Ini Alasan Untuk Tidak Membeli Contact List Email, Gan!!!
TS
docoblast
Ini Alasan Untuk Tidak Membeli Contact List Email, Gan!!!
9 Alasan Untuk Tidak Membeli Contact List Email
Spoiler for Gambar:
Email marketing sangat penting bagi keberhasilan strategi marketing online. Survei membuktikan, email marketing memiliki nilai ROI (laba atas investasi) di atas 4300%. Sayangnya, sangat mudah bagi pelaku marketing baru untuk membuat kesalahan fatal yang bisa merusak keseluruhan program sekaligus reputasi perusahaan dengan membeli atau menyewa contact list email.
Membeli contact list terlihat sebagai cara instan agar email marketing Agan sukses. Karena itu metode ini sangat menarik bagi pelaku marketing baru tetapi buruk bagi mereka yang sudah berpengalaman.
Sebelum melihat lebih jauh mengapa tidak disarankan membeli atau menyewa contact list, coba kita pahami dulu 3 cara untuk mendapatkan contact list :
Quote:
1. Membeli contact list. Ada ratusan website dan perusahaan yang menjual contact list. List ini umumnya mencakup nama, alamat email, dan informasi personal lainnya serta sering dikelompokkan berdasarkan karakteristik demografis. 2. Menyewa contact list. Menyewa contact list sama dengan “meminjam” sebuah contact list dari penyedia list atau mungkin dari rekan perusahaan Agan. 3. Membangun contact list secara sistematis. Ini merupakan satu-satunya cara untuk membuat program email marketing yang sehat. Pertama, Agan bisa mendaftar kepada salah satu ESP (Email Service Provider) seperti DocoBlast dan kemudian Agan membangun sebuah list yang opt-in.
Sebuah list opt-in muncul ketika orang-orang dengan senang hati mendaftar untuk mendapatkan email dari Agan.
Mungkin Agan berpikir mengapa saya tidak beli saja contact list daripada harus membuatnya sendiri?
Jawabannya sederhana: Audiens yang Agan “beli” tidak mengenal Agan dan kemungkinan email Agan ditandai spam sangat besar. FYI ya gan, mengirim spam itu termasuk perbuatan melanggar hukum.
Coba kita lihat 9 alasan untuk tidak pernah membeli contact list email :
Quote:
1. List yang dijual, dibangun dengan metode-metode yang masih dipertanyakan.
Pikirkan tentang ini : perusahaan-perusahaan yang bereputasi tidak akan pernah menjual contact list mereka. Kalau begitu dari mana si penjual mendapatkan alamat-alamat email untuk membangun list yang akan dijual?
Salah satu metodenya adalah tipuan iklan banner. Jika Agan pernah mendapatkan iklan yang berbunyi seperti “Menangkan iPad gratis” atau “Dapatkan Voucher Liburan Gratis”, maka Agan telah menyaksikan metode seperti ini.
Orang yang mengklik iklan-iklan ini harus menjawab serangkaian pertanyaan dan memberikan informasi personal yang cukup rinci untuk mendapatkan “kesempatan menang”. Sayang sekali, biasanya tidak ada peluang sedikit pun untuk menang, dan orang yang memasukkan informasi mereka seringkali berakhir dalam contact list. Ini tentu bukan target ideal Agan.
Cara populer lainnya untuk mengumpulkan alamat email adalah melalui email harvesting, dimana para penjual contact list menggunakan bots untuk menelusuri website tertentu, jejaring sosial, dan forum-forum serta menyimpan alamat-alamat yang dikumpulkan dalam sebuah database. Database ini kemudian menjadi contact list yang bisa Agan beli.
2. Penjualan contact list diiklankan dengan curang.
Para penjual contact list telah menguasai permainan memancing para pelaku-pelaku email marketing yang baru. Mereka ahli dalam membuat Agan merasa seperti baru saja menemukan sebuah “rahasia” untuk keberhasilan email marketing secara instan.
Sayangnya, keahlian mereka tidak mencakup dampak-dampak negatif dari mengirim email ke contact list yang dibeli.
Contact list yang dibeli tidak pernah opt-in (orang-orang di list tersebut tidak mendaftar untuk mendapatkan update email dari siapapun) dan mereka pastinya tidak ditargetkan secara akurat.
Banyak dari penjual contact list menggunakan kata-kata seperti “opt-in”, “target yang tepat”, dan “bersih” yang bisa membuat Agan percaya begitu saja. Namun sayang, kenyataannya tidak sebagus kedengarannya.
3. Mengirim email ke contact list yang dibeli akan Merusak Sender Score Agan.
Sender Score adalah indikator reputasi IP Agan. Setiap alamat IP, atau sumber email, mendapatkan rating Sender Score dengan skala 0-100. Angka ini, yang dibuat dengan algoritma kompleks, dipengaruhi oleh berbagai hal termasuk deliverability & laporan spam.
List yang dibeli umumnya memiliki bounce rate dan laporan spam yang sangat tinggi dan bisa merusak Sender Score Agan. Sender Score yang rendah tidak hanya akan membatasi kemampuan untuk menyampaikan email ke dalam inbox penerima, tetapi juga mencegah Agan untuk bekerja dengan ESP bereputasi.
Jika Sender Score Agan sudah sangat rendah karena tingginya bounce rate dan laporan spam, maka ada kemungkinan alamat IP Agan akan di-blacklist.
4. Reputasi perusahaan Agan akan rusak.
Ketika Sender Score Agan menurun drastis dan Agan ada didalam blacklist, biasanya dibutuhkan bertahun-tahun sebelum Agan bisa mendapatkan kembali reputasi yang baik. Jelas bahwa membeli contact list adalah cara yang buruk.
5. ESP yang bereputasi akan menendang Agan.
Jika Agan menggunakan layanan email marketing yang bereputasi atau berencana menggunakan jasanya, Agan tidak boleh menggunakan list yang dibeli, disewa, atau list pihak ketiga dengan jenis apapun.
Sekalipun Agan menemukan ESP yang mau mengirim ke contact list belian, Agan akan tetap membuat Sender Score yang rendah.
Ada alasan mengapa ESP yang baik tidak mau mengirim ke list yang dibeli. Mereka mempertahankan integritas dengan memungkinkan perusahaan tetap terhindar dari blacklist dan menjaga reputasi IP tetap solid.
Setiap ESP yang memperbolehkan tukang spam untuk mengirim tidak akan mempertahankan tingkat deliverability yang tinggi.
6. Orang-orang dalam list yang dibeli tidak mengenal Agan.
Alamat-alamat email yang ada dalam sebuah list yang dibeli terhubung dengan orang sesungguhnya yang tidak mengharapkan komunikasi dari Agan dan tidak memiliki pengetahuan siapa Agan.
Bahkan jika list Agan penuh dengan orang-orang sungguhan, bayangkan betapa terganggunya mereka ketika mereka mendapatkan email Agan yang sama sekali tidak mereka kenal. Ini tentunya bukan cara yang baik untuk memperkenalkan perusahaan Agan.
7. Menyewakan email adalah cara curang
Bagaimana cara kerja list sewaan? Perusahaan menjual peluang untuk mengirim email ke contact list mereka. Kedengaran curang, bukan? Memang benar.
Jika seseorang mendaftar untuk sebuah email dari sebuah perusahaan, apakah Agan pikir mereka benar-benar mau menerima email dari perusahaan lain? Tidak sama sekali.
8. Contact list tidak bernilai jika tidak dibangun sendiri
Contact list yang baik sangat bernilai sehingga tidak akan ada orang waras yang akan menjualnya dan menyia-nyiakan hubungan yang telah dibangun dengan susah payah.
Pikirkan tentang itu. Sebuah contact list yang sehat memiliki perhatian orang-orang di dalamnya dan hubungan yang Agan punya dengan orang-orang tersebut.
9. Agan membuat kesan negatif tentang brand Agan
Bahkan jika Agan mendapatkan list ajaib dan email-email Agan terkirim, pikirkanlah tentang kemungkinan respon negatif dari para penerima email Agan.
List yang dibeli berisi orang-orang yang tidak Agan kenal. Ketika mereka mendapatkan email dari perusahaan Agan secara misterius, bagaimana menurut Agan reaksi mereka?
Mereka bisa mengirim email Agan ke folder spam atau yang lebih buruk dengan menyebarkan tentang perusahaan Agan di media sosial. Pikirkanlah kembali jika mau mengirim email ke orang-orang yang tidak Agan kenal.
Satu-satunya cara untuk membangun contact list yang sehat, tepat sasaran, dan bersih adalah dengan membangunnya sendiri.
Membangun contact list yang terdiri dari para subscriber aktif memang memerlukan waktu dan usaha, tetapi contact list yang sehat akan menghasilkan laba atas investasi (ROI) di atas 4300%, it’s totally worth it.