Ilustrasi di atas, Burhan bilang "beli INDOMIE", bukan "MIE INSTAN" padahal Indomie bukanlah benda, melainkan mrek.
Contoh lain dalam kalimat: Minggu depan, papaku mau beli Harley Davidson.
Harley Davidson adalah merk, sedangkan bendanya sebenarnya sepeda motor, atau motor gede pada umumnya.

Kalau anak sekarang suka pake juga buat pamer. Misalnya, “Akhirnya ada uang sisa buat jajan dikit...” sambil posting foto ke Path. Padahal jajannya tas LV sama iPhone 6+.

Ilustrasi di atas menyebutkan Gaby pulpennya ke pelosok, padahal nggak kayak gitu aslinya. Kan nggak mungkin juga Gaby ke Pelosok tapi masih bisa heboh nge-BBM cuma kayak karna pulpen doang.
Contoh lain dalam kalimat: Gue nangis sehari semalam habis diputusin dia. Padahal kenyataannya tidak seperti itu, pasti ada jeda seandainya nangisnya seharian.

Ilustrasi di atas, agan menanyakan hal yang sudah agan ketahui jawabannya. Agan pasti pengen cintanya diterima sama Mpok Omas, kalo nggak ngapain juga agan berharap gitu sama Mpok Omas.
Contoh lain dalam kalimat: Siapa yang nggak mau punya pendamping hidup?

Pertanyaan di atas adalah pertanyaan retoris karena jawabannya sudah diketahui bahwa nggak ada orang yang pengen menjomblo seumur hidupnya. Sendal jepit aja ada pasangannya~

Ilustrasi di atas bilang kau cintaku, kau kasihku, kau sayangku seolah kata cinta, kasih, dan sayang jauh berbeda. Padahal ketiga kata itu punya arti yang sama.

Contoh lain dalam kalimat: Selamat datang di sekolahku, selamat datang di tempat menuntut ilmuku. Sekolah adalah tempat menuntut ilmu.

Ilustrasi di atas adalah contoh penggunaan majas aliterasi, karena huruf awal pada kata-kata yang digunakan Andi buat nembak Anto adalah S semua.

Contoh lain dalam kalimat: Gue gak gaul, gara-gara gue gak galau. Semua kata yang digunakan dalam kalimat tadi berawalan G.

Contohnya, “Aku bertanya pada rumput yang bergoyang dan akhirnya dia memberiku jawaban.” Gitu deh.

Pasti agan sering denger dan juga sering pakai majas ini. Misalnya seseorang disebut ‘tulang punggung keluarga’ karena dia memang pencari nafkah dan otomatis jadi orang yang menopang keluarganya, kayak tulang punggung yang menopang tubuh kita.

Contoh lainnya: “Dia tahu banyak banget soal musik, udah kayak kamus musik berjalan.”

Misalnya, “Anak-anak, cepat turun ke bawah! Bantuin Mami bawa belanjaan!” Padahal, yang namanya ‘turun’, udah pasti ke bawah, kan?

Si Mami menegaskan aja, supaya anak-anaknya cepat turun untuk bantu maminya. Atau bisa juga karena salah satu anaknya suka nyasar, kalau disuruh ‘turun’ malah lari ke atas genteng.

Sekilas, buat yang nggak peka, majas ini mungkin bakal terdengar seperti pujian. Tapi justru di balik pujian itu ada ejekan atau sindiran. Misalnya...

- Kemarin gue denger Acong nyanyi. Ya ampun, suaranya merdu banget, kayak suara blender rusak!
- Tulisannya indah sekali, terlalu indah untuk mata manusia biasa. Saya sampai tak bisa baca.

Mungkin tujuan dari kalimat yang pakai majas ironi ini adalah untuk menyindir secara halus. Tapi, menurut saya justru sindiran kayak gini justru terasa lebih menohok sih. Kalau di Twitter, di akhir kalimat yang menganduk majas ironi paling cocok pake emoticon kayak gini, nih :’).

Contohnya gini.
- Bella Shofie umpama bumi dan suaminnya bulan. Mereka berjalan beriringan, saling menemani, tapi berbeda orbit. (Curhat dikit, gaes.)
- Senyuman dan nasihat Ibu bagaikan oase di tengah gurun pasir.
- Persahabatan bagai kepompong, mengubah ulat menjadi kupu-kupu... (Iya, ini lirik lagu)

Contohnya kayak gini, nih.
- Hari yang terik untuk jiwa-jiwa yang telah lama diselimuti dingin.
- Di dalam keramaian aku masih merasa sepi. (Iya, ini juga lirik lagu )

Sekilas mungkin rasanya nggak masuk akal. Gimana bisa ngerasa sepi di tengah keramaian? Well, tunggu aja sampai agan ngerasain sendiri. Wahahaha...

Misalnya...
- Permisi, kamar kecilnya di sebelah mana, ya? (Kamar kecil digunakan untuk menggantikan kata toilet atau WC.)
- Para pemuda tuna karya di lingkungan rumah diberi berbagai macam pelatihan di Karang Taruna. (Tuna karya adalah istilah lain dari orang yang tidak atau belum mempunyai pekerjaan.)

Contohnya...
- Dengan semangat dan tekad kuat seumpama baja, Acong berniat mengajak Risma kencan.
- Hatinya serapuh sayap kupu-kupu yang tak lagi mampu terbang jauh. (Halah.)