Quote:
Kasus korupsi yang melibatkan seorang petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membuat seluruh partai Islam mendapat sorotan tajam. Kondisi itu berbanding terbalik dengan partai nasional yang terlibat dalam kasus serupa.
"Beban akhirat partai Islam lebih berat dibandingkan dengan partai nasionalis. Jika partai Islam terlihat korupsi, dianggap ada disonansi. Sedangkan politisi yang makan di restoran merupakan hal yang biasa," kata pengamat politik Burhanudin Mutahdi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (2/2).
Tidak hanya itu, partai-partai berlatar belakang Islam juga tidak mendapatkan dukungan lebih setiap kali mengikuti proses pemilihan umum. Pasalnya, hanya empat partai yang berhasil lolos untuk duduk di kursi legislatif.
"Hal ini menyebabkan timbulnya persepsi bahwa partai Islam hanya menjadi partai follower dengan tidak adanya dinamika positif. Cukup parah karena tidak ada peningkatan, termasuk PAN," tandasnya.
dalam survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin mengungkapkan, PAN yang memiliki latar belakang Islam sendiri hanya memiliki nilai antara 2,5 sampai 3 persen.
"Artinya, secara umum PAN kurang mendapat tempat dalam pemilih karena tidak mempunyai daya tarik, walaupun dalam hal logistik PAN masih unggul dari partai Islam lainnya," paparnya.
(Laporan: Hanifah)
Sumber
KORUPSI DI INDONESIA GAK BAKAL HILANG SELAMA PARTAI KORUP DIBIARKAN HIDUP DI NEGRI INI
PARTAI BERLANDASAN AGAMA TIDAK MEMPERJUANGKAN AKIDAH TAPI TELAH MENCORENG NAMA ISLAM
MARI TURUNKAN SUARA PARTAI KORUPTOR JADI 0 %
BERSAMA KITA BISA
Baca Juga :
Fahri Hamzah-PKS: Saya Tak Goyah Bubarkan KPK