Menkeu Bambang : Meski Rupiah Melemah, Tidak Ada Indikasi Krisis di Indonesia
TS
Punnisher_Edge
Menkeu Bambang : Meski Rupiah Melemah, Tidak Ada Indikasi Krisis di Indonesia
Quote:
Pemerintah menegaskan Indonesia tidak mengalami krisis meski ekonomi melambat dan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga nyaris mendekati level 13.500. Kondisi tersebut terjadi karena tren penguatan dolar AS atas hampir semua mata uang di dunia.
Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengungkapkan tekanan kurs rupiah datang dari pemulihan ekonomi di AS serta spekulasi kebijakan kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve.
"Itu yang kita sebut sebagai mem-price in dari perkiraan tingkat bunganya naik. Jadi bunga belum naik, tapi seolah-olah sudah naik. Jika sudah naik, maka gejolaknya tidak akan sebesar hari ini," terang beliau.
Menkeu Bambang menuturkan, penguatan dolar AS terjadi di seluruh mata uang dunia. Kondisi ini berbeda pada saat krisis 1997-1998, nilai tukar rupiah melemah sendiri terhadap dolar AS. Dia menjelaskan, inflasi ketika krisis pun meningkat tajam.
"Ini sangat beda sekali fundamentalnya, jadi tidak ada indikasi akan krisis, karena beda kondisi sekarang aman terkendali seperti inflasi. Kondisi 2008, inflasi luar biasa naik, pertumbuhan negatif sampai 14 persen, sedangkan sekarang aman meski melambat," tegas dia.
Sementara itu, Kepala Divisi Riset dan Analisis PT Monex Investindo Futures (MIF), Ariston Tjendra menjelaskan, pelemahan rupiah lebih disebabkan sentimen dari regional. Kuatnya isu bahwa Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed akan menaikkan suku bunga di tahun ini membuat nilai tukar dolar menguat. Hal tersebut menjadi tekanan sendiri kepada rupiah.
"Semalam Gubernur The Fed untuk Negara Bagian Atlanta Dennis Lockhart memberikan penegasan dukungannya atas kenaikan suku bunga sehingga meningkatkan ekspketasi akan kenaikan suku bunga AS. Hal tersebut mendorong rupiah kian melemah" ujar Aiston