Gunung Bromo dan lautan pasir terbentuk dari dua gunung yang berhimpitan. Awalnya Gunung Tengger yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi mengalami letusan kecil, yang mengakibatkan material vulkanik terlempar dan membentuk lembah besar.

Setelah letusan kecil, terjadi lagi letusan besar yang menciptakan kaldera. Di dalam kaldera tertumpuk material vulkanik yang menyebabkan terbentuknya lautan pasir. Di duga, dahulunya lautan pasir ini pernah terisi air yang mengakibatkan munculnya magma di tengah kaldera, sehingga muncul gunung-gunung baru kayak Gunung Widodaren, Gunung Watangan, Gunung Kursi, Gunung Batok dan Gunung Bromo.

Liburan ke Gunung Bromo, agan nggak cuma bisa lihat pemandangan pegunungan yang indah. Tapi, juga bisa melihat dan mempelajari tradisi yang masih kental. Contohnya upacara adat. Hari Raya Yadya Kasada atau Upacara Kasada Bromo merupakan upacara sesembahan berupa pemberian sesajen kepada Sang Hyang Widhi dan para leluhur. Upacara Kasada dilakukan setiap bulan Kasada hari ke 14 dalam penanggalan Jawa. Biasanya, warga suku Tengger melempar sesajan berupa hasil bumi ke kawah Gunung Bromo.

Suku Tengger merupakan suku asli yang tinggal di sekitar Gunung Bromo. Adanya suku Tengger karena pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit mengalami serangan besar. Akibat serangan ini, masyarakat pribumi bingung mencari tempat tinggal.

Mereka terpisah menjadi 2 bagian. Sebagian warga ada yang pindah ke Bali dan sebagian lagi pindah ke dataran tinggi di kaki Gunung Bromo. Warga yang pindah ke Gunung Bromo dipimpin oleh Roro AnTENGdan Jaka SeGER. Jadilah, perpaduan nama mereka menjadi suku TENGGER.

Memasuki area padang savana agan harus berhati-hati. Karena secara tersembunyi terdapat pasir hisap atau pasir hidup. Kalau agan menginjak pasir hisap, bisa jadi kaki agan ketarik sampai ke bawah.

Indahnya sunrise di Gunung bromo nggak ada yang bisa ngalahin. Buat ngelihat sunrise seindah ini juga butuh perjuangan. Agan harus bangun pagi buta, sekitar pukul 3 pagi, melewati lautan pasir dan tanjakan yang curam.