shopishieldsAvatar border
TS
shopishields
Pencerahan untuk Investor Indonesia: Korban2 US$100 M di Bursa China yg Absurd
Korban US$100 M di Bursa China
Oleh Bloomberg Business, Senin, 13 Juli 2015

Kejatuhan pasar modal China berhasil menghapus US$34 miliar dari pundi-pundi portofolio milik miliarder negeri itu sepanjang Juni. Bila dihitung seluruh periode kejatuhan bursa China yang berlanjut sampai pekan pertama Juli, nilai aset yang menguap milik miliarder China dan Hong Kong yang masuk dalam daftar 400 orang terkaya dunia bisa mencapai US$100 miliar.

Menurut perhitungan Bloomberg, dari angka US$100 miliar itu, US$30 di antaranya hilang pada pekan pertama Juli sebelum indeks saham kembali menguat pada Kamis 9 Juli dan Jumat 10 Juli pekan lalu. "Saya berharap mereka menyadari bahwa kekayaan ini hanyalah aset kertas," kata Niklas Hageback, manajer firma investasi Valkyria Kapital di Hong Kong, akhir pekan lalu. "Demi kewarasan jiwa mereka, saya harap mereka menyadari hal ini. Masalahnya, jika hanya melihat nilai asetnya saja, kerugiannya sangat mengerikan sekali."

Reli indeks saham di China yang terjadi sejak pertengahan 2014, telah membuat orang-orang kaya di China mengalami perubahan ranking secara global karena harga saham perusahaan mereka yang terdaftar di Bursa Shanghai dan Shenzhen melonjak sampai 150%. Dibukanya saluran perdagangan antara Bursa Shanghai dan Hong Kong juga membuat investor China untuk pertama kalinya memiliki akses investasi keluar, mendorong Indeks Hang Seng juga menguat 20% dalam setahun sampai pertengahan April.

Ada 26 miliarder China daratan yang total nilai kekayaannya mencapai US$262 miliar, sekitar 6% dari aset US$4,1 triliun yang dikuasai 400 orang terkaya sejagat menurut Indeks Miliarder Bloomberg. Dua tahun lalu, jumlahnya hanya 21 yang mengendalikan US$106 miliar atau 3% dari total kekayaan gabungan miliarder global. Lonjakan indeks saham sepanjang paruh pertama 2015 telah membuat kekayaan orang-orang terkaya di China dan Hong Kong bertambah lebih dari sepertiga, meskipun sepanjang Juni sampai awal Juli lalu separuh dari kenaikan kekayaan itu kemudian hilang. Dihitung dari awal tahun, 38 orang terkaya China masih mengalami kenaikan aset 16% dibandingkan kolega mereka yaitu 103 miliarder Eropa yang kekayaannya naik 4% dan 127 miliarder Amerika Serikat yang turun 1%.

Tahun ini, orang terkaya China yang nilai kekayaannya naik paling banyak adalah Wang Jianlin yang menambah US$12,4 miliar. Tidak ada yang paling sial selain Pan Sutong dan Zhou Qunfei. Sutong yang merupakan komisaris konglomerat Golding Group di Hong Kong memiliki kekayaan US$3,7 miliar pada awal tahun. Saham Golding Financial Honldings dan Goldin Properties Holdings melonjak pada awal 2015 yang membuat kekayaan Pan naik sampai lebih dari US$25 miliar. Bulan lalu, sebagian besar nilai itu hilang dan kini Pan masih memiliki aset US$4 miliar saja.

Sedangkan kekayaan Zhou Qunfei melejit setelah perusahaan yang didirikannya, Lens Technology, masuk bursa pada Maret lalu. Dalam dua bulan, saham perusahaan pemasok produk elektronik konsumen itu melonjak 500%, menambah US$10 miliar ke dalam kekayaan Zhou yang menjadikannya perempuan terkaya di China. Sepanjang Juni lalu dia kehilangan hampir US$5 miliar atau hampir mendekati 40%.

Indeks Saham Gabungan Shanghai yang nilainya sempat terpangkas 28%, dari puncak rekor 12 Juni sampai 9 Juli, pada penutupan perdagangan pekan lalu sudah menguat 7,6%. Sedangkan, indeks saham di bursa Shenzhen yang banyak diisi perusahaan teknologi dengan kapitalisasi pasar kecil sudah kembali menguat 10,4% pada pekan lalu setelah pada periode 12 Juli sampai 7 Juli anjlok 37%. Dalam periode yang sama, indeks Hang Seng di bursa Hong Kong ikut terdampak sehingga melemah hampir 14% sebelum kemudian menguat lagi 6% mengikuti pergerakan bursa di China daratan setelah intervensi oleh Beijing dan sekuritas.

Fenomena ini menunjukkan bagaimana kekayaan para pengusaha besar China itu begitu terkait erat dengan volatilitas indeks saham. Sebanyak 38 orang terkaya di China rata-rata memiliki 66% kekayaan dalam bentuk aset saham yang diperdagangkan di bursa. Bandingkan dengan miliarder di Eropa dan Amerika Serikat yang nilai portofolio saham perusahaan terbukanya kurang dari 50% dari total aset kekayaan mereka.
http://www.businessweekindonesia.com...a#.VasYe6Sqqko


Bursa China, Gelembung yang Dipellihara
Oleh Bloomberg Business, Jum’at, 10 Juli 2015

Kejatuhan indeks saham China menimbulkan pertanyaan kenapa regulator tak banyak mengambil langkah pencegahan sebelumnya. Ketua Komisi Pengaturan Pasar Modal China (CSRC) CSRC Xiao Gang telah memperingatkan investor agar tidak mengekor pergerakan pasar yang sedang mengalami lonjakan secara membabi buta. Tapi semua itu tak mencukupi mencegah bencana yang menghapus US$3,2 triliun nilai aset itu.

"Regulator seharusnya bisa lebih agresif dalam mengawasi perdagangan margin dan aturan jaminan saham," kata Andrew Wood, analis BMI Research berpusat di Singapura yang merupakan unit usaha Fitch Ratings, Kamis 9 Juli. "Sudah begitu jelas bahwa pasar sudah tampak tidak beres pada awal tahun ini."

Investor individu di China yang jumlahnya membludak sejak akhir 2014, terlihat dari pembukaan jutaan rekening perdagangan saham baru dalam enam bulan ini, memang memanfaatkan kelonggaran fasilitas utang margin untuk masuk ke pasar modal dan menimbun portofolio. Emiten juga melakukan hal yang sama dengan menggunakan saham perusahaan mereka sendiri untuk mendapatkan pinjaman dari bank.

CCRS hanya seperti berdiri mematung menyaksikan semua fenomena itu ketika media setempat kebanyakan membicarakan hal positif mengenai pasar modal yang oleh pemerintah China telah dijadikan sebagai alat untuk menciptakan kemakmuran rakyat. Bahkan jika itu berarti munculnya periode kenaikan indeks saham secara berlebihan, melonjak 55% sejak awal tahun, diikuti koreksi tajam, kemudian anjlok lebih dari 30% dalam tiga pekan.

"Ketika kebijakan pemerintah adalah memanfaatkan gelembung pasar saham untuk mendongkrak kekayaan rumah tangga, maka yang bisa dilakukan CSRC hanyalah meregulasi pasar saham," kata Chen Zhiwu, guru besar keuangan Universitas Yale University dan mantan penasihat kabinet pemerintahan China.
Pada Kamis kemarin indeks saham di China kembali membalik dengan kenaikan tertinggi dalam satu hari sejak 2009, setelah tiga pekan lesu dan sejak akhir pekan lalu mengalami anjlok tajam. Indeks Saham Gabungan Shanghai naik 5,2% ke 3.887 pada perdagangan Jumat 10 Juli siang pukul 13.55 waktu setempat setelah pada Kamis 9 Juli menguat 5,8%. Jangan lupakan suspensi perdagangan terhadap lebih dari 1.300 saham emiten yang menyumbang 40% kapitaliasai pasar.

Ini adalah dampak dari larangan pemegang saham utama untuk menjual sahamnya selama enam bulan ke depan dan mendorong perbankan untuk memperpanjang fasilitas pinjaman yang berjaminkan saham. Badan usaha milik negara juga didorong untuk melakukan pembelian kembali saham, sekaligus langkah 21 sekuritas besar mengumpulkan 120 miliar yuan untuk menahan jatuhnya harga saham.

Saham lain yang masih bebas diperjualbelikan akan langsung mengalami penghentian transaksi ketika harganya jatuh melampaui 10%. Semua langkah itu merupakan kebalikan dari segala upaya yang telah dijalankan pemerintah China untuk mendorong pertumbuhan pasar modal. Ketika regulator sedang menyiapkan perbaikan sistem untuk penawaran saham perdana, tiba-tiba proses IPO ini dihentikan.

Sebelum bencana terjadi, CSRC sebagai regulator juga telah melonggarkan persyaratan pinjaman margin untuk nasabah sekuritas untuk membeli saham. Bank Rakyat China mungkin telah mendorong munculnya mania saham dengan memangkas suku bunga dan rasio cadangan modal perbankan. Akibatnya, orang rela berutang untuk bermain saham. Mei lalu, bank sentral itu bahkan merilis laporan stabilitas finansial yang menyinggung pasar modal, hal yang jarang dilakukan, yang isinya bahwa mereka ingin mendukung "pengembangan pasar yang stabil dan sehat."

CSRC sebetulnya sudah pernah mencoba melakukan pengendalian pasar. Misalnya, mencegah tiga sekuritas menambah rekening pembiayaan margin pada Januari lalu. Namun, kebijakan itu memicu kejatuhan pasar dalam sehari. Setelah itu tak ada langkah lanjutan yang signifikan sampai 12 Juni, ketika indeks saham mencapai puncaknya, saat CSRC menetapkan batas atas untuk fasilitas pinjaman margin dan short selling.

Seharusnya regulator bisa melakukan lebih banyak hal untuk memperketat fasilitas pinjaman untuk spekulasi saham, terutama untuk saham emiten kecil yang sangat volatil. Masalahnya, itu bertentangan dengan kebijakan media yang dikendalikan pemerintah, salah satunya Kantor Berita Xinhua, yang terus memanas-manasi investor dengan berbagai pemberitaan positif mengenai pasar modal. "Serangkaian artikel pro-pasar dari Xinhua selama setahun ini telah menyita perhatian pembaca agar mereka tak melewatkan apa yang dianggap sebagai kepastian," kata Andrew Wood, merujuk pada iming-iming keuntungan besar dari bermain saham.
http://www.businessweekindonesia.com...a#.VasYl6Sqqko


Absurditas Bursa China
Oleh Bloomberg Business, Kamis, 09 Juli 2015

Berapa sesungguhnya nilai perusahan China? Ini adalah pertanyaan yang sulit dijawab di tengah kejatuhan paling parah yang menimpa indeks saham bursa efek Shanghai dan Shenzhen, diikuti Hong Kong yang ikut terdampak. Apalagi untuk negara dengan investor individu yang merupakan penggerak lebih dari 80% transaksi harian di bursa saham.

Ketika Beijing melancarkan berbagai intervensi untuk menahan kejatuhan lebih dalam dari pasar modal dengan kapitalisasi US$6,5 triliun itu dan suspensi perdagangan saham lebih dari 1.300 emiten, analis tak bisa lagi mengandalkan harga saham sebagai indikator nilai sebuah perusahaan di perekonomian terbesar kedua dunia itu. Peristiwa ini terjadi hanya kurang dari dua tahun setelah Partai Komunis China bertekad memberikan peran lebih besar kepada pasar dalam perekonomian, bagian dari reformasi terbesar China sejak 1990-an.

Dengan kebijakan penyelamatan bursa yang didesain untuk menghentikan kejatuhan harga saham yang selama tiga pekan ini telah menghapus US$3,2 triliun kapitalisasi pasar, hasil akhirnya mungkin justru bakal lebih buruk. Para investor masih berlomba-lomba menjual saham pada Rabu 8 Juli dan investor asing meneruskan pelarian modal panas di hari ketiga yang merupakan rekor saat Indeks Saham Gabungan Shanghai kembali anjlok 5,9%.

"Pasar telah mengalami kegagalan," kata Hao Hong, strategist China di Bocom International Holdings Company yang berkantor di Hong Kong. "Pasarnya terdistorsi karena kita terus mengubah aturan."

Ketika rekor tertinggi indeks saham Shanghai yang dicapai pada 12 Juni lalu akhirnya runtuh, pemerintahan Presiden Xi Jinping menjalankan intervensi untuk mencegah agar kejatuhan harga saham tidak menggerus kepercayaan rakyat terhadap kepemimpinannya. China saat ini memiliki lebih dari 90 juta investor individu, sebuah konstituen yang lebih besar dibandingkan anggota Partai Komunis China.

Otoritas China telah menunda proses penawaran saham perdana, membatasi spekulasi oleh pelaku short sell lewat indeks berjangka, mendorong sekuritas membeli saham dan badan usaha milik negara juga melakukan pembelian kembali saham mereka sendiri sekaligus mempertahankan kepemilikan saham yang dipegangnya. Puncaknya, regulator bursa membolehkan pembekuan perdagangan saham 1.331 perusahaan.

"Ini sungguh absurd," kata Tsutomu Yamada, analis pasar Kabu.com Securities Company di Tokyp. "Ini menunjukkan seberapa banyak kepalsuan di pasar. Mereka yang ingin menjual saham akan terus ingin menjual. Ketika perdagangan saham dibuka lagi, bayangkan berapa banyak aksi jual yang akan terjadi."

Intervensi pemerintah telah mendorong relasi harga saham historis ke tingkat yang ekstrem. Indeks berjangka CSI 300 di China, salah satu kontrak yang paling banyak ditransaksikan di dunia, anjlok ke rekor diskon harga dibandingkan dengan indeks saham pada Selasa 7 Juli. Menurut Jasper Lawler, analis CMC Markets di London, ini merupakan pertanda bahwa pialang derivatif memandang tingginya harga saham itu hanyalah artifisial belaka setelah diberlakukannya suspensi perdagangan saham secara massal dan berbagai langkah Beijing untuk menahan harga saham.

Perusahaan minyak PetroChina Company yang selama ini pergerakan sahamnya selalu sejalan dengan tren di bursa China pada umumnya, kini memimpin kenaikan harga di antara saham perusahaan minyak lain bahkan ketika Indeks Saham Gabungan Shanghai anjlok. Penyebabnya adalah pesanan beli dari dana investasi negara, mengubah PetroChina menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua setelah Apple Incorporated pada Selasa kemarin.

Distorsi ini mungkin akan menular ke bursa Hong Kong ketika investor juga mulai melepas portofolio untuk melindungi posisi investasi mereka di bursa China daratan menurut Tony Chu, manajer investasi RS Investment Management Company yang mengelola aset US$20 miliar dari wilayah otonom itu. Perbedaan harga antara saham dual-listing di bursa Shanghai dan Hong Kong, yang perdagangannya melalui kanal Shanghai-Hong Kong Stock Connect didominasi investor internasional, berada dalam posisi paling lebar sejak 2009. "Masalah utamanya adalah, intervensi pemerintah jelas menimbulkan lebih banyak keburukan dibandingkan kebaikan," kata Chu. "Benar-benar ada kepanikan di pasar."

Tentu China bukan satu-satunya pasar dengan sejarah intervensi negara. Selama krisis finansial Asia 1998, pemerintah Hong Kong membeli saham senilai US$15 miliar guna mengganjal pasar agar tidak jatuh semakin dalam. Di Amerika Serikat, Komisi Pengawas Pasar Modal juga pernah melarang aksi short sell secara termporer untuk beberapa saham ketika pecah krisis finansial global 2008. Goldman Sachs Group menyebut langkah penyelamatan bursa di China ini akan berjalan. Kinger Lau, strategist bank raksasa itu yang berkantor di Hong Kong, memprediksi Indeks CSI 300 yang berkapitalisasi besar akan mengalami reli naik 27% dalam 12 bulan ke depan ketika kepercayaan investor membaik dan langkah pelonggaran moneter mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di China.
http://www.businessweekindonesia.com...a#.VasnGqSqqko

----------------------------

Cina komunis kok dipercaya. Sejak kapan data-data yang mereka miliki tak disembunyikan untuk sebagian besarnya, dan bahwa data-data itu tak lepas dari rekayasa untuk propaganda semata? Gitu kok gampang sekali terbuai dengan angka-angka statistik yang mereka sajikan ke dunia maya dan publik dunia

emoticon-Turut Berduka
0
2.1K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan