Ralat dari agan hidey-holey:

Disadari atau tidak, inilah tontonan hiburan yang mengisi hari-hari kita, sekaligus tuntunan moral bagi putra-putri kita. Maaf, karena gambar ini saya buat sekadar lucu-lucuan, jadi mohon menyikapinya jangan dibawa serius. Hehehe.. Sebagian dari kita mungkin tak mau repot, gemar menyederhanakan masalah, salah satunya dengan mengatakan : "suka, ya nonton. Gak suka, ya pindahin channel". Atau mengatakan "kuasa di tangan kita yang pegang remot, gitu aja repot". Ya itu memang solusi, tapi maaf, itu solusi jangka pendek. Okelah konten yang saya kritisi berikut dikerjakan oleh tim-tim kreatif dengan proses yang tidak mudah. Hasilnya juga menafkahi banyak orang. Tapi, bukankah naif rasanya jika hanya memikirkan nasib orang-orang dibaliknya tapi mengabaikan jutaan rakyat Indonesia yang mungkin saja resah dan sudah masuk dalam kategori muak dengan tayangan-tayangan yang kebanyakan pembodohan massif tersebut? Yang perlu diingat, televisi memancar melalui frekuensi dengan sumber daya terbatas, ada tanggung jawab dan kode etik yang mengikut. Jadi jawaban "pindah channel" juga sebenarnya kurang tepat. Permasalahannya tidak sesimpel suka gak suka atau pindah channel. Kalo tak empati masalah ini, niscaya kita cenderung jadi masyarakat yang permisif dan oke-oke saja menerima budaya merusak, membiarkan anak-anak kita tiap hari dicekoki tontonan orang teraniaya dari segi fisik dan ucapan. Saya memang cuma bisa mengkritik lewat gambar, tak pandai membuat program tandingan. Tapi barangkali inilah secuil usaha yang saya niatkan kiranya bisa memberi andil dalam meperbaiki moral generasi, setidaknya keluarga saya sendiri sebagai orang terdekat. Tapi lagi-lagi ini kembali ke diri kita masing-masing sebagai pemirsa. Toh kritikan ini sekadar pendapat subyektif saya, dan bagaimanapun pendapat manusia bukanlah ayat ilahi yang tak bisa disangkal kebenarannya. Orang yg berpikir, niscaya tau mana yang lebih mendatangkan manfaat ataupun mudharat. *lah, kok malah saya yang bawa serius?* haha..

Berhubung banyak kaskuser yang nanya ane solusi atas permasalahan ini (makasih sudah diingatkan, btw ), berikut ane sertakan solusi yang bisa dilakukan orang awam seperti ane. Mudah-mudahan bisa berguna buat kaskuser semua.


1. Mulai dari diri sendiri gan, alias berhenti menonton acara-acara TV sejenis yang ada dalam ilustrasi. Dengan masih adanya masyarakat yang mau menonton acara tersebut, niscaya acara-acara tersebut nggak akan ada habisnya. Jadi begitu sudah mencet-mencet remot TV tapi nggak menemukan acara yang layak ditonton, matikan TV agan. Beralih saja ke hal lain seperti membaca buku atau internetan untuk buka youtube atau ngaskus yang lebih bermanfaat buat nambah wawasan.

2. Edukasi keluarga agan. Jika posisi agan dan aganwati adalah orangtua, edukasi anak-anak agan sejak kecil untuk tidak terbiasa menonton program TV seperti di atas. Jika posisi agan adalah anak yang masih memiliki orangtua atau saudara, dan mereka (entah adik, kakak, ayah atau ibu) sering menonton program TV seperti di atas, ada baiknya agan bicarakan baik-baik dan alihkan ke acara yang mendidik dan bermanfaat. Kalau mereka masih ngeyel untuk terus nonton ya sudah, relakan saja gan. Mungkin mereka memang terhibur dengan acara -acara di atas. Jangan sampai karena masalah ini, agan jadi sampai berani melawan orang tua. Ruginya dobel gan.

3. Laporkan! Kalau agan menemukan segmen program TV yang berdampak buruk (seperti mengusik SARA, mengadu domba dua pihak tertentu, mengandung kekerasan fisik dan verbal yang tidak layak, dll), segera adukan ke SINI gan (http://www.kpi.go.id/index.php/pengaduan). Lupakan sejenak rasa apatis dan skeptis agan terhadap lembaga ini, bagaimanapun di Indonesia hanya lembaga ini yang memiliki wewenang untuk memberi peringatan dan mencabut hak siar suatu acara. Hitung-hitung kita membantu KPI untuk melakukan tugas dan kewajibannya gan. Kalau aduan agan tidak mendapat respon dan tidak menghasilkan tindakan nyata, jangan kapok ya gan. Yang penting kita sudah peduli dan mau melakukan sesuatu.

4. Berlangganan TV Kabel. Ini solusi alternatif sih, soalnya tidak semua masyarakat Indonesia pasti mampu melakukannya. Maka bersyukurlah agan dan aganwati yang bisa menikmati berbagai program TV berkualitas dari chanel ekslusif.