cyberhacker57Avatar border
TS
cyberhacker57
1 Menit Saja Generasi Muda Luangkan Waktunya Untuk Memajukan Negeri Ini
1. Sabaaaar, karena ane bikinnya via hp ngetik sendiri jadi agak..... hehehe
2. Netralkan hati dan pikiran dahulu.....

Yuk mulai emoticon-Smilie

1 menit saja rekan-rekan meluangkan waktu membaca ini.

Simpel aja. Kita mulai dari membahas trending topic tempo hari mengenai emisi mobil listrik. Mobil listrik ngga punya mesin pembakaran internal, tangki bensin bahkan knalpot, mana bisa diuji emisi? Jelas-jelas emisi mesinnya 0 g/km. Ngga perlu jadi professor ataupun sarjana teknik untuk mengetahui hal macam ini. Lalu ngga lulus uji kelayakan?

Kalaupun ada emisi karbon, itu datangnya dari konsumsi batubara di PLTU. Ya maka dari itu carilah sumber energi listrik terbarukan. Ada PLTN yg minim emisi, bukankah kita punya banyak alumni teknik nuklir yang handal di bidangnya??? Juga ada solar cell dan kincir angin yg sustainable banget, bukankah kita punya banyak alumni teknik mesin, elektro, fisika, kimia, dan lain sebagainya yg handal di bidangnya???

Bicara soal uji emisi.... Kayaknya dulu waktu masih sekolah tiap hari liat bus kota di jalanan umum asapnya yang "lolos uji emisi". Apalagi kalau lagi naik motor trus macet posisi di belakang bus itu, rasanya kayak nyium aroma sate ayam bumbu oli -_-



Lalu bicara soal anggaran, 2 milyar itu sangat kecil kalau digolongkan sbg mobil riset. Namanya jg Research & Development, tentu pakai biaya. Beda ceritanya nanti dgn produksi massal. Kalo perlu, nanti program mobil murah ganti jd mobil listrik.

Kasus ini membuat kita ingat akan kebijakan mobil hybrid di Indonesia jg amat...sangat...aneh... Seperti kita tahu, kalau di luar negeri mobil hybrid mendapatkan keringanan pajak karena ramah lingkungan, tp cuma di Indonesia yg menerapkan pajak ganda yg lebih mahal utk mobil hybrid karena dihitung memiliki 2 mesin motor. Makanya mobil hybrid di Indonesia ngga laku karena terlalu mahal. Lucu lucu gemeees gimana gitu kedengarannya.

20 Maret 1998, pak Stanley Meyer mati misterius setelah beberapa waktu mengumumkan penemuannya mengenai bahan bakar air (disebut juga teknologi Brown Gas) utk kendaraan (gile loh, bahan bakarnya air di elektrolisis, persis fuel cell, tp kan kalo fuel cell pake tabung hidrogen. Hidrogen+oksigen (reaksi redoks sel Volta) dan hasil pembuangannya kan H2O). Awas aja kalo ada yg blg bahan bakar air gak lolos uji emisi lagi. Hahaha. Lalu tebak beliau si penemu sumber energi tak terhingga ini meninggal kenapa?? Bayangkan, energi berbahanbakar air dan buangannya juga uap air. Serasa di film TomorrowLand -_- Tapi ngga ada yg ga mungkin. Semua mungkin kok kalau kita usahakan.
Tapi di lain pihak, mungkin ada yg berpikir "masih ada minyak bumi, enak aja perusahaan minyak gua disingkirin sm aer. Mana yg namanya Stanley Meyer???" Mungkinnn doang sih yaaa itu mah terjadi di planet lain. Di planet bumi mah gak gitu kan ya???

Itu baru 1 kasus yang tersingkap... kasus tersebut diinvestigasi oleh kepolisian Grove City. Dan dikuatkan dgn kejadian sebelum beliau wafat, sang adik yg menjadi saksi melihat pak Meyer keluar restoran pasca dinner dgn 2 calon investor asal Belgia sembari berteriak "They poisoned me" (sumber :Ball, Philip (September 14, 2007). "Burning water")

Hmmm lalu kapan industri otomotif tanah air bisa bangkit kalo msh banyak pemegang kepentingan yg ngga mendukung dan ga paham dgn apa yg sedang dikembangkan?

Tapi, kita berprasangka baik sajalah. Lupakan kasus. Lupakan masalah. Asumsikan sengketa mobil listrik memang gagal scr teknis mengikuti pernyataan bahwa mobil tsb tidak layan jalan. Lalu memang kenapa kalau gagal?? Apakah berhenti begitu saja?? Kan ngga. Namanya riset ya wajar gagal. Coba lagi. Kalau baru gagal saja sudah di-stop, pantas saja belum ada catatan Indonesia menyabet banyak nobel apalagi penemuan sesuatu atas teknologi menyangkut kemaslahatan umat manusia.

Jika memang terbukti ada penyelewangan anggaran oleh oknum, ya silahkan ditindaklanjut oleh pihak berwenang. Tapi, jangan pernah berhenti mengembangkan teknologi kita semua hanya karena mengalami kegagalan teknis.

Oke yasudah sekarang kita jadi teknokrat sekuler politik aja deeh yg memisahkan dunia sains dr politik. Jangan biarkan teknologi tersendat cm karena masalah anggaran. Biarkan gagal. Kegagalan itu wajar. Masih ada emisi karbon di PLTU karena konsumsi listrik??? Ya carilah inovasiiii. Coba lagi. Invention is trial and fail, trial and fail, trial and fail.. fail fail fail... and success.

Ngga manas-manasin scr politik, ngga mendalami kasus "emisi" atau "komisi" yg dihebohkan media tentang mobil listrik. Juga ngga membahas disiplin engineeringnya dll utk desain mobil atau kendaraan ramah lingkungan.

Cuma mau membantu menggerakkan hati rekan-rekan semua. Supaya kita sbg generasi sekarang, sadar bahwa Indonesia butuh teknologi ramah lingkungan.

Tapi..... gak harus pada bikin mobil kok.

Tapi bisa riset bahan bakar bio yg ramah lingkungan kan? Bisa meneliti rancangan pembangkit listrik yg ramah lingkungan kan? Bisa kan mengurangi konsumsi batubara di PLTU dengan inovasi lain? PLTN bukan mimpi kok. Bahan bakar air juga bukan mimpi. Mengembangkan riset biodiesel dr CPO atau sustainable energy source yg lain bisa kan?? Mengembangkan teknologi PLTN yg layak dan aman bisa juga kan?? Menambah ide dan inovasi di Waste Water Treatment Plant yg minim chemical tentu bisa. Mengembangkan teknologi disc stack separator di outlet slurry limbah cair bisa banget. Atau kalo ngga bisa lakuin itu..... paling tidak, bisa hemat energi di rumah kita kan? Bisa ngirit penggunaan kendaraan bermotor kan? Atau carilah inovasi utk bangsa kita ini. Ngga harus di bidang engineering kok. Bidang apapun yg kita suka dan tekuni, teknik kek, non teknik kek, yuk beri feedback utk tanah tempat kita lahir ini. Ingat, 11 tahun lg cadangan minyak Indonesia habis~~

Disini saya ngga bahas Green Technology saja. Tapi... Lihat... kita punya banyak kampus terakreditasi A yg dikenal favorit dengan berbagai jurusan yg kece. Apa semua lulusannya cuma bisa jadi karyawan? Pantas saja dari 250 juta penduduk Indonesia, entrepreneurnya masih di bawah 2%. Berarti >245 juta penduduk lainnya, menunggu tanggal gajian scr periodik.

Padahal selama kuliah, S1, S2, S3 sudah digodok dengan skripsi, tesis dan bahkan banyak doktor yang merilis jurnal internasional. Tapi kemana itu semua?? Padahal sudah diajari agar seluruh hasil skripsi, tesis, jurnal, dan riset kita semua, diterapkan. Jadi produk besar. Jangan cuma jadi slideshow atau tumpukan koleksi buku di perpustakaan yg dipakai utk memenuhi syarat kelulusan saja lalu lulus menjadi sarjana, melamar jd karyawan yg punya gaji itu itu saja trus kimpoi dan punya anak. Lalu mendidik anak kita seperti itu juga??? Wah... sedih sekali kalau gitu gelar Indonesia selalu menjadi negara "berkembang".

Tapi ngga apa-apa, memang betul ngga ada yg se-instant itu mencapai semua cita-cita, apalagi cita-cita negara. Sekarang, ayo melangkah dahulu sesuai hati nurani. Kita awali mengubah negeri ini dengan mengubah diri kita menjadi lebih baik dahulu utk kemudian memulai jalan menuju bangsa yang cerdas, arif, dan berwawasan.

Yakinlah bahwa Indonesia punya begitu banyak putra-putri bangsa yg cerdas dan mau berbakti untuk memajukan bangsanya.

Ayo semangat generasi muda Indonesia ! Masa depan kita, di tangan kita.

~Muhammad Abdurrokhim~
Linkedin : Muhammad Abdurrokhim Al Hafiizh
Line : m.abdurrokhim
WA : 081213778747
PT Titra Ervirindo, Your Industrial Partner Solution~
Diubah oleh cyberhacker57 29-06-2015 12:38
0
1.1K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan