Kaskus

Food & Travel

alizainalAvatar border
TS
alizainal
Amazing Prau 2565 Mdpl (Trip 16-17 April 2015)
Assalamualaikum... Salam Lestari


Sedikit berbagi gan, perjalanan ane ke Mt. Prau 2565 Mdpl 16-17 April 2015 emoticon-Jempol


Ceritanya sih pemanasan sebelum berangkat ke Semeru di bulan Mei. Kebetulan udah lama juga gak nanjak lantaran musim hujan di triwulan awal 2015 dan banyak gunung yang ditutup untuk pendakian pada periode tersebut. Bla bla bla akhirnya diniatkan lah pada pertengahan April untuk memulai petualangan di tahun 2015 ini, dan Prau menjadi destinasi pertama emoticon-I Love Indonesia (S)

Ane cuma berdua aja sama temen ane (laki emoticon-Hammer (S)) berangkatlah hari Rabu 15 April 2015 menuju ke Wonosobo dari Tasikmalaya. Transportasi menggunakan bis Budiman jurusan bandung-Wonosobo yang transit ke Tasik. Pukul 21.00 WIB bis akhirnya datang dan kami pun langsung naik dan duduk manis di jok kosong yang memang hanya tersisa dua seat lagi waktu itu (pas banget emoticon-Hammer (S)) ongkosnya 70.000 rupiah. Bis kemudian meluncur dari pool Budiman Tasik, dan baru sejam berjalan Bis berhenti di rumah makan di Ciamis (ane lupa lagi nama RM nya). Ternyata eh ternyata, setiap penumpang dapat jatah makan gratis di RM itu. Pucuk dicinta ulam pun tiba, tau banget ane belom makan emoticon-Hammer (S). Kurang lebih stengah jam rehat, bis kemudian jalan lagi. Gak banyak aktifitas yang ane lakukan saat itu, kenyang sudah, bayar ongkos sudah, tinggal tidur pulas sepanjang perjalanan.

Bener2 yang tidur banget sampe2 ane terbangun jam 03.30, dan posisi Bis sudah berada di daerah Wonosobo. Turunlah ane sama temen ane di alun2 Wonosobo tempat di mana Mikrobis yang menuju Dieng pada ngetem di situ. Karena waktu itu masih pagi banget, belum ada mikrobis yang beroperasi menuju Dieng. Alhasil kita nunggu dulu sambil ngopi di warkop di alun2 yang kebetulan ketemu sama sepasang suami istri yang juga mau nanjak ke Prau.

Spoiler for alun2:

Spoiler for alun2:


Akhirnya setelah subuh, mikrobis mulai beroperasi. Naiklah kita menuju ke dataran tinggi Dieng ongkosnya 15.000, dan ritual tidur kembali ane lakukan emoticon-Hammer (S). Kurang lebih sejam, pukul 06.00 akhirnya kami sampai di Dieng dan turun di desa Patak Banteng. Kita langsung menuju basecamp patak banteng, dan belum ada petugas di sana emoticon-Cape d... (S)Suhunya gak usah nanya, brrrrrrrr maknyooosss emoticon-Takut (S) tapi view nya walau masih di bawah, beuhhh ajibbb emoticon-thumbsup

Spoiler for Ds Patak banteng:

Spoiler for patak banteng:

Spoiler for view patak banteng:


Karena waktu itu masih pagi, dan pendakian ke puncak Prau via patak banteng bisa dibilang relatif singkat, akhirnya ane putusin buat santai2 dulu dan menikmati suasana dataran tinggi Dieng yang sejuk. Ane dan temen ane jalan2 menuju Desa Dieng sampai ke telaga warna. Dari desa patak banteng menuju Desa Dieng naik Mikrobis lagi ongkosnya 2.500.

Spoiler for perkebunan khas dieng:

Spoiler for kebun lagi:

Spoiler for dieng:

Spoiler for Telaga warna:

Spoiler for Telaga warna lagi:


Makan di daerah desa Dieng gak terlalu mahal gan, lumayan lah untuk ukuran objek wisata. Ane makan sama sayur telor+mendoan khas Dieng cuma 12.000. Masuk ke area Telaga warna juga kita gak bayar, padahal petugas retribusinya ada, mungkin karena kita jalan kaki emoticon-Ngakak (S). Abis dari Telaga warna kita balik lagi ke basecamp patak Banteng, bersih2, packing, bayar simaksi 8.000 isi perbekalan air dan abis dzuhur mulai jalan.

Dimulai dengan menaiki anak tangga, jalan berbatu, lewat perkebunan warga, dan jalur sesungguhnya yang aduhaiii nanjak teruuus emoticon-Big Grin
Spoiler for jalur:

Spoiler for jalur:

Spoiler for jalur:

Spoiler for jalur:

Spoiler for view:


Setengah jam berjalan, tibalah kami di pos 1. Ngaso bentar, lanjut jalan lagi. Nanjaknya masih aduhaiiiii
Spoiler for pos 1:

Spoiler for menuju pos2:

Spoiler for aduhai1:

Spoiler for aduhai lagi:


Selang berapa lama, kami tiba di pos 2 dan langsung lanjut ke pos 3, jalurnya masih aduhai banget emoticon-Big Grin
Spoiler for pos 3:

Spoiler for nanjak teruss:

Spoiler for tanjakan terakhir, tangga2:


Dua jam berjalan, akhirnya kami tiba di camp area Prau, sayang cuaca berkabut waktu itu. Tapi yang bikin nyaman adalah di camp area alhamdulillah sepi, gak penuh sesak kaya di konser musik kalo weekend. Karena cuaca kurang mendukung, ditambah suhu dingin dan hembusan angin yg semriwing, kami langsung diriin tenda, angetin badan, masak2 dan nyumput di tenda.
Spoiler for camp area:

Spoiler for tenda:


Makin sore, alhamdulillah cuaca kembali bersahabat, kabut mulai hilang, dan you know? Sumbing Sindoro berdiri dengan gagahnya di depan tenda kami.
Spoiler for view:

Spoiler for view:


Menjelang malam cuaca kembali tidak bersahabat, angin berhembus dengan kencangnya, kabut kembali menyelimuti. Tak banyak hal yang ane lakukin waktu itu selain tidur selepas Isya. Ane beberapa kali terbangun gara2 dingin banget walau udah ngeringkuk di sleeping bag, suhu waktu itu mencapa 7 derajat celcius emoticon-Takut (S). Sempat berisik camp area waktu itu gegara mulai banyak pendaki pada dateng. Coba untuk tidur lagi, dan akhirnya berhasil sampai terbagun jam 04.30. Coba keluar tenda, dan alhamdulillah langit cerah. Sholat subuh, trus angetin badan bikin teh sambil nungguin matahari keluar dari peraduannya. Dan ini lah hasilnya emoticon-thumbsup
Spoiler for view:

Spoiler for lagi:

Spoiler for lagi gan:

Spoiler for lagi lur:

Spoiler for lagi:

Spoiler for satu lagi:


Puas foto2 dan menikmati pemandangan yg luar biasa, kami masak2, makan, dan langsung packing persiapan turun. Perjalanan pulang kami ambil jalur berbeda, tidak kembali ke Patak banteng namun menuju jalur Dieng Wetan melewati bukit teletubies berakhir di bascamp Kalilembu. Ini view sepanjang perjalanan turun.


Spoiler for view turun:

Spoiler for view turun:

Spoiler for view turun:

Spoiler for subhanalloh:

Spoiler for jalur turun:

Spoiler for jalur turun:

Spoiler for jalur turun:


Sekita dua jam perjalanan turun akhirnya kami sampai di gerbang pendakian Kalilembu
Spoiler for gerbang pendakian kalilembu:


Ane dan temen ane tidak langsung turun ke Wonosobo, namun hijrah dulu ke candi Arjuna. Setengah jam menikmati keindahan Candi Arjuna, kami kemudian bersih dan mencoba Mie Ongklok khas Dieng seharga 13.000. Selesai semua, kemudian menggunakan mikrobis kembali menuju Wonosobo, kali ini ongkosnya 12.500 setelah di nego dikit emoticon-Ngakak (S). Tiba di Wonosobo, kemudian turun di pertigaan dilanjut naik angkot ke menuju terminal Mendolo dengan ongkos 2.500. Setibanya di terminal mendolo, ternyata bis Budiman menuju Tasik adanya jam 18.00 sementara ane disitu datang jam 15.00. Alhasil sambil nungguin bus datang, kita jalan jalan lagi di sekitaran terminal mendolo sambil cari2 makanan khas lainnya emoticon-Ngakak (S)(puas banget dah ini jalan2 terus :emoticon-Blue Guy Peace). Puas jalan2, akhirnya setelah magrib bis pun tiba, kami pun naik dan duduk manis menikmati perjalanan pulang ke tasik dengan ritual seperti biasa, yaitu Molor ngakaks. Alhamdulillah tiba di tasik jam 02.00 dengan selamat emoticon-2 Jempol

Semoga masih diberi kesempatan oleh yang Maha Kuasa untuk kembali ke dataran tinggi Dieng di kemudian hari emoticon-Selamat

NB: Total biaya yang ane keluarin untuk transport, simaksi, makan, dsb sebesar Rp. 240.000



















Diubah oleh alizainal 05-06-2015 16:54
0
4.9K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan