- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ini Cara Paling Ampuh Untuk Mendapatkan Rezeki


TS
isvandiar15
Ini Cara Paling Ampuh Untuk Mendapatkan Rezeki
SEDEKAH!SEDEKAH!SEDEKAH!
Quote:
Dikutip dari Wikipedia,sedekah adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekedar zakat maupun infak. Karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta. Namun sedekah mencakup segala amal atau perbuatan baik. Dalam sebuah hadis digambarkan, “Memberikan senyuman kepada saudaramu adalah sedekah.”
Quote:
"Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan kecuali ia bertambah...bertambah...bertambah...” (HR. Al Tirmidzi)
"Siapa yang memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasannya dan baginya pahala yang mulia.” (QS. Al Hadiid 57:11)
"...dan (janganlah kamu takut kepada kemiskinan karena membelanjakan harta kepada Allah)...” (QS. Al Baqarah 2:245)
Kami tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sehingga kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai...” (QS. Ali Imran 3:92)
"Ingatlah kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah maka diantara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah Yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya)...” (QS. Muhammad 38)
"Dan Allah senantiasa memberi pertolongan kepada hamba-Nya selama ia menolong saudaranya” (HR. Muslim)
"Siapa yang memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasannya dan baginya pahala yang mulia.” (QS. Al Hadiid 57:11)
"...dan (janganlah kamu takut kepada kemiskinan karena membelanjakan harta kepada Allah)...” (QS. Al Baqarah 2:245)
Kami tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sehingga kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai...” (QS. Ali Imran 3:92)
"Ingatlah kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah maka diantara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah Yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya)...” (QS. Muhammad 38)
"Dan Allah senantiasa memberi pertolongan kepada hamba-Nya selama ia menolong saudaranya” (HR. Muslim)
Quote:
Perbanyaklah SEDEKAH, karena di dalamnya terdapat KHASIAT :
1. Menyembuhkan berbagai macam penyakit
2. Melampangkan rezeki
3. Menjauhkan diri dari segala macam kesulitan dan masalah
4. Diselamatkan dari segala keburukan
5. Menenangkan hati dan jiwa
1. Menyembuhkan berbagai macam penyakit
2. Melampangkan rezeki
3. Menjauhkan diri dari segala macam kesulitan dan masalah
4. Diselamatkan dari segala keburukan
5. Menenangkan hati dan jiwa
Berikut ini beberapa cerita indahnya sedekah:
Spoiler for Cerita 1:
Pengeluaran Berlebih Demi Membeli Alat Olahraga
Awal cerita ketika saya ingin membeli sebuah alat olahraga yang ternyata harganya tidak berbanding lurus dengan dompet seorang mahasiswa, Ya ! saya salah satu Mahasiswa di Universitas Gunadarma, biasa orang-orang memanggilku dengan nama Fajar atau Joe.
Karena memang saya sangat mengnginkannya akhirnya berusaha menabung dan berhemat, saya sendiri berniat ingin membeli alat tersebut 2 bulan kedepan, namun apa daya, setelah 2 bulan uang masih kurang untuk membeli alat tersebut, tapi karena sudah berniat ingin membelinya pada hari itu akhirnya nekat menggunakan uang jajan yang tersisa di kantong tanpa memikirkan bagaimana kedepannya, karena untuk makan dan yang lainnya saya udah menyimpan stok bahan pangan yang cukup.
Akhirnya keinginan membeli alat tersebut tercapai, setelah beberapa hari ternyata perkiraan kurang tepat, dengan kata lain bahan pangan tidak akan cukup sampai akhir bulan dan sisa uang pun hanya tinggal 14.000.
.
Sisa uang di kantong tinggal 14.000
Dengan rasa bingung, saya langsung memutar otak mengatur bagaimana agar bahan pangan + 14.000 bisa digunakan sebaik-baiknya sampai akhir bulan, Puasa dan Mengurangi Jatah makan adalah solusi terbaik.
Namun dengan cara itupun, sekitar 10 hari sebelum akhir bulan, bahan pangan dan uang tidak cukup (mungkin hanya cukup untuk 2-3 hari lagi *paket hemat*), selain itu persediaan air minumpun hanya tinggal sedikit (sekitar 15 gelas terakhir), disinilah selama beberapa hari saya hanya minum 1 sampai 2 gelas saja dalam sehari.
Hari kamis sore, tepat bahan pangan hanya cukup untuk 1 kali makan, namun saya coba dipakai untuk 2x makan sampai sarapan pagi hari jum’at besok, untuk makan selanjutnya bagaimana besok aja, Pada Hari jum’at setelah selesai Matakuliah Statistika, saya langsung pergi ke Masjid bersama teman saya Berto.
.
Quiz Berhadiah Dari Salah Satu Dosen
Di masjid inilah, entah kenapa saya mendadak terpikir tentang sedekah , ” Kalau kita sedekah dengan ikhlas maka Allah pasti akan menggantinya berlipat-lipat“. Akhirnya dengan keyakinan dan percaya pada janji Allah, saya mengeluarkan uang 10.000 dan memasukkannya ke kotak amal, pada waktu itu yang saya pikirkan hanya “Ikhlas, Ridho, Pasrah dan Yakin Pada Janji Allah”, akhirnya sisa uang tinggal 4.000 dan bahan panganpun sudah habis.
Setelah Shalat Jum’at saya mengajak teman saya pergi ke kosan untuk istirahat, rasa malu menghampiri karena sesampainya di kosan, saya tidak bisa menyajikan makanan, bahkan air putihpun tidak bisa.
Aneh biasanya saya tidak berniat membaca materi ketika pulang Shalat jum’at, tapi pada hari itu saya ingin sekali membaca materi dengan sangat serius yang akan dibahas pada pertemuan kali ini.
Jam sudah menunjukan 13:00, akhirnya berangkat ke kampus, ketika di Jalan teman saya memberitau sesuatu yang bikin kaget, “Joe Lo serius minum sehari cuman dikit? gak takut mati lo?”, dalam hati gue berpikir ” gue juga pernah baca kali, kalo manusia bisa hidup 1 minggu tanpa makanan, tapi tak bisa tanpa air”, mau minjem tapi entah kenapa susah buat minjem, akhirnya karena rasa takut, saya membeli 1 air botol dan sisa uangpun tinggal 1.000.
Masuk kelas terlambat, ternyata dosen sudah mengajar, tak apa! saya sangat kenal Dosen ini sangat baik dan bijaksana, ketika saya baru saja duduk dan menarik napas panjang, dosen bilang seperti ini “Ayo Siapa yang bisa jawab, yasudah bapak naikkan Hadiahnya jadi 100.000″, tanpa mengingat rasa lapar, saya langsung tanya, hadiah apa pak ? soalnya apa ?, Dosen akhirnya mengulang soalnya, dan jujur pada saat itu saya tersenyum dan tertawa dalam hati mendengar soal yang di berikan dosen, tanpa pikir panjang saya langsung angkat tangan dan menjawab soal itu dengan tegas dan jelas.
Ketika saya menjawab, dosen itu hanya terdiam dan tersenyum beberapa saat, lalu dosen itu mengeluarkan uang 100.000 dan memberikannya kepada saya, senang dan bingung bagaimana cara menjelaskan perasaan senang ketika mendapat uang itu , karena untuk makan besok XD , uang yang sisa 1.000 sekarang jadi tersisa 101.000.
Awal cerita ketika saya ingin membeli sebuah alat olahraga yang ternyata harganya tidak berbanding lurus dengan dompet seorang mahasiswa, Ya ! saya salah satu Mahasiswa di Universitas Gunadarma, biasa orang-orang memanggilku dengan nama Fajar atau Joe.
Karena memang saya sangat mengnginkannya akhirnya berusaha menabung dan berhemat, saya sendiri berniat ingin membeli alat tersebut 2 bulan kedepan, namun apa daya, setelah 2 bulan uang masih kurang untuk membeli alat tersebut, tapi karena sudah berniat ingin membelinya pada hari itu akhirnya nekat menggunakan uang jajan yang tersisa di kantong tanpa memikirkan bagaimana kedepannya, karena untuk makan dan yang lainnya saya udah menyimpan stok bahan pangan yang cukup.
Akhirnya keinginan membeli alat tersebut tercapai, setelah beberapa hari ternyata perkiraan kurang tepat, dengan kata lain bahan pangan tidak akan cukup sampai akhir bulan dan sisa uang pun hanya tinggal 14.000.
.
Sisa uang di kantong tinggal 14.000
Dengan rasa bingung, saya langsung memutar otak mengatur bagaimana agar bahan pangan + 14.000 bisa digunakan sebaik-baiknya sampai akhir bulan, Puasa dan Mengurangi Jatah makan adalah solusi terbaik.
Namun dengan cara itupun, sekitar 10 hari sebelum akhir bulan, bahan pangan dan uang tidak cukup (mungkin hanya cukup untuk 2-3 hari lagi *paket hemat*), selain itu persediaan air minumpun hanya tinggal sedikit (sekitar 15 gelas terakhir), disinilah selama beberapa hari saya hanya minum 1 sampai 2 gelas saja dalam sehari.
Hari kamis sore, tepat bahan pangan hanya cukup untuk 1 kali makan, namun saya coba dipakai untuk 2x makan sampai sarapan pagi hari jum’at besok, untuk makan selanjutnya bagaimana besok aja, Pada Hari jum’at setelah selesai Matakuliah Statistika, saya langsung pergi ke Masjid bersama teman saya Berto.
.
Quiz Berhadiah Dari Salah Satu Dosen
Di masjid inilah, entah kenapa saya mendadak terpikir tentang sedekah , ” Kalau kita sedekah dengan ikhlas maka Allah pasti akan menggantinya berlipat-lipat“. Akhirnya dengan keyakinan dan percaya pada janji Allah, saya mengeluarkan uang 10.000 dan memasukkannya ke kotak amal, pada waktu itu yang saya pikirkan hanya “Ikhlas, Ridho, Pasrah dan Yakin Pada Janji Allah”, akhirnya sisa uang tinggal 4.000 dan bahan panganpun sudah habis.
Setelah Shalat Jum’at saya mengajak teman saya pergi ke kosan untuk istirahat, rasa malu menghampiri karena sesampainya di kosan, saya tidak bisa menyajikan makanan, bahkan air putihpun tidak bisa.
Aneh biasanya saya tidak berniat membaca materi ketika pulang Shalat jum’at, tapi pada hari itu saya ingin sekali membaca materi dengan sangat serius yang akan dibahas pada pertemuan kali ini.
Jam sudah menunjukan 13:00, akhirnya berangkat ke kampus, ketika di Jalan teman saya memberitau sesuatu yang bikin kaget, “Joe Lo serius minum sehari cuman dikit? gak takut mati lo?”, dalam hati gue berpikir ” gue juga pernah baca kali, kalo manusia bisa hidup 1 minggu tanpa makanan, tapi tak bisa tanpa air”, mau minjem tapi entah kenapa susah buat minjem, akhirnya karena rasa takut, saya membeli 1 air botol dan sisa uangpun tinggal 1.000.
Masuk kelas terlambat, ternyata dosen sudah mengajar, tak apa! saya sangat kenal Dosen ini sangat baik dan bijaksana, ketika saya baru saja duduk dan menarik napas panjang, dosen bilang seperti ini “Ayo Siapa yang bisa jawab, yasudah bapak naikkan Hadiahnya jadi 100.000″, tanpa mengingat rasa lapar, saya langsung tanya, hadiah apa pak ? soalnya apa ?, Dosen akhirnya mengulang soalnya, dan jujur pada saat itu saya tersenyum dan tertawa dalam hati mendengar soal yang di berikan dosen, tanpa pikir panjang saya langsung angkat tangan dan menjawab soal itu dengan tegas dan jelas.
Ketika saya menjawab, dosen itu hanya terdiam dan tersenyum beberapa saat, lalu dosen itu mengeluarkan uang 100.000 dan memberikannya kepada saya, senang dan bingung bagaimana cara menjelaskan perasaan senang ketika mendapat uang itu , karena untuk makan besok XD , uang yang sisa 1.000 sekarang jadi tersisa 101.000.
Spoiler for Cerita 2:
Alkisah, warga Padang Sumatera Barat terkenal dengan jiwa merantaunya. Tidak sekalipun pulang sampai cita-cita digapai. Tidak mudik manakala kesuksesan belum diraih. Kata sebagian orang, malu manakala belum jadi orang sukses. Demikian semangat membara orang minang. Kita bisa lihat kisah sukses para saudagar Padang, atau kisah sukses warga minang lain dengan rumah makannya.
Meski bukan keturunan Minang, Arab ataupun Cina, Ibu Sumarti (48 th) adalah satu dari sekian pengusaha yang mewarisi semangat mereka. Istri dari Pak Samsul (54 th) ini telah banyak makan garam soal perdagangan. Sejak SD dirinya sudah terbiasa membantu melayani pembeli di kios kelontong milik orang tuanya tepatnya di Pasar Induk Wanadadi Banjarnegara. Ajaran melayani pelanggan sebaik-baiknya, jujur dan murah senyum telah ia terima sejak itu.
Tak hanya itu, semangat berusaha dan sedikit manajemen pun telah ia dapatkan sedari kecil. Tak heran kemudian dalam perjalanan usahanya ketika ia sudah mandiri bersama sang suami, dirinya mengaku jarang sekali merasa sulit dalam usaha mebelnya yang telah ia mulai sejak tahun 1985 silam. Mebel Ridlo, demikian nama toko dari pasutri (pasangan suami istri) ini.
Bagi Bu Marti, usaha mebel bukanlah usaha yang pertama. Ibu tiga anak ini menuturkan, bahwa ia sebelumnya juga membuka warung kelontong di Pasar Induk Wanadadi, namun karena alasan pindah rumah ia berhenti berjualan. ”Kita juga pernah jualan buku mas, kebetulan ada SMP Wanadadi di depan rumah, namun akhirnya berhenti juga karena koperasi sekolah mewajibkan siswanya membeli buku di sekolah” jelasnya.
Ikhtiar semaksimal mungkin. Meski belum sukses dengan usaha sebelumnya, namun do’a sembari terus bersedekah tak henti-hentinya ia lakukan. ”Ibu saya mengajarkan shalat malam, shalat dhuha dan sebisa mungkin bersedekah setiap hari. Meski saya tak tahu apa yang akan saya dapatkan dengan melakukan hal itu, namun saya selalu berusaha mencontoh apa yang telah dilakukan orang tua saya” terang Bu Marti.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, demikian kata pepatah. Toko Mebel Ridlo berawal dari hal kecil yang sangat sederhana. ”Kala itu kebetulan ada temen yang butuh lemari, gak tahu kenapa ia percaya kepada saya untuk mencarikan ke tukang kayu, mungkin semuanya memang telah diatur. Lha saya kan sukanya bisnis, jadi ya saya pesan ke tukang kayu kemudian saya jual pada teman saya itu dengan cara diangsur” cerita ibu yang murah senyum ini.
”Berawal dari satu orang, lama kelamaan teman-teman lainpun ikut-ikutan membeli kepada saya saat mereka butuh lemari, kursi atau mebel lainnya. Saya dan suamipun kemudian berfikir kenapa tidak membuka toko sendiri saja. Akhirnya kamipun membuka toko sendiri 24 tahun silam. Dengan dua tukang kayu, rumah kami jadi pabrik sekaligus toko” tambahnya berkisah.
Untuk mencapai kesuksesan dan kemapanan memang selalu butuh perjuangan dan kesabaran, demikian pula yang dialami Bu Marti dan Pak Samsul. Berawal dari uang 20 ribu rupiah saat pertama kali mendapat pesanan dari teman, itupun pinjaman orang tua, kini tak terhitung lagi jumlahnya. Ketika ditanya asset maupun omzet harian, ia hanya menjawab dengan senyum saja, sembari guyon ”Saya tak pernah menghitung mas, nanti malah terlalu banyak pikiran”. Saat disusul dengan pertanyaan, lalu bagaiman kasih, Saudaraku. Sungguh, pemberianmu berarti untukku. Semoga Allah senantiasa memberimu perlindungan dan rezeki yang luas. Roti-roti ini, Insya Allah, akan cukup sebagai bekal ibadahku selama beberapa hari ini. Sekali lagi, aku hanya bisa mendoakan Tuan semoga kelak akan dibangun istana untuk Tuan di surga.”
Setelah keduanya menyampaikan salam perpisahan, tukang binatu kembali ke rumahnya untuk mengambil bekal makanan. Tak lama berselang, ia segera kembali menuju sungai untuk menyelesaikan tugasnya karena hari sudah semakin terik.
Tatkala mengeluarkan baju-baju kotor dalam keranjang bambunya, alangkah terkejutnya ia mendapati seekor ular kobra sedang meringkuk di dasar keranjang dalam keadaan terbelenggu besi.
“Astaghfirullah!” jerit tukang binatu. “Mengapa kau bisa ada disini” tanya tukang binatu spontan.
Tak disangkanya, dengan kuasa Allah, ular itu menjawab pertanyaannya, “Ketahuilah, Tuan! Bahwa aku sebenarnya ingin mematuk dirimu. Tetapi belum sempat aku lakukan. Allah mengirimkan malaikat untuk membelengguku dengan besi ini. Rupanya, doa si ahli ibadah tadi diamini oleh malaikat di sebelahnya dan Allah menjawab doa itu.”
Tukang binatu itu langsung melakukan sujud syukur atas perlindungan yang Allah berikan kepadanya. Ia selamat dari marabahaya karena sedekahnya tadi.
Subhanallah..
Meski bukan keturunan Minang, Arab ataupun Cina, Ibu Sumarti (48 th) adalah satu dari sekian pengusaha yang mewarisi semangat mereka. Istri dari Pak Samsul (54 th) ini telah banyak makan garam soal perdagangan. Sejak SD dirinya sudah terbiasa membantu melayani pembeli di kios kelontong milik orang tuanya tepatnya di Pasar Induk Wanadadi Banjarnegara. Ajaran melayani pelanggan sebaik-baiknya, jujur dan murah senyum telah ia terima sejak itu.
Tak hanya itu, semangat berusaha dan sedikit manajemen pun telah ia dapatkan sedari kecil. Tak heran kemudian dalam perjalanan usahanya ketika ia sudah mandiri bersama sang suami, dirinya mengaku jarang sekali merasa sulit dalam usaha mebelnya yang telah ia mulai sejak tahun 1985 silam. Mebel Ridlo, demikian nama toko dari pasutri (pasangan suami istri) ini.
Bagi Bu Marti, usaha mebel bukanlah usaha yang pertama. Ibu tiga anak ini menuturkan, bahwa ia sebelumnya juga membuka warung kelontong di Pasar Induk Wanadadi, namun karena alasan pindah rumah ia berhenti berjualan. ”Kita juga pernah jualan buku mas, kebetulan ada SMP Wanadadi di depan rumah, namun akhirnya berhenti juga karena koperasi sekolah mewajibkan siswanya membeli buku di sekolah” jelasnya.
Ikhtiar semaksimal mungkin. Meski belum sukses dengan usaha sebelumnya, namun do’a sembari terus bersedekah tak henti-hentinya ia lakukan. ”Ibu saya mengajarkan shalat malam, shalat dhuha dan sebisa mungkin bersedekah setiap hari. Meski saya tak tahu apa yang akan saya dapatkan dengan melakukan hal itu, namun saya selalu berusaha mencontoh apa yang telah dilakukan orang tua saya” terang Bu Marti.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, demikian kata pepatah. Toko Mebel Ridlo berawal dari hal kecil yang sangat sederhana. ”Kala itu kebetulan ada temen yang butuh lemari, gak tahu kenapa ia percaya kepada saya untuk mencarikan ke tukang kayu, mungkin semuanya memang telah diatur. Lha saya kan sukanya bisnis, jadi ya saya pesan ke tukang kayu kemudian saya jual pada teman saya itu dengan cara diangsur” cerita ibu yang murah senyum ini.
”Berawal dari satu orang, lama kelamaan teman-teman lainpun ikut-ikutan membeli kepada saya saat mereka butuh lemari, kursi atau mebel lainnya. Saya dan suamipun kemudian berfikir kenapa tidak membuka toko sendiri saja. Akhirnya kamipun membuka toko sendiri 24 tahun silam. Dengan dua tukang kayu, rumah kami jadi pabrik sekaligus toko” tambahnya berkisah.
Untuk mencapai kesuksesan dan kemapanan memang selalu butuh perjuangan dan kesabaran, demikian pula yang dialami Bu Marti dan Pak Samsul. Berawal dari uang 20 ribu rupiah saat pertama kali mendapat pesanan dari teman, itupun pinjaman orang tua, kini tak terhitung lagi jumlahnya. Ketika ditanya asset maupun omzet harian, ia hanya menjawab dengan senyum saja, sembari guyon ”Saya tak pernah menghitung mas, nanti malah terlalu banyak pikiran”. Saat disusul dengan pertanyaan, lalu bagaiman kasih, Saudaraku. Sungguh, pemberianmu berarti untukku. Semoga Allah senantiasa memberimu perlindungan dan rezeki yang luas. Roti-roti ini, Insya Allah, akan cukup sebagai bekal ibadahku selama beberapa hari ini. Sekali lagi, aku hanya bisa mendoakan Tuan semoga kelak akan dibangun istana untuk Tuan di surga.”
Setelah keduanya menyampaikan salam perpisahan, tukang binatu kembali ke rumahnya untuk mengambil bekal makanan. Tak lama berselang, ia segera kembali menuju sungai untuk menyelesaikan tugasnya karena hari sudah semakin terik.
Tatkala mengeluarkan baju-baju kotor dalam keranjang bambunya, alangkah terkejutnya ia mendapati seekor ular kobra sedang meringkuk di dasar keranjang dalam keadaan terbelenggu besi.
“Astaghfirullah!” jerit tukang binatu. “Mengapa kau bisa ada disini” tanya tukang binatu spontan.
Tak disangkanya, dengan kuasa Allah, ular itu menjawab pertanyaannya, “Ketahuilah, Tuan! Bahwa aku sebenarnya ingin mematuk dirimu. Tetapi belum sempat aku lakukan. Allah mengirimkan malaikat untuk membelengguku dengan besi ini. Rupanya, doa si ahli ibadah tadi diamini oleh malaikat di sebelahnya dan Allah menjawab doa itu.”
Tukang binatu itu langsung melakukan sujud syukur atas perlindungan yang Allah berikan kepadanya. Ia selamat dari marabahaya karena sedekahnya tadi.
Subhanallah..
Spoiler for Cerita 4:
Rasulullah dan Sedekah Yang Bernilai
Suatu ketika ada seorang pengemis dari kalangan Anshar datang meminta-minta kepada Rasulullah SAW. Lalu beliau bertanya kepada pengemis tersebut, “Apakah kamu mempunyai sesuatu di rumahmu?”
Pengemis itu menjawab, “Tentu, saya mempunyai pakaian yang biasa dipakai sehari-hari dan sebuah cangkir.” Rasul lalu berkata, “Ambil dan serahkan ke saya!”
Pengemis itupun pulang mengambil satu-satunya cangkir miliknya dan kembali lagi pada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW kemudian menawarkan cangkir itu kepada para sahabat, “Adakah di antara kalian yang ingin membeli ini?” Seorang sahabat menyahut, “Saya beli dengan satu dirham.”
Rasulullah SAW menawarkannya kembali, “Adakah di antara kalian yang ingin membayar lebih?” Lalu ada seorang sahabat yang sanggup membelinya dengan harga dua dirham.
Rasulullah SAW memberikan dua dirham itu kepada si pengemis lalu menyuruhnya menggunakan uang itu untuk membeli makanan untuk keluarganya dan sisa uangnya digunakan untuk membeli kapak. Rasullulah SAW berkata, “Carilah kayu sebanyak mungkin dan juallah, selama dua minggu ini aku tidak ingin melihatmu.” Sambil melepas kepergiannya Rasulullah SAW pun memberinya uang untuk ongkos.
Dua minggu kemudian pengemis itu datang kembali menghadap Rasulullah SAW sambil membawa uang sepuluh dirham hasil dari penjualan kayu. Kemudian Rasulullah SAW menyuruhnya untuk membeli pakaian dan makanan untuk keluarganya seraya bersada, “Hal ini lebih baik bagi kamu, karena meminta-meminta hanya akan membuat noda di wajahmu di akhirat nanti. Tidak layak bagi seseorang meminta-minta kecuali dalam tiga hal, fakir miskin yang benar-benar tidak mempunyai sesuatu, utang yang tidak bisa terbayar, dan penyakit yang membuat sesorang tidak bisa berusaha.“
…
Sungguh suatu pelajaran berharga bisa kita dapat dari Rasulullah SAW. Beliau tidak hanya memberikan sedekah pada fakir miskin, namun juga memberikan ‘kail’ kepada mereka agar kelak mereka bisa hidup mandiri. Subhanallah.
Suatu ketika ada seorang pengemis dari kalangan Anshar datang meminta-minta kepada Rasulullah SAW. Lalu beliau bertanya kepada pengemis tersebut, “Apakah kamu mempunyai sesuatu di rumahmu?”
Pengemis itu menjawab, “Tentu, saya mempunyai pakaian yang biasa dipakai sehari-hari dan sebuah cangkir.” Rasul lalu berkata, “Ambil dan serahkan ke saya!”
Pengemis itupun pulang mengambil satu-satunya cangkir miliknya dan kembali lagi pada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW kemudian menawarkan cangkir itu kepada para sahabat, “Adakah di antara kalian yang ingin membeli ini?” Seorang sahabat menyahut, “Saya beli dengan satu dirham.”
Rasulullah SAW menawarkannya kembali, “Adakah di antara kalian yang ingin membayar lebih?” Lalu ada seorang sahabat yang sanggup membelinya dengan harga dua dirham.
Rasulullah SAW memberikan dua dirham itu kepada si pengemis lalu menyuruhnya menggunakan uang itu untuk membeli makanan untuk keluarganya dan sisa uangnya digunakan untuk membeli kapak. Rasullulah SAW berkata, “Carilah kayu sebanyak mungkin dan juallah, selama dua minggu ini aku tidak ingin melihatmu.” Sambil melepas kepergiannya Rasulullah SAW pun memberinya uang untuk ongkos.
Dua minggu kemudian pengemis itu datang kembali menghadap Rasulullah SAW sambil membawa uang sepuluh dirham hasil dari penjualan kayu. Kemudian Rasulullah SAW menyuruhnya untuk membeli pakaian dan makanan untuk keluarganya seraya bersada, “Hal ini lebih baik bagi kamu, karena meminta-meminta hanya akan membuat noda di wajahmu di akhirat nanti. Tidak layak bagi seseorang meminta-minta kecuali dalam tiga hal, fakir miskin yang benar-benar tidak mempunyai sesuatu, utang yang tidak bisa terbayar, dan penyakit yang membuat sesorang tidak bisa berusaha.“
…
Sungguh suatu pelajaran berharga bisa kita dapat dari Rasulullah SAW. Beliau tidak hanya memberikan sedekah pada fakir miskin, namun juga memberikan ‘kail’ kepada mereka agar kelak mereka bisa hidup mandiri. Subhanallah.
Spoiler for Cerita 5:
Berkah Sedekah Buah Delima
Sahabat Ali bin Abi Thalib sangat dikenal sebagai ahli sedekah.
Pada suatu hari dia pernah memberi setengah buah delima kepada orang miskin.
Tidak lama kemudian Allah SWT mengganti sedekah itu menjadi sepuluh kali lipat.
Dikisahkan Ka'ab bin Akhbar
Ketika Fatimah binti Rasulullah SAW sedang sakit, dia ditanya oleh suaminya yang tak lain adalah Ali bin Abi Thalib.
"Wahai istriku, engkau ingin buah apa?" tanya Ali dengan penuh kasih sayang.
"Suamiku, aku ingin buah delima," jawab Fatimah.
Ali terdiam sejenak, sebab dia merasa tidak memiliki uang sesen pun untuk membeli buah delima. Ali ini memang menantu dari Rasulullah, namun kehidupannya sangat sederhana.
Kemudian Ali berusaha mencari pinjaman wang satu dirham dan setelah mendapatkan pinjaman, dia pergi ke pasar untuk membeli buah delima dan segera kembali pulang.
Bersedekah
Di tengah perjalanan menuju rumahnya, dia melihat seseorang yang tergeletak sakit di pinggir jalan. Maka Ali pun berhenti dan menghampirinya.
"Hai orang tua, apa yang diinginkan hatimu?" tanya Ali.
"Wahai Ali, sudah lima hari aku tergeletak sakit di tempat ini. Banyak orang yang berlalu lalang, namun tak ada satu pun yang mau peduli kepadaku, padahal hatiku ingin sekali makan buah delima," jawab orang sakit itu.
Mendengar jawapannya, Ali pun terdiam sebentar sambil berkata dalam hati.
"Buah delima yang hanya sebiji ini sengaja aku beli untuk istriku. Kalau aku berikan kepada orang ini, pasti Fatimah akan sedih sekali. Namun jika tidak aku berikan, berarti aku tidak menepati firman Allah," katanya dalam hati.
Ali lantas teringat akan ayat Allah SWT,
"Dan terhadap orang yang meminta-minta maka janganlah kamu menghardiknya."
(QS. Ad Dhuha:10).
Kemudian Ali memutuskan untuk membelah buah delima itu menjadi dua bagian. Setengahnya untuk istrinya dan setengahnya lagi untuk orang sakit itu.
Sesampainya di rumah, ia menceritakan peristiwa itu kepada istrinya. Setelah mendengar penuturan suaminya, Fatimah merangkul serta mendekap suaminya.
"Demi Allah yang Maha Perkasa dan Maha Agung, ketika engkau memberikan buah delima kepada orang tua itu, maka puaslah hatiku dan lenyaplah keinginanku pada buah delima itu," kata Fatimah.
Mendapat Ganti
Dengan wajah yang cerah, Ali merasa sangat gembira dengan penuturan istrinya.
Dan tak lama kemudian, datanglah seorang tamu yang mengetuk pintu.
"Siapakah Tuan?" tanya Ali.
"Aku Salman Al Farisi," jawab orang yang mengetuk pintu itu.
Setelah dibuka, Ali melihat Salman membawa sebuah nampan tertutup dan diletakkan di depan Ali.
Dari manakah nampan ini, wahai Salamn?" tanya Ali lagi.
"Dari Allah SWT untukmu melalui perantaraan Rasulullah SAW," jawab Salman.
Setelah penutup nampan tersebut dibuka, terlihat di dalamnya sembilan biji buah delima. Tetapi Ali langsung berkata.
"Hai Salman, jika ini memang untukku, pasti jumlahnya sepuluh,".
Kemudian Ali membacakan firman Allah SWT,
"Barang siapa berbuat satu amal kebaikan, maka pasti baginya sepuluh kali lipat amalnya (balasnya)."
(QS. Al An'am).
Salman pun langsung tertawa sambil mengembalikan sebiji delima yang masih di tangannya.
"Wahai Ali, Demi Allah, sandiwaraku ini hanya sekedar menguji sejauh mana keyakinanmu terhadap firman Allah yang engkau bacakan tadi," ucap Salman yang lantas mohon izin pulang.
Begitulah, janji Allah selalu akan ditepati.
Sahabat Ali bin Abi Thalib sangat dikenal sebagai ahli sedekah.
Pada suatu hari dia pernah memberi setengah buah delima kepada orang miskin.
Tidak lama kemudian Allah SWT mengganti sedekah itu menjadi sepuluh kali lipat.
Dikisahkan Ka'ab bin Akhbar
Ketika Fatimah binti Rasulullah SAW sedang sakit, dia ditanya oleh suaminya yang tak lain adalah Ali bin Abi Thalib.
"Wahai istriku, engkau ingin buah apa?" tanya Ali dengan penuh kasih sayang.
"Suamiku, aku ingin buah delima," jawab Fatimah.
Ali terdiam sejenak, sebab dia merasa tidak memiliki uang sesen pun untuk membeli buah delima. Ali ini memang menantu dari Rasulullah, namun kehidupannya sangat sederhana.
Kemudian Ali berusaha mencari pinjaman wang satu dirham dan setelah mendapatkan pinjaman, dia pergi ke pasar untuk membeli buah delima dan segera kembali pulang.
Bersedekah
Di tengah perjalanan menuju rumahnya, dia melihat seseorang yang tergeletak sakit di pinggir jalan. Maka Ali pun berhenti dan menghampirinya.
"Hai orang tua, apa yang diinginkan hatimu?" tanya Ali.
"Wahai Ali, sudah lima hari aku tergeletak sakit di tempat ini. Banyak orang yang berlalu lalang, namun tak ada satu pun yang mau peduli kepadaku, padahal hatiku ingin sekali makan buah delima," jawab orang sakit itu.
Mendengar jawapannya, Ali pun terdiam sebentar sambil berkata dalam hati.
"Buah delima yang hanya sebiji ini sengaja aku beli untuk istriku. Kalau aku berikan kepada orang ini, pasti Fatimah akan sedih sekali. Namun jika tidak aku berikan, berarti aku tidak menepati firman Allah," katanya dalam hati.
Ali lantas teringat akan ayat Allah SWT,
"Dan terhadap orang yang meminta-minta maka janganlah kamu menghardiknya."
(QS. Ad Dhuha:10).
Kemudian Ali memutuskan untuk membelah buah delima itu menjadi dua bagian. Setengahnya untuk istrinya dan setengahnya lagi untuk orang sakit itu.
Sesampainya di rumah, ia menceritakan peristiwa itu kepada istrinya. Setelah mendengar penuturan suaminya, Fatimah merangkul serta mendekap suaminya.
"Demi Allah yang Maha Perkasa dan Maha Agung, ketika engkau memberikan buah delima kepada orang tua itu, maka puaslah hatiku dan lenyaplah keinginanku pada buah delima itu," kata Fatimah.
Mendapat Ganti
Dengan wajah yang cerah, Ali merasa sangat gembira dengan penuturan istrinya.
Dan tak lama kemudian, datanglah seorang tamu yang mengetuk pintu.
"Siapakah Tuan?" tanya Ali.
"Aku Salman Al Farisi," jawab orang yang mengetuk pintu itu.
Setelah dibuka, Ali melihat Salman membawa sebuah nampan tertutup dan diletakkan di depan Ali.
Dari manakah nampan ini, wahai Salamn?" tanya Ali lagi.
"Dari Allah SWT untukmu melalui perantaraan Rasulullah SAW," jawab Salman.
Setelah penutup nampan tersebut dibuka, terlihat di dalamnya sembilan biji buah delima. Tetapi Ali langsung berkata.
"Hai Salman, jika ini memang untukku, pasti jumlahnya sepuluh,".
Kemudian Ali membacakan firman Allah SWT,
"Barang siapa berbuat satu amal kebaikan, maka pasti baginya sepuluh kali lipat amalnya (balasnya)."
(QS. Al An'am).
Salman pun langsung tertawa sambil mengembalikan sebiji delima yang masih di tangannya.
"Wahai Ali, Demi Allah, sandiwaraku ini hanya sekedar menguji sejauh mana keyakinanmu terhadap firman Allah yang engkau bacakan tadi," ucap Salman yang lantas mohon izin pulang.
Begitulah, janji Allah selalu akan ditepati.
Kalau agan masih ga percaya,coba sumbangkan 100k ke masjid terdekat.Pasti seminggu atau paling lama sebulan,akan diganti lebih oleh Allah SWT.

Diubah oleh isvandiar15 26-05-2015 10:56
0
2.5K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan