Keterlaluan, Hasil Jualan Daging Celeng untuk Pergi Umrah
Malang : Motif penjual daging babi hutan atau celeng, mencari untung besar untuk ibadah umrah. Pelaku, SKT, 46 tahun kepada Kepala Dinas Pasar Malang, Wahyu Setianto mengaku jika hasil usaha berjualan daging celeng untuk ibadah umrah. "Dia mengumpulkan uang untuk umrah," kata Wahyu, Rabu 17 Juni 2015.
SKT merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Pasar. Ia bertugas sebagai tenaga kebersihan di Pasar Kebalen. Usai bekerja, ia membantu istrinya BN berjualan di Pasar Kedungkandang. Awalnya, mereka berjualan sayur-mayur. Namun sejak dua tahun lalu ada pemasok daging murah seharga Rp 42 ribu per kilogram.
Sejak saat itu, mereka menjual daging celeng seolah-olah daging sapi. Mereka memanfaatkan ketidakpahaman masyarakat perbedaan antara daging celeng dengan daging sapi. "Dia saya tanya, kamu mau umrah pakai uang haram? Dia diam saja," kata Wahyu.
Wahyu menambahkan, saat bercerita, SKT sempat menangis. Setiap hari pasangan suami istri itu mampu menjual 20 kilogram. Ia mengaku tak tahu jika daging yang dijual merupakan daging celeng. "Masa tak curiga harganya sangat murah."
Wahyu khawatir dengan peredaran daging celeng ilegal. Lantaran menurut pengakuan SKT banyak pedagang daging yang mengambil daging celeng tersebut. Untuk itu, 28 Kepala Unit Pelaksana Teknis Pasar diminta untuk mengawasi peredaran daging celeng.
Polisi menyita sebanyak 48 kilogram daging celeng beku di lapang kedua tersangka, Senin 15 Juni 2015. Pelaku dijerat pasal 62 Juncto pasal 8 Undang Undang nomor 8 tahun 1992 tentang Perlindungan Konsumen. Ancaman hukuman lima tahun penjara.
Kepolisian Resor Malang Kota memburu jaringan perdagangan daging babi hutan atau celeng. Polisi menyelidiki pemasok dan peredaram daging babi. Polisi masih memburu jejak pemasok berasal dari Kabupaten Malang. "Masih kita buru, siapa saja jaringannya," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Malang Kota, Ajun Komisaris Adam Purbantoro.
Adam mengingatkan agar pembeli cerdas dalam memilih daging. Ciri-ciri daging babi hutan, katanya, warna lebih pucat, bau amis dan serat lebih halus. "Jangan tergiur harga murah. Terutama saat menjelang bulan puasa," katanya.
SUMBER......