- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
CURHAT BUAT SAHABAT 3
TS
vidrock
CURHAT BUAT SAHABAT 3
Hlooo agan dan aganwati di " CURHAT BUAT SAHABAT PART 2" gwe udah ceritain kisah senja (DEMINA HAWA) yang akhirnya mengakui siapa sahabat yang selama ini dia cintai,.. ceritanya berakhir sedih, senja menyerah untuk memperjuangkan cintanya dan lebih memilih menjauh dari sahabat nya itu itu semua dia lakukan karena dia menyadari akan sesuatu hal yang tidak akan pernah dia miliki, yaitu sahabatnya " musa".
namun di akhir cerita musa merasa menyesal karena baru mengetahui perasaan senja terhadapnya selepas senja pergi
untuk melengkapi endingnya gw lanjutin ceita CURHAT BUAT SAHABAT 3, semoga agan dan aganwati senang ya
Quote:
Aku cari kamu dalam setiap malam dan bayang masa suram
Aku cari kamu dalam setiap langkah, dalam ragu yang membisu
Aku cari kamu dalam setiap ruang seperti
Aku yang menunggu kabar dari angin malam...
Aku cari kamu di setiap malam yang panjang
Aku cari kamu, dan ku temui kau tiada
Aku cari kamu di setiap bayang kau tersenyum
Aku cari kamu, dan ku temui kau telah berubah
Aku cari kamu dalam setiap jejak seperti
Aku yang menunggu kabar dari matahari.....
Aku cari kamu di setiap malam yang panjang
Aku cari kamu dan aku temui kau tiada
Aku cari kamu di setiap bayang kau tersenyum
Aku cari kamu dan ku temui kau berubah
Aku cari kamu dalam setiap langkah, dalam ragu yang membisu
Aku cari kamu dalam setiap ruang seperti
Aku yang menunggu kabar dari angin malam...
Aku cari kamu di setiap malam yang panjang
Aku cari kamu, dan ku temui kau tiada
Aku cari kamu di setiap bayang kau tersenyum
Aku cari kamu, dan ku temui kau telah berubah
Aku cari kamu dalam setiap jejak seperti
Aku yang menunggu kabar dari matahari.....
Aku cari kamu di setiap malam yang panjang
Aku cari kamu dan aku temui kau tiada
Aku cari kamu di setiap bayang kau tersenyum
Aku cari kamu dan ku temui kau berubah
Quote:
Percaya atau tidak aku telah menjadi saksi keraguan perasaan seorang laki-laki entah apa yang membuat dia malu untuk mengakui perasaannya sendiri, dia menutup rapat sekecil apapun celah dalam hatinya agar tak seorang pun bisa masuk, dan aku tahu mengapa, dia menunggu gadis itu pulang! Dia tak jujur akan hal itu namun aku mengetahuinya, dia masih merawat ruang kosong itu untuk bisa di huni kembali oleh gadis yang pernah ia kecewakan, mana mungkin gadis malang itu sudi untuk pulang jika dia masih saja begitu angkuh dengan kediamannya, aku sering mengatakan itu padanya, tapi kepalanya seperti membatu.
Dia adalah seorang laki-laki yang penuh semangat, orang yang selalu bisa merubah suasana menjadi penuh tawa, tapi itu dulu, sekarang dia lebih sering membisu, serius, dingin , kaku dan kesekian sifat aneh yang tiba-tiba ada dalam dirinya selepas dia kehilangan sahabatnya, tapi aku tahu, gadis itu bukan hanya sekedar sahabatnya, dan dia menyadari akan hal itu meskipun terlambat, kebodohannya hanya satu dia terlalu terperangkap dalam rasa bersalah dan penyesalan hingga ia sendiri tak mampu untuk mengakui bahwa ia merindukan gadis malang itu, aku bisa membaca lewat matanya bagai mana dia masih menyimpan jelas kenangan tentang gadis itu meskipun ini sudah bertahun-tahun lamanya.
“ ternyata masih menyimpan poto itu” ucap rara, musa amat terkejut dan menyelipkan kembali poto itu kedalam bukunya
“ kapan datang kenapa tidak mengetuk pintu dahulu” ucapnya dingin dan wajahnya masih di selimuti keterkejutan
“ hei gak usah terkejut gitu, dengan ada atau tidak adanya poto demi ditangan lu gwe udah tahu lu masih nunggu dia, mana ada laki-laki yang mau melajang segini lamanya kalau tanpa alasan”
“ siapa sosok yang lu ceritakan di siaran tadi malam?”
“ elu ‘ jawab rara sambil tersenyum tanpa dosa
“kenapa masih membahas itu sih ra, ini sudah betahun-tahun lamanya gwe akui gwe masih berharap dia kembali puas? ”
“hanya berharap dan tak berani mencari , masih pengecut”
“ entah apa itu sebutannya, gwe hanya bingung apa yang akan gwe katakan padanya”
“ sederhana saja , hanya katakan lu cinta dia”
“ tak semudah itu nyonya” cetus musa sambil melempar gulungan kertas ke arah rara
“hah ini sudah 5 tahun lamanya dan lu selalu bilang tidak mudah”
“ sudah lah jangan di bahas lagi, hei terimakasih sudah datang, gwe butuh banyak bantuan lu, bulan-bulan ini banyak sekali orang yang menikah dan memerlukan jasa wedding organizer kita, sepertinya kita harus ekstra kerja keras untuk membuatnya menjadi sempurna”
Musa menghentikan ucapannya ketika melihat rara tertawa
“ kenapa tertawa” tanya nya kesal
“ lucu boss, begitu banyak pasangan yang acara pernikahannya lu buat sempurna termasuk pernikahan gwe, tapi kapan lu bikin acara yang sempurna buat pernikahan lu sendiri”
“ ya tuhan kenapa hari ini lu begitu cerewet ra” ucap musa masih dengan wajah kesalnya
“ mungkin bawaan bayi ini’ ucap rara sambil mengelus-elus perut gendutnya sengaja agar membuat musa iri
“ hari ini kita akan bertemu klien, dia sahabat suami lu’
“ oh yuda, terus bagaimana dengan konsep yang kita tawarkan ke dia”
“ dia setuju, mulai dari gedung, undangan, konsep acara, katering, semua sudah diatur”
Baru saja musa selesai bicara tiba-tiba terdengar ketukan pintu, rara pun beranjak membukanya dan yuda telah berdiri di hadapan rara dengan seseorang yang sangat dia kenal lama.
“ sory gwe datang terlambat ‘ ucap yuda
“ siapa ra” tanya musa sambil menghampiri rara
Musa amat terkejut luar biasa, bukan terkejut karena kedatangan yuda, tapi karena seseorang yang kini berdiri di samping yuda, waktu seakan berhenti seketika dan mereka berdua bertatapan cukup lama, ingin rasanya musa menarik perempuan di samping yuda ke dalam pelukannya, namun firasat buruk datang seketika, saat yuda merangkul perempuan itu mesra, dan perempuan itu menundukan wajahnya sambil diam-diam menyeka air mata yang menetes di wajahnya, sepertinya mimpi buruk telah tiba, dan mungkin musa tak akan bisa lagi melarikan diri dari mimpi buruk itu, ketika yuda mengenalkan wanita di sampingnya sebagai calon istrinya.
Calon istri kliennya adalah demina hawa sahabat lama yang selama ini ia tunggu kepulangannya, harusnya musa merasakan bahagia tapi tidak kenyataannya, dia merasakan pedih ketika harus menyadari bahwa hatinya memang masih mencintai demina dan sekarang dia harus sadar bahwa dia akan benar-benar kehilangan gadis itu, dia merasakan tuhan telah memberikan nya hukuman, bagai mana bisa dia sanggup melibatkan dirinya sendiri dalam pernikahan orang yang ia cintai.
“ sorry gwe gak tahu kalo calon istri yuda itu adalah demi, lu bisa batalkan semuanya, katakan saja pada yuda kalo kita tidak bisa jadi wedding organizernya, kalo lu gak bisa biar gwe yang akan bilang sendri ke yuda”
“ tidak usah, ini pekerjaan kita”
“ musa tapi ini gak baik buat loe, gwe kira kalian berdua perlu bicara”
"tidak ada yang perlu di bicarakan” ucap musa dingin
“ tapi setidaknya kalian pernah menjadi sahabat, demi pernah menyukai lu dan sampai sekarang lu masih menyukainya, ada sesuatu yang belum terselesaikan antara kalian”
“kenyataannya dia akan menikah dan dia terlihat bahagia, gwe harus pulang dulu gwe titip kantor ya” ucap musa sambil beranjak pergi, rara menatap kepergian musa, kenyataan ini pasti akan kembali membuat musa hancur.
Keinginan musa untuk bisa bertemu dengan demina mengalahkan rasa sakit hatinya, sore itu mereka duduk berdua di tempat dahulu mereka sering menghabiskan waktu untuk saling bertukar cerita.
“ semua nya tidak ada yang berubah ya, masih sama” ucap demi memecahkan keheningan
“ bagaimana keadaan mu?” tanya musa sambil memberanikan diri menatap demina
“ seperti yang kamu lihat”
“ calon pengantin yang amat bahagia” cetus musa
“ dan kamu calon ayah yang amat bahagia”
“ maksud kamu?”
“ aku melihat rara telah hamil, aku senang melihatnya dulu aku pernah jadi saksi bagaimana kamu menyukainya dan bagaimana kamu mengejarnya”
“ rara tidak hamil anak aku dan aku tidak menikah dengan rara”
Demina terkejut dan menatap wajah musa lekat,..
“ aku minta maaf’ ucap demina
“ kamu pikir aku bisa menikah dengan orang lain sedangkan aku masih menunggu kamu untuk pulang, aku hanya berpikir aku ini rumah mu kemanapun kamu pergi kamu akan kembali kerumahmu, selama ini rumah itu masih kosong menunggu penghuninya pulang, dan hari ini kamu pulang, kamu kembali ke rumahmu, namun esok atau lusa aku menyadari rumah ini akan kosong kembali karena kamu telah menemukan rumah baru untuk menetap, kamu akan nyaman disana dan dia akan menjaga dan melindungimu”
“ rumah kosong itu akan segera mendapatkan penghuni baru, dan kamu tak akan kesepian lagi’ ucap demina sambil terisak
“ tak semudah itu, karena rumah ini terlalu lama kosong”
Isak tangis demina membuncah memenuhi dinding-dinding pertemuan mereka musa membeku ini adalah suatu pertemuan yang sangat dia benci, mampukah dia meraih tangan demina dan membawanya lari jauh dari kenyataan yang sebentar lagi akan memisahkan mereka.
Musa menggenggam tangan demina, wajahnya tertunduk dan tangisnya meledak begitu saja.
“aku minta maaf demi...minta maaf, maaf karena selama ini membiarkan mu begitu menderita, aku minta maaf karena tidak mencarimu sehingga kamu harus bersama dia sekarang, aku mencintaimu, selama ini aku terlalu takut mengakui perasaan ku sendiri, aku hanya mampu menunggumu disini aku tak berani mencarimu, aku sangat mencintaimu demi, dan rasanya amat menyakitkan mengetahui semua ini, aku minta maaf jangan hukum aku seperti ini aku mohon kembalilah ....” kata-kata itu terlepas begitu saja dari mulut musa, ia tak bisa lagi mengontrol dirinya, ia terus menangis sambil tertunduk dan menggenggam erat tangan demina, gerimis di kedua mata mereka mengalir deras saat menyadari untuk ke dua kalinya waktu tak memihak pada mereka, waktu seakan tak ingin mereka bersama dan kini waktu pula yang akan memisahkan mereka.
“ selama ini aku menunggumu untuk mencariku, aku berharap kamu mencariku tapi kamu tetap tidak datang, hingga dia datang kehadapanku, menemani waktuku di saat menunggumu, dia yang dengan sabar ada di sampingku saat pikiranku masih mencarimu, dia yang menggenggam tanganku saat aku hampir jatuh ketika berusaha meninggalkanmu, dia orang yang mampu memberikan cinta di saat aku telah meninggalkan cintaku, butuh waktu yang lama untuk aku bisa melihat dia seutuhnya, untuk aku bisa menerimanya namun dia selalu tersenyum dan mengatakkan tak mengapa, dia orang yang mengganggap aku ada di saat aku merasa tak di anggap ada oleh mu dia yang memberikan tempat untuk aku berlindung di saat aku melarikan diri dari kenangan akan dirimu, waktu tidak ingin kita bersama, aku tidak bisa apa-apa aku pernah berjanji kapan pun kita bertemu aku akan tetap menjadi sahabatmu, jadi jangan seperti ini karena aku dengan siapapun kita pada akhirnya tapi aku tak akan pernah lupa pernah mencintaimu begitu besarnya” ucap demina sambil terisak, tangannya dengan lembut mengusap bahu musa
Dan kenyataan mengunci mereka di tempat masing-masing, tak ada yang berani beranjak dari kenyataan, ini memang menyakitkan menyadari bahwa mereka telah di kalahkan oleh waktu, tidak akan ada yang berubah, dan tidak akan ada yang berani merubahnya.
Dia adalah seorang laki-laki yang penuh semangat, orang yang selalu bisa merubah suasana menjadi penuh tawa, tapi itu dulu, sekarang dia lebih sering membisu, serius, dingin , kaku dan kesekian sifat aneh yang tiba-tiba ada dalam dirinya selepas dia kehilangan sahabatnya, tapi aku tahu, gadis itu bukan hanya sekedar sahabatnya, dan dia menyadari akan hal itu meskipun terlambat, kebodohannya hanya satu dia terlalu terperangkap dalam rasa bersalah dan penyesalan hingga ia sendiri tak mampu untuk mengakui bahwa ia merindukan gadis malang itu, aku bisa membaca lewat matanya bagai mana dia masih menyimpan jelas kenangan tentang gadis itu meskipun ini sudah bertahun-tahun lamanya.
“ ternyata masih menyimpan poto itu” ucap rara, musa amat terkejut dan menyelipkan kembali poto itu kedalam bukunya
“ kapan datang kenapa tidak mengetuk pintu dahulu” ucapnya dingin dan wajahnya masih di selimuti keterkejutan
“ hei gak usah terkejut gitu, dengan ada atau tidak adanya poto demi ditangan lu gwe udah tahu lu masih nunggu dia, mana ada laki-laki yang mau melajang segini lamanya kalau tanpa alasan”
“ siapa sosok yang lu ceritakan di siaran tadi malam?”
“ elu ‘ jawab rara sambil tersenyum tanpa dosa
“kenapa masih membahas itu sih ra, ini sudah betahun-tahun lamanya gwe akui gwe masih berharap dia kembali puas? ”
“hanya berharap dan tak berani mencari , masih pengecut”
“ entah apa itu sebutannya, gwe hanya bingung apa yang akan gwe katakan padanya”
“ sederhana saja , hanya katakan lu cinta dia”
“ tak semudah itu nyonya” cetus musa sambil melempar gulungan kertas ke arah rara
“hah ini sudah 5 tahun lamanya dan lu selalu bilang tidak mudah”
“ sudah lah jangan di bahas lagi, hei terimakasih sudah datang, gwe butuh banyak bantuan lu, bulan-bulan ini banyak sekali orang yang menikah dan memerlukan jasa wedding organizer kita, sepertinya kita harus ekstra kerja keras untuk membuatnya menjadi sempurna”
Musa menghentikan ucapannya ketika melihat rara tertawa
“ kenapa tertawa” tanya nya kesal
“ lucu boss, begitu banyak pasangan yang acara pernikahannya lu buat sempurna termasuk pernikahan gwe, tapi kapan lu bikin acara yang sempurna buat pernikahan lu sendiri”
“ ya tuhan kenapa hari ini lu begitu cerewet ra” ucap musa masih dengan wajah kesalnya
“ mungkin bawaan bayi ini’ ucap rara sambil mengelus-elus perut gendutnya sengaja agar membuat musa iri
“ hari ini kita akan bertemu klien, dia sahabat suami lu’
“ oh yuda, terus bagaimana dengan konsep yang kita tawarkan ke dia”
“ dia setuju, mulai dari gedung, undangan, konsep acara, katering, semua sudah diatur”
Baru saja musa selesai bicara tiba-tiba terdengar ketukan pintu, rara pun beranjak membukanya dan yuda telah berdiri di hadapan rara dengan seseorang yang sangat dia kenal lama.
“ sory gwe datang terlambat ‘ ucap yuda
“ siapa ra” tanya musa sambil menghampiri rara
Musa amat terkejut luar biasa, bukan terkejut karena kedatangan yuda, tapi karena seseorang yang kini berdiri di samping yuda, waktu seakan berhenti seketika dan mereka berdua bertatapan cukup lama, ingin rasanya musa menarik perempuan di samping yuda ke dalam pelukannya, namun firasat buruk datang seketika, saat yuda merangkul perempuan itu mesra, dan perempuan itu menundukan wajahnya sambil diam-diam menyeka air mata yang menetes di wajahnya, sepertinya mimpi buruk telah tiba, dan mungkin musa tak akan bisa lagi melarikan diri dari mimpi buruk itu, ketika yuda mengenalkan wanita di sampingnya sebagai calon istrinya.
Calon istri kliennya adalah demina hawa sahabat lama yang selama ini ia tunggu kepulangannya, harusnya musa merasakan bahagia tapi tidak kenyataannya, dia merasakan pedih ketika harus menyadari bahwa hatinya memang masih mencintai demina dan sekarang dia harus sadar bahwa dia akan benar-benar kehilangan gadis itu, dia merasakan tuhan telah memberikan nya hukuman, bagai mana bisa dia sanggup melibatkan dirinya sendiri dalam pernikahan orang yang ia cintai.
“ sorry gwe gak tahu kalo calon istri yuda itu adalah demi, lu bisa batalkan semuanya, katakan saja pada yuda kalo kita tidak bisa jadi wedding organizernya, kalo lu gak bisa biar gwe yang akan bilang sendri ke yuda”
“ tidak usah, ini pekerjaan kita”
“ musa tapi ini gak baik buat loe, gwe kira kalian berdua perlu bicara”
"tidak ada yang perlu di bicarakan” ucap musa dingin
“ tapi setidaknya kalian pernah menjadi sahabat, demi pernah menyukai lu dan sampai sekarang lu masih menyukainya, ada sesuatu yang belum terselesaikan antara kalian”
“kenyataannya dia akan menikah dan dia terlihat bahagia, gwe harus pulang dulu gwe titip kantor ya” ucap musa sambil beranjak pergi, rara menatap kepergian musa, kenyataan ini pasti akan kembali membuat musa hancur.
Keinginan musa untuk bisa bertemu dengan demina mengalahkan rasa sakit hatinya, sore itu mereka duduk berdua di tempat dahulu mereka sering menghabiskan waktu untuk saling bertukar cerita.
“ semua nya tidak ada yang berubah ya, masih sama” ucap demi memecahkan keheningan
“ bagaimana keadaan mu?” tanya musa sambil memberanikan diri menatap demina
“ seperti yang kamu lihat”
“ calon pengantin yang amat bahagia” cetus musa
“ dan kamu calon ayah yang amat bahagia”
“ maksud kamu?”
“ aku melihat rara telah hamil, aku senang melihatnya dulu aku pernah jadi saksi bagaimana kamu menyukainya dan bagaimana kamu mengejarnya”
“ rara tidak hamil anak aku dan aku tidak menikah dengan rara”
Demina terkejut dan menatap wajah musa lekat,..
“ aku minta maaf’ ucap demina
“ kamu pikir aku bisa menikah dengan orang lain sedangkan aku masih menunggu kamu untuk pulang, aku hanya berpikir aku ini rumah mu kemanapun kamu pergi kamu akan kembali kerumahmu, selama ini rumah itu masih kosong menunggu penghuninya pulang, dan hari ini kamu pulang, kamu kembali ke rumahmu, namun esok atau lusa aku menyadari rumah ini akan kosong kembali karena kamu telah menemukan rumah baru untuk menetap, kamu akan nyaman disana dan dia akan menjaga dan melindungimu”
“ rumah kosong itu akan segera mendapatkan penghuni baru, dan kamu tak akan kesepian lagi’ ucap demina sambil terisak
“ tak semudah itu, karena rumah ini terlalu lama kosong”
Isak tangis demina membuncah memenuhi dinding-dinding pertemuan mereka musa membeku ini adalah suatu pertemuan yang sangat dia benci, mampukah dia meraih tangan demina dan membawanya lari jauh dari kenyataan yang sebentar lagi akan memisahkan mereka.
Musa menggenggam tangan demina, wajahnya tertunduk dan tangisnya meledak begitu saja.
“aku minta maaf demi...minta maaf, maaf karena selama ini membiarkan mu begitu menderita, aku minta maaf karena tidak mencarimu sehingga kamu harus bersama dia sekarang, aku mencintaimu, selama ini aku terlalu takut mengakui perasaan ku sendiri, aku hanya mampu menunggumu disini aku tak berani mencarimu, aku sangat mencintaimu demi, dan rasanya amat menyakitkan mengetahui semua ini, aku minta maaf jangan hukum aku seperti ini aku mohon kembalilah ....” kata-kata itu terlepas begitu saja dari mulut musa, ia tak bisa lagi mengontrol dirinya, ia terus menangis sambil tertunduk dan menggenggam erat tangan demina, gerimis di kedua mata mereka mengalir deras saat menyadari untuk ke dua kalinya waktu tak memihak pada mereka, waktu seakan tak ingin mereka bersama dan kini waktu pula yang akan memisahkan mereka.
“ selama ini aku menunggumu untuk mencariku, aku berharap kamu mencariku tapi kamu tetap tidak datang, hingga dia datang kehadapanku, menemani waktuku di saat menunggumu, dia yang dengan sabar ada di sampingku saat pikiranku masih mencarimu, dia yang menggenggam tanganku saat aku hampir jatuh ketika berusaha meninggalkanmu, dia orang yang mampu memberikan cinta di saat aku telah meninggalkan cintaku, butuh waktu yang lama untuk aku bisa melihat dia seutuhnya, untuk aku bisa menerimanya namun dia selalu tersenyum dan mengatakkan tak mengapa, dia orang yang mengganggap aku ada di saat aku merasa tak di anggap ada oleh mu dia yang memberikan tempat untuk aku berlindung di saat aku melarikan diri dari kenangan akan dirimu, waktu tidak ingin kita bersama, aku tidak bisa apa-apa aku pernah berjanji kapan pun kita bertemu aku akan tetap menjadi sahabatmu, jadi jangan seperti ini karena aku dengan siapapun kita pada akhirnya tapi aku tak akan pernah lupa pernah mencintaimu begitu besarnya” ucap demina sambil terisak, tangannya dengan lembut mengusap bahu musa
Dan kenyataan mengunci mereka di tempat masing-masing, tak ada yang berani beranjak dari kenyataan, ini memang menyakitkan menyadari bahwa mereka telah di kalahkan oleh waktu, tidak akan ada yang berubah, dan tidak akan ada yang berani merubahnya.
Quote:
karena waktu tak ingin kita bersama
Walaupun waktu tak menjelaskan mengapa
Semoga waktu kan ijinkan ku untuk miliki
Cinta kita dilain waktu...
Ingin hati mencoba berlari menjauh dari nyata
yang menjauhkan kau dan aku
Kusadari semua tak semudah bila kita satu
bila kau dan aku tiada berbeda
Tiada tempat untukku bertanya
tak mengerti ku harus kemana
Apabila memang telah tiada jalan untuk bersama
kan kurelakan kisah kita tak berakhir indah
mengapa awal yang indah cerita kita
tak mampu pertahankan tuk selamanya
meskipun kau dan aku tak dapat menyatu
percayalah. kekasihku. hatiku milikmu.
Walaupun waktu tak menjelaskan mengapa
Semoga waktu kan ijinkan ku untuk miliki
Cinta kita dilain waktu...
Ingin hati mencoba berlari menjauh dari nyata
yang menjauhkan kau dan aku
Kusadari semua tak semudah bila kita satu
bila kau dan aku tiada berbeda
Tiada tempat untukku bertanya
tak mengerti ku harus kemana
Apabila memang telah tiada jalan untuk bersama
kan kurelakan kisah kita tak berakhir indah
mengapa awal yang indah cerita kita
tak mampu pertahankan tuk selamanya
meskipun kau dan aku tak dapat menyatu
percayalah. kekasihku. hatiku milikmu.
Quote:
Dan hari itu telah tiba, hari dimana musa harus siap melepas semuanya dia pasrah untuk kembali merasakan kehilangan, namun kali ini untuk selamanya, air mata sudah tak mampu lagi menggambarkan rasa perih yang ia rasakan ketika melihat demina bersanding dengan laki-laki lain di pelamina, itu tak semudah perkiraan nya, tak semudah ketika dia membuat acara pernikahan itu berjalan indah dan sempurna, semua yang datang nampak bahagia namun mereka tak pernah mengira ada hati yang telah terluka, ini kenyataan jika cinta, waktu dan tuhan sudah tak memihak mereka untuk bisa bersama.
“ lu baik-baik aja” tanya rara sambil mengusap bahu musa
“ ia, lihatlah dia terlihat amat cantik dan bahagia bodohnya gwe selama ini tak mendengarkan kata lu untuk mencarinya dan mengatakan yang sejujurnya, kini dia telah dimiliki orang lain, sudah tak layak rasanya jika gwe masih mengharap dia pulang, sekuat apapun gwe berusaha, memohon dan meminta, itu akan sia-sia karena sekarang sudah terlambat dia tidak akan pernah datang sebagai demina hawa yang dulu lagi, gwe sudah kalah”
“ setidaknya lu sudah memberikan kado yang sangat luar biasa, lihat lah pernikahan ini sangat indah dan sempurna itu karena elu, karena hati lu yang bijaksana, sakit hati itu manusiawi sekarang lu hanya perlu belajar ikhlas, dia akan bahagia jadi sekarang sudah waktunya lu bahagia”
Musa hanya terdiam, tanpa di sadari demina menatap kearahnya dan mata mereka bertatapan cukup lama, seakan-akan berkata kita harus berusaha bahagia meskipun kita tidak menjadi “kita”
“ lu baik-baik aja” tanya rara sambil mengusap bahu musa
“ ia, lihatlah dia terlihat amat cantik dan bahagia bodohnya gwe selama ini tak mendengarkan kata lu untuk mencarinya dan mengatakan yang sejujurnya, kini dia telah dimiliki orang lain, sudah tak layak rasanya jika gwe masih mengharap dia pulang, sekuat apapun gwe berusaha, memohon dan meminta, itu akan sia-sia karena sekarang sudah terlambat dia tidak akan pernah datang sebagai demina hawa yang dulu lagi, gwe sudah kalah”
“ setidaknya lu sudah memberikan kado yang sangat luar biasa, lihat lah pernikahan ini sangat indah dan sempurna itu karena elu, karena hati lu yang bijaksana, sakit hati itu manusiawi sekarang lu hanya perlu belajar ikhlas, dia akan bahagia jadi sekarang sudah waktunya lu bahagia”
Musa hanya terdiam, tanpa di sadari demina menatap kearahnya dan mata mereka bertatapan cukup lama, seakan-akan berkata kita harus berusaha bahagia meskipun kita tidak menjadi “kita”
Quote:
angkasa tanpa pesan
Merengkuh semakin dalam
Berselimut debu waktu Ku menanti cemas
Kau datang dengan sederhana
Satu bintang di langit kelam
Sinarmu rimba pesona dan aku tahu aku tlah tersesat
Ku kejar kau tak kan bertepi
Menggapaimu tak akan bersambut
Sendiri membendung rasa ini sementara kau membeku
Khayalku terbuai jauh
pelita kecilmu mengalir pelan dan aku terbenam
Redup kilaumu tak mengarah jadilah diriku selatan
Namun tak kau sadari hingga kini dan nanti
Satu bintang di langit kelam
Merengkuh semakin dalam
Berselimut debu waktu Ku menanti cemas
Kau datang dengan sederhana
Satu bintang di langit kelam
Sinarmu rimba pesona dan aku tahu aku tlah tersesat
Ku kejar kau tak kan bertepi
Menggapaimu tak akan bersambut
Sendiri membendung rasa ini sementara kau membeku
Khayalku terbuai jauh
pelita kecilmu mengalir pelan dan aku terbenam
Redup kilaumu tak mengarah jadilah diriku selatan
Namun tak kau sadari hingga kini dan nanti
Satu bintang di langit kelam
Quote:
Diubah oleh vidrock 18-08-2015 07:42
anasabila memberi reputasi
1
1.1K
Kutip
0
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan