Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ustadalhabsyiAvatar border
TS
ustadalhabsyi
Jangan Merasa Lebih Baik
Quote:




Agan-agan yang baik, berbuat baik, memegang kebenaran tentu terpuji dan harus terus diperjuangkan. Tapi merasa lebih baik, paling baik, lebih benar, paling benar, dan dengan merendahkan orang lain, memandang remeh selain Anda tentu tak pantas dipertahankan. Anda beramal, ia beramal, tapi tidak ada yang tahu siapa yang diterima dan mendapat nilai istimewa dalam pandangan-Nya. Anda mengklaim kebenaran, mereka pun datang dengan argumentasi atas kebenaran yang mereka yakini, dan tidak tahu siapa yang di sisi-Nya dinyatakan paling benar.

Karena itu, merasa baik, mengklaim melakukan yang terbaik sejatinya adalah perangkap setan. Dengannya akan terus dijerumuskan untuk memandang remeh orang lain, tak bisa mendekati tahta kebaikan Anda. Biasanya akan membawa Anda beramal untuk agar dianggap dan dikenal lebih baik dari orang lain. Iya, motivasi beramal menjadi salah jalan, salah sasaran, bukan karena Allah dipersembahkan.

Mudahnya, saat Allah membukakan pintu shalat tahajud untuk kita, janganlah lantas kita memandang rendah saudara seiman yang sedang tertidur. Jika Allah mudahkan Anda bersedekah, tak lantas menjadi harus meremehkan siapa yang membeli kebutuhan hariannya. Boleh jadi orang yang gemar tidur dan jarang puasa sunnah itu lebih dekat dengan Allah daripada kita. Sangat potensial ia lebih mulia di sisi Allah, dan kita tidak tahu amal kita diterima atau tidak.

Dalam sebuah ayat Allah mengajarkan kepada kita untuk menghindari perbuatan yang kelak merugikan kita. Yaitu merasa lebih baik, ujub, bangga diri, “Katakanlah: “Apakah akan Kami (Allah) beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, karena mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.” (al-Kahfi : 103-104)

Agan-agan yang baik, saat ada orang yang bertanya kepada Aisyah ra, istri Rasul SAW, “Kapan seseorang dipandang hina di hadapan Allah?” Aisyah ra menjawab, “Seoranng dipandang Allah menjadi sosok yang hina saat ia merasa bahwa ia orang yang baik, orang yang shaleh, orang yang hebat. Maka ketika hal itu keluar dari hati, dari lisan, maka saat itu ia telah hina dalam pandangan Allah.”

Karena itu jagala amalan agar persembahan hanya pada Allah termuarakan. Jagalah amalan hanya karena-Nya, dan yakini selalu bahwa maha rendah dan tak berdaya diri dibanding orang lain. Jangan merasa sok suci, tapi berusahalah melakukan kebaikan dan kesucian. Belajarlah dari sosok Abu Bakar ash-Shiddiq ra, sahabat utama Nabi, surga telah dijaminkan untuknya, tapi ketika ia melihat seekor burung yang terbang ia berkata,“Indahnya kehidupanmu wahai burung, engkau terbang, dan kemudian mati. Tapi engkau tak akan dimintai pertanggungjawaban. Sementara aku yang hina ini bagaimana kelak menghadapi Hari Pembalasan?”
0
9.4K
111
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan