LANGSA - Kelompok bersenjata Din Minimi Cs kembali mengeluarkan pernyataan terkait aktivitas mereka di hutan belantara. Pernyataan terbaru Nurdin bin Ismail (37) alias Din Minimi adalah mereka ingin kembali ke masyarakat, hidup normal, dan meletakkan senjata. Namun, senjata itu akan diletakkan di meja Gubernur atau Wakil Gubernur Aceh.

Pengakuan terbaru itu disampaikan Din Minimi kepada Ketua LSM Aceh Human Foundation (AHF), Abdul Hadi Abidin alias Adi Maros yang mengunjungi kelompok bersenjata itu di sebuah lokasi dalam Kabupaten Aceh Timur, Jumat (19/6).

“Untuk apa saya harus hidup dengan senjata ini, saya akan meletakkannya jika Gubernur dan Wakil Gubernur mau menyahuti aspirasi kami,” kata Din Minimi seperti dikutip Adi Maros.

Sekembali dari lokasi persembunyian Din Minimi kemarin, Adi Maros kepada Serambi mengatakan, kelompok bersenjata yang dipimpin Din Minimi itu tetap pada tuntutannya agar Pemerintah Aceh serius memperhatikan kesejahteraan para eks kombatan GAM, para janda dan yatim korban konflik, juga mengoptimalkan realisasi MoU Helsinki.

Tapi di sisi lain, kata Adi Maros, Din Minimi masih membuka peluang untuk bernegosiasi dengan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh. “Jika aspirasi kami disetujui, maka kami yang akan meletakkan senjata langsung di atas meja kerja Gubernur Aceh,” sebut Adi mengutip pernyataan Din Minimi.

Dalam pertemuan yang berlangsung dua jam itu, Adi juga menghubungkan Din Minimi untuk bicara by phone dengan Kapolres Aceh Timur, AKBP Hendri Budiman. Dalam percakapan itu Din Minimi mengaku tidak akan melakukan tindakan kekerasan yang mengganggu suasana ibadah puasa di bulan Ramadhan ini. “Saya dari dulu tidak melakukan tindakan kriminalitas. Kami hanya menuntut Pemerintah Aceh menyahuti aspirasi kami,” kata Din Minimi kepada Kapolres.

Din juga mengatakan, pihaknya tak pernah melakukan tindakan kriminal semisal merampok. “Bapak bisa bayangkan, bisa saja kami merampok bank yang dijaga beberapa personel. Kalau kami mau, kami turunkan sepuluh anggota untuk melumpuhkan, tapi ini tidak kami lakukan karena tujuan kami adalah berjuang untuk kesejahteraan eks kombatan dan korban konflik di Aceh,” imbuh Din Minimi.

Minta tahan diri
Di akhir percakapan yang berlangsung sekitar 15 menit itu, Din Minimi meminta agar pihak kepolisian bisa menahan diri untuk tidak proaktif menyerang kelompoknya. “Kapolres tetap mengimbau agar Bang Din tidak melakukan aksi yang merugikan masyarakat banyak,” sebut Adi.
Sementara itu, Din Minimi berjanji bahwa ia tidak akan melakukan aksi yang merusak suasana kenyamanan masyarakat di bulan suci Ramadhan ini.

Kurang sehat
Sepulang dari pertemuan itu, Adi Maros melaporkan bahwa Din Minimi dalam kondisi kurang sehat. “Bang Din kini minum obat karena kondisi kesehatannya buruk,” kata pria yang pernah menjadi induk semang Din Minimi ini.
Adi menambahkan, Din Minimi adalah kelompok bersenjata yang memiliki sejumlah anggota. Saat tiba di sebuah kawasan persembunyian kelompok ini, Adi Maros mengaku langsung dikawal oleh sejumlah pria yang diutus Din Minimi.
Sejurus kemudian, Adi Maros yang datang dengan saudaranya langsung dipertemukan dengan Din Minimi yang sedang beristrirahat di gubuk. “Saat saya tiba, ibu dan istri Bang Din sudah ada di sana. Kami bebincang lama sampai masuk waktu Ashar,” kata Adi Maros.
Apresiasi kapolres

Terpisah, kepada Serambi tadi malam, Adi Maros mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Kapolres Aceh Timur dan jajarannya. Pasalnya, sebelum berangkat ke lokasi persembunyian Din Minimi, Adi Maros sudah memohon izin lebih dulu. “Motif saya sangat jelas, yaitu ingin mengajak Bang Din untuk kembali ke masyarakat. Saya siap memfasilitasi sampai mereka (kelompok Din Minimi -red) meletakkan senjata dan bersama-sama membangun Aceh yang lebih baik,” pungkas Adi Maros yang juga eks kombatan, seperti halnya Din Minimi.

Diimbau berdamai
Sementara itu, Ketua Presidium Forum Aneuk Nanggroe Aceh Peduli Damai Sejahtera (FANAPDS), Hasnawi Ilyas alias Awie Juli mengimbau Pemerintah Aceh yang saat ini dipimpin Gubernur Zaini Abdullah dan Wagub Muzakir Manaf untuk berpikir jernih dalam menyikapi keberadaan Din Minimi demi perdamaian Aceh yang lebih baik.

Oleh karenanya, Awie Juli mengajak Gubernur Zaini dan Wagub Muzakir Manaf untuk berdamai dengan kelompok Din Minimi cs. “Dengan begitu, Din Minimi diharapkan segera menyerahkan senjatanya, sehingga tak akan terjadi lagi saling tembak di Bumi Sultan Iskanda Muda ini,” ujar Awie Juli dalam siaran persnya yang diterima Serambi, Kamis (19/6).
“Mari kita berpikir jernih dan saling berdamai, agar kelompok Din Minimi menyerahkan senjatanya. Apalagi ini Ramadhan, bulan yang paling mulia bagi umat Islam. Kenapa kita sesama mantan GAM tak bisa berdamai, sedangkan tahun 2005 lalu Pemerintah RI dan GAM bisa berdamai,” ujar Awie Juli. (yuh/c49)

-
sumber: http://aceh.tribunnews.com/2015/06/2...-meja-gubernur
-

TNI & Polri Yakin Pemberontak Aceh Din Minimi Tertembak
-> http://news.metrotvnews.com/read/201...nimi-tertembak

Anak buah Din Minimi penembak 2 TNI sudah 17 tahun tinggalkan istri
"Alhamdulillah, ini memang pertolongan Allah, saat itu tersangka yang kita tangkap itu sempat mau menembak polisi, tetapi pistol di tangannya tidak meledak, seperti macet," jelas dia.

Menyangkut dengan motif, kata mantan Kapolres Bireuen ini, masih sedang dilakukan pendalaman. Akan tetapi dugaan sementara aksi kriminal bersenjata itu dikarenakan pihak TNI/Polri gencar merazia dan menangkap pelaku kejahatan narkoba.

"Selama ini TNI/Polri kan sering sekali menyita ladang ganja, menangkap pengedar narkoba, bisa jadi mereka marah, karena bisnis mereka terganggu," terang dia.


-> http://www.merdeka.com/peristiwa/ana...kan-istri.html


sementara itu . . . .
Aceh Kelola Dana Otsus Rp 27,3 Triliun
-> http://nasional.tempo.co/read/news/2...p-27-3-triliun

kriminal ya tetap kriminal, harus "diproses" !