kecil percaya dengan bualan pemerintah tersebut.

http://indonesianreview.com/daniel-r...ntungkan-asing

[CENTER][/emoticon-Sundul Gan (S) CENTER]
[CENTER][/emoticon-Sundul Gan (S) CENTER]
[CENTER][/emoticon-Sundul Gan (S) CENTER]
0
1K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan