Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ararechanAvatar border
TS
ararechan
Pelayanan kesehatan di Indonesia gan, pengalaman pribadi
Datang malam mau buka jahitan putri ane gan, tapi dokter jaga & perawat sedikit keberatan. Kata suster, ibu tau kenapa di kartu kontrolnya ditulis pkl 8 - pkl 12? Saya menggeleng, karena memang perawat yang memberi kartu & dokter yang piket pada saat putri saya masuk UGD, tidak memberikan informasi apa pun.

Kemudian, suster yang bertanya itu memberi jawaban, karena alat baru disteril bu, dan belum ada yang pakai. Kalau malam begini, alatnya sudah berulang kali dipakai. Ooooooh begitu, pikir saya.

Kurang memuaskannya layanan kesehatan yang ada di indonesia. Meskipun ini di kota besar, sekelas jakarta, ibukota negara ini. Tidak ada edukasi untuk pasien, kecuali kalau pasien bertanya itu pun kadang yang menjawab, tidak mengerti dengan apa yang ditanyakan. Dokternya? Kadang saya heran, itu dokter lulusan mana. Anak saya, hanya demam biasa, tidak batuk atau pun flu, tetapi diberi resep antibiotik. Padahal, tidak jelas apakah demam itu karena virus atau bakteri. Si dokter pun tidak pernah memberi pesan bahwa antibiotik itu harus dihabiskan. Tidak juga ada penjelasan, apabila obat dimuntahkan oleh anak, berapa banyak dosis yang harus saya berikan lagi.

Lalu, yang tidak kalah menyebalkan adalah, dokter datang terlambat, kadang sampai harus menunggu berjam-jam lamanya. Dan ketika saya memutuskan untuk membatalkan janji dengan alasan kasian kedua anak saya harus menunggu, perawatnya nampak kurang senang. Pada saat saya masuk ke ruang dokter pun, sang dokter menjawab agak ketus untuk setiap pernyataan, pertanyaan yang saya berikan.

Padahal, kami bayar, full, bukan BPJS, bahkan menggunakan asuransi pun, masih ditangani sebelah mata. Bukan memandang sebelah mata profesi dokter, tapi profesi ini seperti di atas angin. Saya terharu dengan dokter yang berada di daerah, atau yang benar mendedikasikan dirinya untuk mengabdi. Dokter SpOg saya di daerah berbeda sekali dengan dr SpOg i salah satu RS swasta jakarta yang menangani kandungan untuk kehamilan pertama saya. Komunikasi verbal dokter SpOg swasta Jakarta tersebut, bisa saya katakan buruk, sampai membuat suami saya tersinggung dan saya rasanya sampai ingin mengeluarkan jurus-jurus untuk membungkam lisannya pada saat itu. Tapi, akhirnya saya pikir wajar kalau dia tidak berinteraksi dengan pasien langsung, tapi dengan alat-alat yang entah apa namanya.

Ya setiap orang punya pengalaman yang berbeda gan, makanya ane gonta gantj dokter, sampai ketemu yang nyaman, memuaskan. Kita bayar gan, kalau berobat gratis, ya baiklah dokternya ber-attitude begitu, tapi itu pun tetap tak patut rasanya. Kalau dokter bilang, ngertiin saya dong, saya capek, banyak masalah, piket dari pagi sampai pagi lagi, anak saya sakit, suami saya ngambek, mertua saya cerewet, cicilan kendaraan menunggu, dan blah-blah-blah. Resiko sebagai petugas kesehatan gan, kalau agan dokter sakit, ya berobat, jangan ngobatin oranhg dulu. Kalau agan lagi stres, berobat ke psikolog gan, jangan dibebankan ke pasien yang gak ngerti masalah agan dokter.

Sama seperti entertainer gan, pada saat di depan audiens, semua masalah, semua sakit harus dikesampingkan gan. Maaf sebelumnya kalau ada agan/aganwati yang dokter merasa tersinggung, ane yakin masih banyak dokter yang berkualitas, berbudi gan, mungkin agan/aganwati salah satunya, amin.
Diubah oleh ararechan 15-05-2015 16:13
0
1.3K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan