SHANGHAI – Produsen mobil asal Inggris, Jaguar Land Rover (JLR), naik pitam setelah tuntutannya terhadap mobil jiplakan Landwind X7 ditolak. JLR menuding Landwind X7 dibuat dari desain Range Rover Evoque.

Seperti dilansir laman Caradvice , Senin (1/6/2015), Ralf Speth, CEO JLR mengaku angkat tangan terhadap undang- undang hak cipta di Tiongkok. Meski telah membawa Landwind selaku penjiplak desain Range Rover Evoque ke meja hijau, tuntutannya tetap tidak dikabulkan hakim.

“Tiongkok dari sudut pandang saya, memiliki kreatifitas dan teknik yang cukup untuk menciptakan produk secara mandiri tanpa harus kembali ke zaman saat menyalin itu menyenangkan,” ungkap Ralf.

Dari hasil persidangan itu, Ralf mengaku pasrah dan menyarankan pelanggan setia JLR untuk selalu membeli produk asli bukan mobil jiplakan. “Saya berharap pelanggan di Tiongkok pada akhirnya dapat melihat perbedaan dan memilih produk orisinal dan bukan versi salinan,” imbuh Ralf.

Dikutip Solopos.com dari laman Carnewschina , meski memiliki tampilan menyerupai Evoque, ternyata jeroan Landwind X7 menggunakan mesin Mitsubishi Lancer. Kendati mesinnya sama-sama berkapasitas 2.000 cc, tenaga dan torsi yang dihasilkan mobil jiplakan itu masih kalah dari versi aslinya.

Di Tiongkok, Range Rover Evoque dijual seharga 580.000 yuan atau setara Rp1,21 miliar. Sedangkan versi jiplakannya, Landwind X7 dibanderol jauh lebih murah, yakni 155.000 yuat atau sekira Rp326 juta.

Selain JLR, sejumlah produsen mobil dunia juga pernah dipusingkan oleh mobil jiplakan asal Tiongkok. Sebut saja Mercedes Benz yang dijiplak oleh BYD, Chery QQ dijiplak Daewoo Matiz, Smart For Two dijiplak Sanghuan Noble hingga Mini Cooper yang dijiplak oleh Lifan.

Laman Paultan menyebutkan Landwind merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh Changan Auto dan Jiangling Motor. Changan tercatat sebagai produsen onderdil yang menjadi mitra Suzuki dan Peugeot. Sedangkan Jiangling merupakan mitra Ford dalam menciptakan kendaraan seperti pikap, truk dan bus.

http://m.solopos.com/2015/06/03/mobi...k-pitam-610585

China kok dilawan