infolabkesAvatar border
TS
infolabkes
Benarkah Cuka, Urin dan Alkohol Untuk Penanganan Sengatan Ubur-Ubur?!
Baru-baru ini, tepatnya pada Sabtu (18/07/2015), kita dikagetkan dengan sebuah informasi sengatan ubur-ubur yang menimpa para pengujung Selatan Pantai Yogyakarta. Tercatat sekitar 26 orang mengaku disengat makhluk yang nyaris 95 % tubuhnya terdiri dari cairan.

Ubur-ubur merupakan makhluk yang istimewa. Sebagian jenisnya mampu memancarkan cahaya untuk mengecoh musuh. Sebagiannya lagi memiliki racun yang mematikan dalam tubuh. Keistimewaan lainnya, ubur-ubur mampu hidup di hampir segala iklim. Dengan tubuh yang transparan dan tentakel yang berjuntai panjang pada bagian bawah tubuh, membuatnya nampak seperti sebuah gaun atau tudung payung.

Tentakel inilah yang berfungsi menyimpan dan menyuntikan racun tersebut pada tubuh lawan. Sebagai bentuk perlindungan dan pertahanan hidup dalam mencari makan. Ubur-ubur memiliki ragam tentakel yang berbeda, ada yang spiral, menjuntai panjang, adapula yang tak seberapa panjang.

Bagi ubur-ubur yang tak memiliki racun, yaitu yang memancarkan cahaya, mempunyai keunikan tersendiri dalam mempertahankan diri. Ketika ia dikejar musuh, seluruh tubuhnya pancarkan cahaya. Namun ketika musuh akan mengigitnya, ia padamkan setiap pendar cahaya. Untuk mengecoh musuh dan melarikan diri, ia hanya menyisakan satu tentakel bercahaya yang dilepaskan dari tubuhnya.

Quote:


Ada pula keistimewaan lain dari ubur-ubur, jenis ‘serdadu perang portugis’ contohnya. Ubur-ubur raksasa yang juga dikenal sebagai 'ubur-ubur biru' ini memiliki organ yang mirip dengan layar berwarna biru tua. Organ yang membantu dalam pergerakan ini akan muncul sampai 20 cm dari permukaan laut. Dalam tentakelnya yang berbentuk spiral mengandung kapsul beracun yang mampu menyebabkan kelumpuhan.

Makhluk yang tidak memiliki mata dan otak ini mampu ‘melihat’ mangsa dan mengecoh musuhnya. Dengan anugerah pendar cahaya dan nematokis dalam tentakelnya, ia dapat melakukan itu semua.

Efek dari nematokis (kapsul penyengat atau alat penyengat) yang ditimbulkan pada setiap ubur-ubur berbeda-beda. Tergantung jenis dan ukuran ubur-ubur, juga durasi paparan dan area yang tersengat serta usia dan bobot tubuh orang yang disengat. Ada yang hanya timbul rasa gatal dan tubuh terasa panas seperti terbakar, bahkan ada juga yang efeknya hingga menyebabkan kehilangan fungsi jantung secara mendadak (cardiac arrest).

Seperti gejala yang muncul akibat serangan ubur-ubur di Pantai Selatan Yogyakarta, timbul rasa gatal di area bekas sengatan dan badan terasa panas seperti terbakar. Diketahui, pihak setempat melakukan penanganan dengan memberikan alkohol dan amoniak. Benarkah demikian?

Bagaimana Cara Mengatasi Sengatan Ubur-ubur?

Bila terkena sengatan ubur-ubur kotak, ada baiknya Anda segera menghubungi layanan gawat darurat dan mencari pertolongan medis. Karena nematokis ubur-ubur berwarna biru pucat dan ‘kepala’ berbentuk kubus ini sangat beracun. Dapat memicu alergi hebat, kesulitan bernapas, pusing, mual dan jantung berdebar (palpitasi) serta gejala lainnya.

Ketika Anda tersengat ubur-ubur, begitu keluar dari air, usahakan tidak menggaruk area yang tersengat, seberapapun terasa gatalnya. Karena kemungkinan besar, sisa tentakel ubur-ubur masih ada dalam kulit anda. Dengan menggaruk atau menyentuhnya, akan membuat Anda makin banyak tersengat.

Quote:


Gunakanlah air garam panas (atau air laut) untuk menetralisir rasa sakit yang ditimbulkan akibat sengatan tersebut. Air panas diketahui menyebabkan proses ‘denaturing’ dan menurunkan kadar racun.

Jangan sekali-kali mengunakan air tawar saat pertama kali tersengat. Hal ini dikarenakan ubur-ubur merupakan penghuni air asin, maka nematokis (tabung racun) memiliki konsentrasi kadar air garam yang tinggi dalam sel-sel racunnya. Perubahan konsentrasi larutan akan menyebabkan sel-sel beracun tersebut pecah dan meningkatkan penyebarannya.

Langkah selanjutnya adalah mengeluarkan sisa tentakel yang mungkin masih bersarang di area bekas sengatan. Cobalah mengeluarkan tentakel tersebut dengan berbagai alat bantu seperti pisau silet atau benda lain yang sekiranya membantu untuk menarik keluar tentakel.
Jangan gunakan tangan tanpa pelindung ketika menarik tentakel keluar dari kulit, karena tentakel tersebut masih memungkinkan untuk menyengat dan mengeluarkan racun. Gunakanlah sarung tangan.

Pemberian cuka, air kencing (amoniak), alkohol dan enzim pelunak daging untuk mengatasi sengatan ubur-ubur tidak dianjurkan. Sejauh ini, belum ada penjelasan ilmiah dan efektifitas dari penanganan dengan pemberian larutan tersebut.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh James Cook University and Cairns hospital di Utara Queensland menemukan bahwa cuka akan meningkatkan pembuangan racun ubur-ubur kotak.

Bahkan pemberian cuka akan meningkatkan kadar racun yang ditembakan nematokis hingga 50%.

Quote:


Pemberian alkohol juga hanya akan menciptakan perbedaan konsentrasi larutan seperti yang terjadi seperti pada pemberian air tawar. Akan membuat nematokis pecah dan menyebarkan racun lebih banyak.

Sumber Artikel: LabSatu
0
3.9K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan