ammoniumAvatar border
TS
ammonium
Harta Sang Eyang sampai Sang Cucu

Kekayaan yang dimiliki keluarga Soeharto diperkirakan mencapai 40 milyar dollar AS. Jumlahnya tertanam dalam berbagai kegiatan usaha dari bidang kecil hingga besar.

Siapa orang terkaya di dunia saat ini? Banyak yang menyebut nama Bill Gates, pemilik perusahaan perangkat lunak komputer Microsoft. Atau Sultan Bolkiah dari Brunei. Majalah Forbes edisi Juli tahun lalu, memberitakan bahwa Raja Brunei memiliki kekayaan dengan jumlah 38 milyar dollar AS. Sedangkan Bill Gates memiliki kekayaan sebanyak 36,4 milyar dollar AS.
Dan bekas Presiden Soeharto tercatat sebagai salah satu orang terkaya di dunia dengan jumlah kekayaan 16 milyar dollar AS. Kalau data yang disampaikan majalah terbitan Inggris itu benar, maka Soeharto merupakan orang terkaya nomor tiga di Asia setelah Raja Fahd dari Arab Saudi dengan total kekayaan 20 milyar dollar AS, dan Sultan Bolkiah.

Bahkan, pengamat ekonomi Laksamana Sukardi menyebutkan jumlah kekayaan keluarga Soeharto melebihi angka yang disampaikan Majalah Forbes. "Saya mendapat informasi resmi dari AS yang menyebutkan kekayaan Soeharto mencapai 40 milyar dollar AS," ujarnya. Kalau angka yang disampaikan mantan bankir terkenal itu benar, tak pelak lagi bahwa Soeharto-lah orang terkaya di dunia.

Maklum saja, selama 31 tahun menjabat sebagai presiden, Pak Harto membentuk banyak yayasan. Dan yayasan tersebut memegang saham di berbagai perusahaan yang sifatnya bisnis murni. Sebut saja Yayasan Supersemar, Dakab atau Dharmais, yang diketuai langsung oleh Soeharto, punya andil saham di Bank Duta atau Bank Bukopin, perusahaan besar mie dan semen (PT Indofood Sukses Makmur dan PT Indosemen Tunggal Prakarsa), serta media (Majalah Gatra). Yang pasti, semua yayasan tersebut berlindung di balik kegiatan sosial. Dan sudah pasti yayasan yang bergerak di bidang sosial tidak terjangkau sebagai wajib pajak.

Itu baru yayasan yang diketuai oleh Sang Bapak. Belum lagi puluhan yayasan yang diurus oleh putra-putri yang juga memiliki perusahaan dalam jumlah banyak. Tak heran kalau untuk mengidentifikasi sektor apa saja yang dikuasai oleh keluarga Soeharto, bisa membuat pusing tujuh keliling. Bagaimana tidak, hampir semua sektor usaha dikuasai mulai dari bapak, putra-putri, cucu, hingga kerabat dekatnya.

Siti Hardijanti Rukmana

Putri tertua Siti Hardijanti Rukmana, atau yang biasa disapa Mbak Tutut, diperkirakan memiliki jumlah kekayaan mencapai Rp 4,5 trilyun. Dengan bendera PT Citra Lamtoro Gung Persada, PT Citra Agratama Persada, dan PT Tridan Satria Putra Indonesia, bekas Menteri Sosial pada kabinet lalu, menguasai berbagai sektor usaha. Sebut saja proyek jalan tol layang Cawang-Tanjungpriok dan Pondok Pinang-Kampung Rambutan, yang berlokasi di Jakarta, merupakan salah satu proyeknya.

Tak hanya itu, semula Mbak Tutut juga berencana menggarap proyek jalan susun tiga atau yang dikenal dengan triple decker yang menghubungkan Blok M dengan pusat kota. Entah bagaimana ceritanya hingga saat ini proyek senilai tiga trilyun rupiah itu belum juga dikerjakan. Gubernur Sutiyoso akan meninjau kembali proyek tersebut.

Di bidang perbankan, Si Mbak punya andil saham sebanyak 14 persen di bank swasta terbesar Bank Central Asia (BCA) yang sempat di-rush oleh nasabahnya. Tak hanya di BCA, wanita berusia 49 tahun ini juga punya saham di Bank Namura dan asuransi -- sebuah sumber mengatakan pekan lalu si Mbak mengambil Rp 100 milyar di bank itu. Di bidang perkebunan, ia menguasai lahan perkebunan kelapa sawit dengan jumlah ribuan hektar. Tak hanya itu, untuk bisnis informasi ia memiliki stasiun televisi swasta TPI, radio, dan tabloid Wanita Indonesia.

Sedangkan di sektor kelistrikan, ia menggarap pembangkit listrik bertenaga batubara Tanjung Jati B dan C di Jawa Tengah. Sedangkan di luar Jawa, ia punya pembangkit listrik bertenaga gas Sengkang di Sulawesi Selatan, yang telah dijual kepada PLN sejak September 1997.

Sigit Harjojudanto

Sedangkan Sigit Harjojudanto, putra pertama Soeharto, diperkirakan memiliki kekayaan mencapai Rp 4,5 trilyun. Diperkirakan ia memiliki lebih dari 40 perusahaan. Dengan bendera Grup Arseto, gerak usahanya merambah bidang perkebunan, kimia, pertambangan, hotel, dan penerbangan. Ketika muncul kasus emas Busang, Sigit digandeng Bre-X Mineral sebagai konsultan lewat PT Panutan miliknya. Sementara, Mbak Tutut digandeng oleh Barrick Gold Corp lawan Bre-X dalam perebutan Busang. Belakangan diketahui kandungan Busang tidak seperti yang dilaporkan Bre-X.

Masih dengan bendera Panutan, putra Soeharto berusia 46 tahun ini juga mengusai perdagangan bahan bakar premix bersama adiknya, Hutomo Mandala Putra. Sedangkan di sektor perbankan ia merupakan salah satu pemilik saham Bank BCA, Bank Tugu dan Bank Utama. Sigit juga tercatat sebagai pemilik Nusamba, sebuah grup usaha, bersama Bob Hasan.

Bambang Trihatmodjo

Diperkirakan di antara putra-putri Soeharto, Bambang-lah yang terkaya. Dengan holding company PT Bimantara Citra dan PT Asri Land, diperkirakan jumlah asetnya mencapai Rp 21,8 trilyun. Seperti saudaranya yang lain, kegiatan usaha bisnisnya merambah dari hulu hingga hilir. Mulai perkebunan, konstruksi, listrik, kimia, transportasi, hingga keuangan.

Di bidang keuangan, Bank Andromeda miliknya merupakan salah satu bank yang dilikuidasi oleh pemerintah. Namun, tak lama kemudian Bambang mengakuisisi Bank Alfa untuk menggantikan banknya yang ditutup. Di bidang otomotif, bersama perusahaan Korea Selatan Hyundai Corp., ia meluncurkan sedan dengan merek Bimantara. Sedangkan di bidang media, anak ketiga Soeharto berusia 44 tahun ini merupakan pelopor televisi swasta pertama di Indonesia dengan stasiun televisi RCTI dan SCTV.

Untuk bidang kelistrikan, suami Siti Halimah yang Ketua GNOTA itu, punya proyek listrik Paiton II di Jawa Timur. Namun, bisnis usahanya di bidang pengapalan minyak mulai diusik-usik banyak kalangan. Sejak belasan tahun dengan perusahaan Permindo Trading Oil, Bambang menyewakan tanker kepada Pertamina untuk membawa minyak ke dalam dan luar negeri. Atas jasanya itu, konon perusahan milik negara tadi harus mengeluarkan fee sebanyak 10-20 sen dollar AS per barelnya. Masih di bidang perminyakan, akhir tahun lalu ia berencana membangun kilang penyulingan minyak di Jawa Timur. Lima puluh persen hasilnya dijual kepada Pertamina dan sisanya dipasarkan sendiri. Namun, kabarnya proyek itu hingga kini belum berjalan.

Di bidang kimia, bersama pengusaha hutan Prajogo Pangestu, Bambang membangun megaproyek Chandra Asri. Semula proyek tersebut tidak bisa jalan lantaran besarnya pinjaman melebihi jumlah yang ditetapkan tim pinjaman komersial luar negeri (PKLN). Namun, dengan mengubah status dari PMDN menjadi PMA, akhirnya proyek industri kimia yang mendapat fasilitasi proteksi hingga 40 persen itu dapat diteruskan.

Siti Hediati Prabowo

Putri kedua Soeharto berusia 38 tahun ini terbilang agak terlambat terjun ke dunia bisnis dibandingkan saudaranya yang lain. Namun, meskipun baru, jumlah kekayaan Titiek mencapai Rp 1 trilyun. Dengan bendera Grup Datam/ Maharani, isteri mantan Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto ini merambah bisnis hutan, kimia, keuangan dan investasi, listrik, dan transportasi.

Di sektor kelistrikan, ia menggarap proyek listrik Tanjung Jati A. Sedangkan di bidang keuangan, Titiek merupakan salah seorang pemegang saham Bank Universal, Bank Industri (dilikuidasi bersama 12 bank lainnya), dan Bank Putera. Perusahaan sekuritas PT Penthasena Arthasentosa merupakan salah satu mesin uangnya yang paling produktif.

Hutomo Mandala Putra

Putra ketiga Soeharto dalam dua tahun belakangan ini menjadi berita di semua media massa. Ini lantaran proyek mobil nasionalnya yang mendapat fasiltas khusus dari pemerintah dinilai kontroversial. Tengok saja, dengan bekal Inpres Nomor 2 Tahun 1996, Tommy ditunjuk sebagai pelopor pengembangan mobil nasional melalui PT Timor Putra Nasional miliknya. Atas penunjukan itu ia mendapat fasilitas bebas pajak bea masuk dan barang mewah. Pada pertengahan tahun 1996, mobil Timor buatan KIA Motor Corp Korea Selatan mulai masuk ke Indonesia. Banyak kalangan menilai bahwa Timor tidak pas dicap sebagai mobil nasional. Sebab, pabriknya saja belum jadi, tapi mobilnya sudah ada.

Sebelumnya, pembalap mobil berusia 37 tahun ini juga menjadi berita karena kegiatan bisnisnya melalui Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC). Melalui badan itu, Tommy memonopoli perdagangan dan pendistribusian cengkeh dari petani ke pabrik rokok. Tak ayal, berdirinya BPPC membuat banyak petani bangkrut lantaran persedian cengkeh yang menumpuk. Bahkan untuk membeli cengkeh dari petani, ia mendapatkan suntikan dana dengan bunga super murah melalui KLBI sebanyak Rp 800 milyar. Kini kedua usaha menguntungkan itu sudah dibubarkan. IMF melalui kesepakatan letter of intent memaksa pemerintah untuk mencabut dan membubarkan dua jenis usaha milik Tommy itu.

Hamparan gerak usaha bisnis Tommy berkibar dengan bendera Grup Humpuss. Terbentang mulai sektor transportasi, perdagangan, konstruksi, properti, keuangan, dan otomotif. Dengan nilai kekayaan mencapai Rp 5 trilyun, diperkirakan ia memiliki 50 perusahaan. Penyumbang terbesar pendapatan grupnya adalah bidang perdagangan (Humpuss Trading) dan transportasi (Humpuss Intermoda).

Kini setelah sang Ayah lengser, beberapa kegiatan usahanya mulai dintinjau kembali. Salah satunya, perusahaan transportasi pengapalan minyak Perta Oil Marketing Ltd. dan Humpuss Intermoda, kontraknya bakal ditinjau oleh Pertamina. Sedangkan perusahaan penerbangan Sempati, kini sudah tidak beroperasi lagi lantaran bangkrut.

Siti Hutami Endang Adiningsih

Pengalamannya dalam dunia bisnis masih tergolong sebagai pemain baru. Kalau saja ayahnya masih menjabat sebagai presiden, mungkin proyek reklamasi Pantai Utara Jakarta bakal menjadi proyek terbesarnya. Namun, Pemda DKI Jakarta, tampaknya mengambil kebijakan lain. Rencananya, proyek pengurukan pantai seluas 325 hektar bakal ditinjau kembali.

Dengan Grup Manggala Kridha Yudha, putri bungsu Soeharto berusia 34 tahun ini memiliki bidang usaha perkebunan, transportasi, pergudangan, dan pariwisata. Kegiatan usahanya yang cukup dikenal adalah pengelolaan Taman Buah Mekarsari seluas tiga ribu hektar di Cileungsi, Bogor. Namun, diperkirakan jumlah kekayaan insinyur pertanian tamatan IPB ini mencapai lebih dari Rp 100 milyar.

Ari Harjo Wibowo

Biasa disapa dengan panggilan Ari Sigit. Cucu pertama Soeharto ini, meski berusia 21 tahun, sudah menjadi pengusaha dengan berbagai bidang usaha. Walau terbilang muda, Ari sudah memiliki 30 perusahaan di bawah payung Grup Arha. Jenis usahanya terbagi atas perdagangan, jasa, pariwisata, dan konstruksi. Diperkirakan Sang Cucu memiliki jumlah kekayaan mencapai lebih dari Rp 500 milyar.

Beberapa kegiatan usahanya banyak mendapat kritik dari berbagai kalangan. Salah satunya adalah mengendalikan peredaran minuman keras melalui stiker di Bali lewat PT Arbamass Prima Sentosa. Di perusahaan tersebut Ari berkongsi dengan Emir Barammuli, putra AA Barammuli (mantan anggota DPR). Selain itu, usahanya untuk melakukan tata niaga sarang burung walet ditentang banyak petani. Yang tak kalah menariknya adalah rencana penyeragaman sepatu sekolah oleh putra pertama Sigit Harjojudanto ini, yang belakangan batal lantaran banyaknya kecaman kepada Depdikbud.

Eno Sigit

Cucu kedua Soeharto ini juga dikabarkan sudah mulai menjadi konglomerat kecil. Dengan bendera Grup Mahardhika, putri Sigit Harjojudanto ini sudah mulai memiliki kegiatan usaha di sektor properti, telekomunikasi, dan transportasi. Sayangnya, jumlah kekayaan gadis lajang berusia 20 tahun dan lama tinggal di Inggris ini belum diketahui secara pasti.

ember

paling kaya
0
3K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan