- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[BREAKING NEWS] Aktor Didi Petet Berpulang ke rahmatullah
TS
depaighter
[BREAKING NEWS] Aktor Didi Petet Berpulang ke rahmatullah
Quote:
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun
"Sesungguhnya kita adalah milik Allah SWT. dan kepadanyalah kita (juga) akan kembali"
"Sesungguhnya kita adalah milik Allah SWT. dan kepadanyalah kita (juga) akan kembali"
Pagi-pagi ane buka Internet nemu berita kalo aktor kawakan tanah air Didi petet (pemeran kang bahar dalam sinetron preman pensiun) telah berpulang ke rahmatullah
Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT.
Amiiinn...
Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT.
Amiiinn...
Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Dunia hiburan kembali berduka. Salah satu aktor senior Indonesia, Didi Widiatmoko yang dikenal luas dengan nama Didi Petet, mengembuskan nafas terakhir pagi ini, Jumat (15/5).
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf yang juga ayah penyanyi Sherina Munaf, mengatakan Didi Petet meninggal karena sakit yang dideritanya.
“Beliau meninggal hari ini pukul 05.00 WIB karena sakit. Sepulang dari Milan, kira-kira tiga hari lalu, rupanya recovery-nya kurang baik,” kata Triawan kepada CNN Indonesia.
Saat ini Triawan sedang bersiap menuju rumah duka di Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan.
Didi Petet wafat di usia 58 tahun. Pria kelahiran Surabaya, 12 Juli 1956 itu menyumbangkan banyak karya untuk dunia perfilman Indonesia. Aktor serbabisa itu memerankan berbagai tokoh, salah satu yang paling terkenal ialah Emon dalam film Catatan si Boy. (agk)
sumber
Berita lainnya
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar duka kembali menyelimuti jagad hiburan tanah air. Artis peran Didi Widiatmoko atau lebih dikenal dengan panggilan Didi Petet meninggal dunia dalam usia 58 tahun pada Jumat (15/5/2015) pagi tadi di rumahnya karena sakit.
"Benar, Om Didi meninggal pagi ini," kata Muthia Kautsar, keponakan Didi Petet ketika dihubungi Kompas.com per telepon pada Jumat (15/5/2015) pagi.
Menurut Muthia, Didi Petet yang baru pulang dari kota Milan, Italia guna menghadiri sebuah pameran sempat pingsan ketika berada di kota tersebut.
"Om Didi kan baru pulang ke Indonesia tanggal 10 kemarin dari Milan setelah menghadiri sebuah pameran di sana. Di Milan, beliau sempat pingsan dan ketika pulang, sampai di bandara pun harus memakai kursi roda," tuturnya.
Muthia juga menambahkan bahwa Didi Petet pada Selasa (12/5/2015) sempat dibawa ke Bandung untuk menjalani pengobatan.
"Selasa kemarin sempat dibawa ke Bandung untuk pengobatan, tetapi ya karena kondisinya udah drop, jadi semakin memburuk terus keadaannya sampai akhirnya meninggal pagi ini," kata Muthia.
Sampai saat ini, belum diperoleh keterangan mengenai sakit yang menjadi penyebab meninggalnya artis peran kawakan tersebut. Jenazah Didi Petet sendiri saat ini disemayamkan di rumah duka Jl Bambu Apus no 76, Sasak Tinggi, Ciputat.
Sumber
Bagi yang belum kenal beliau
Spoiler for Didi Petet:
Didi Widiatomoatau yang populer dengan nama panggung Didi Petet ini lahir di Surabaya, Jawa Timur, 12 Juli 1956. Ketertarikannya pada dunia seni peran telah terlihat sejak Didi duduk di bangku SMA. Perkenalannya dengan seniman Harry Rusli membuka jalannya untuk berkecimpung di panggung teater. Selain bersama Harry, Didi juga pernah bergabung dalam teater Koma pimpinan Nano Riantiarno.
Selain teater, bintang iklan sepeda motor ini juga menekuni seni pantomim. Ia bahkan pernah mendirikan kelompok teater pantomim dengan nama Sena&Didi Mime, bersama Sena A. Utoyo. Dari panggung pantomim, Didi kemudian memulai karirnya di tahun 1985 sebagai aktor profesional dengan membintangi film layar lebar berjudul Semua Karena Ginah. Dua tahun berselang, ia didaulat menjadi peran pendukung dalam film drama remaja berjudul Cinta Anak Zaman. Di film yang dibintangi Paramitha Rusady dan Donny Damara itulah, akting Didi mulai mencuri perhatian para kritikus film. Sebagai bentuk apresiasi terhadap bakat aktingnya, Didi dinobatkan sebagai Pemeran Pembantu Terbaik dalam ajang Festival
film Indonesia 1988.
Selain masih sibuk berakting dalam film, sinetron, atau teater serta menjadi bintang iklan, keseharian Didi juga diisi dengan kegiatannya sebagai dosen di almamaternya, Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Setelah sukses menyabet Piala Citra lewat perannya dalam film Cinta Anak Zaman, Didi terus menggali potensinya sebagai aktor multitalenta. Masih di tahun yang sama, 1987, ia tampil dengan peran nyeleneh dalam film remaja laris berjudul Catatan Si Boy. Dalam film yang dibintangi Onky Alexander dan Dede Yusuf itu, Didi kebagian peran sebagai Emon yang kebanci-bancian.
Sutradara Nasri Chepy memang tak salah mempercayakan peran tersebut pada Didi. Meski pria tulen, Didi cukup piawai memerankan tokoh Emon dalam film legendaris tersebut. Boleh dibilang, Emon-lah salah satu faktor yang menyebabkan film produksi Bola Dunia Film itu laris manis. Tak heran jika film tersebut kemudian diproduksi sampai lima sekuel. Keberhasilannya membawakan tokoh Emon di film tersebut menurut Didi tak terlepas dari pengamatan dan riset yang dilakukannya. Tak ketinggalan peran sang sutradara dalam memberikan ruang kepadanya sehingga ia mampu memerankan tokoh kontroversial itu dengan sangat baik.
Film yang turut mempengaruhi gaya hidup anak muda dekade 80-an itu berhasil meraih 2 penghargaan FFI 1988, masing-masing melalui Nasri Cheppy sebagai Sutradara Terbaik, serta Dodo Zakaria sebagai Penata Musik Terbaik.
Sukses besar yang diraih Catatan Si Boy dengan Emon-nya, kemudian ikut mendorong film-film remaja lain untuk menampilkan tokoh banci. Seakan tak lengkap rasanya jika sebuah film remaja tidak menghadirkan tokoh pria kemayu di dalamnya. Maklum saja, dari cara bicara dan berpakaiannya saja, tokoh-tokoh semacam itu dianggap mampu memancing tawa penonton.
Belakangan, tokoh Emon diangkat dalam film tersendiri yakni Catatan Si Emon. Namun bukan
Didi Petet lagi yang memeraninya. Alasannya, ia merasa risih memerankan tokoh banci terus menerus. Ditambah lagi, ia pernah menjadi sasaran protes anak-anaknya lantaran terlalu sering memainkan peran itu.
Didi memang aktor yang pandai menghidupkan setiap peran yang dibawakannya. Setelah lepas dari peran Si Emon, sosoknya kemudian lekat dengan Si Kabayan, pemuda lugu asal Pasundan. Sama seperti Catatan Si Boy, film yang mengambil setting kehidupan masyarakat Sunda ini mendapat sambutan meriah dari masyarakat. Karena laris, seperti yang biasa terjadi dalam dunia film, Si Kabayan pun dibuat hingga beberapa sekuel, yakni Si Kabayan Saba Kota, Si Kabayan Anak Jin, dan Si Kabayan Mencari Jodoh. Di film garapan sutradara H. Maman Firmansyah tersebut, Didi beradu akting dengan sejumlah artis cantik seperti Paramitha Rusady,
Meriam Bellina, Nurul Arifin dan Desy Ratnasari.
Ketika dunia film mati suri dan dunia sinetron merebak seiring dengan tumbuhnya stasiun televisi di Tanah Air di dekade 90-an, Didi pun ikut terjun dengan membintangi sejumlah judul sinetron diantaranya Losmen, Buku Harian, Cintaku Di Rumah Susun, Primadona, Maha Kasih, dan Dunia Tanpa Koma.
Film iklan juga dirambahnya. Tak kurang dari sepuluh film iklan sudah dibintanginya. Bahkan ia kemudian mendirikan sebuah rumah produksi. Pria bertubuh subur ini aktif pula dalam sejumlah pementasan teater, seminar tentang seni peran dan mengajar di IKJ. Tak hanya dalam lingkup pendidikan formal, Didi juga kerap dimintai wejangannya oleh para pendatang baru di dunia akting.
Jika karir rekan-rekan seangkatannya mengalami penyurutan manakala memasuki usia paruh baya, eksistensi Didi di dunia film justru makin menguat. Pria yang pada tahun 2010 terpilih sebagai Duta Kereta Api ini terus terlibat dalam sejumlah judul film. Didi bermain dalam film Petualangan Sherina di tahun 2000, sebuah film anak-anak yang disebut-sebut sebagai tonggak kebangkitan kembali
film Indonesia. Kemudian film Pasir Berbisik, Emak Naik Haji, Bebek Belur, Lost in Papua, Di bawah Lindungan Kabah dan sederet judul lain.
Pada tahun 2009, berkat aktingnya dalam film Jermal, nama Didi masuk dalam dua nominasi sekaligus, yakni Pemeran Utama Pria Terfavorit, dan Pasangan Terbaik & Pasangan Terfavorit bersama Iqbal S Manurung di ajang Indonesia Movie Award (IMA). Namun, hal itu sempat memicu kontroversi lantaran dalam ajang penghargaan tersebut, selain sebagai nominator, Didi juga tercatat sebagai ketua dewan juri.
Di awal Januari 2011, Didi membintangi film Kabayan Jadi Milyuner. Tapi ia hanya kebagian peran sebagai aktor pendukung, berbeda dengan film-film Kabayan era 90-an dimana ia selalu didaulat untuk memerankan tokoh Kabayan. Sementara tokoh sentral dalam film tersebut dipercayakan kepada mantan VJ MTV, Jamie Aditya. Meski tokoh Kabayan sudah sangat melekat pada dirinya, Didi mengaku tetap rela berperan sebagai sosok Abah yang kerap beradu akting dengan Ambu yang diperankan
Meriam Bellina.
Selain masih sibuk berakting dalam film, sinetron, atau teater serta menjadi bintang iklan, keseharian Didi juga diisi dengan kegiatannya sebagai dosen di almamaternya, Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Dunia akting yang berjasa membesarkan namanya membuat Didi ingin terus berkarya dengan segala kemampuannya. Saat ditanya soal obsesinya memerankan peran-peran menantang, Didi mengaku tidak memiliki obsesi tertentu. Karena baginya berakting memerankan orang lain sudah merupakan hal yang sulit. Setiap karakter yang dimainkannya juga memiliki tingkat kesulitan masing-masing. Maka dari itu, Didi tidak pernah membeda-bedakan, selama ia menikmati dan menyukai setiap peran yang ditawarkan.
Sepanjang pengalamannya berakting, Didi mengenang suatu masa sekitar tahun 80-an dimana ia memerankan tiga peran yang bisa dibilang tak biasa dalam kurun waktu yang hampir berdekatan. Pertama, ia kebagian untuk memerankan babi selama 23 hari saat manggung bersama Teater Koma. Ketika itu sebenarnya badan Didi masih kurus sehingga ia harus mengenakan busa sepanjang pertunjukan agar mirip dengan mamalia itu.
Setelah itu, ia diajak sutradara ternama,
Teguh Karya, untuk berperan sebagai seorang kakek berusia 70 tahun dalam sebuah drama TVRI, padahal ketika itu usia Didi baru menginjak 30 tahun. Yang terakhir, adalah saat ia berperan sebagai Emon di film Catatan Si Boy. Itulah kenangan yang paling berkesan buat Didi.
Di sisi lain, akting bagi ayah enam ini tak hanya sekadar sebagai penopang hidup melainkan juga merupakan sekolah kehidupan. “Hidup ini kan sandiwara, kita memainkan peran dalam kehidupan ini. Kalau kita tidak belajar akting, kita tidak pernah mengerti tentang kaidah-kaidah kehidupan, sampai dimana kita over acting, under acting, kemudian bagaimana berhubungan dengan orang lain. Itu saja sudah pelajaran hidup tersendiri. Jadi akting itu sebenarnya bukan hanya untuk orang-orang yang mau jadi aktor tapi memahami diri sendiri, untuk bisa mengembangkan diri sendiri. Ini yang saya jalankan.” kata Didi kepada
wartawan TokohIndonesia.com.
Perkembangan industri perfilman saat ini yang jauh lebih berwarna dipandangnya dengan penuh optimis. Meski diakuinya, secara kualitas masih menganut selera pasar dan masih diwarnai dengan film-film bertema horor dan seks. Walau demikian, ia menganggap hal tersebut hanyalah merupakan bagian dari dinamika industri perfilman di Tanah Air. Didi menambahkan film dengan tema-tema seperti itu sebenarnya sudah ada dari dulu, malahan lebih vulgar lagi, hanya sekadar menjual sensualitas tubuh
perempuan tanpa memperhatikan pesan yang hendak disampaikan. Genre horor berbalut seks yang belakangan kembali marak diangkat oleh para produser menurut Didi tak terlepas dari masih tingginya permintaan pasar yakni masyarakat masih menyukai hal-hal berbau mistis.
Namun sejalan dengan itu, saat ini juga semakin banyak film-film berkualitas yang memuat unsur edukasi. Bahkan menurut Didi, temanya jauh lebih variatif dibanding zaman dulu. Misalnya dari segi ceritanya, banyak sekali yang diangkat dari novel seperti film Laskar Pelangi yang diadaptasi dari novel dengan judul sama karangan Andrea Hirata. Maka seiring dengan kian berkembangnya metode penulisan, dunia
film Indonesia pun ikut berkembang. Terlebih saat ini teknologi sudah semakin canggih, orang pun menjadi semakin mudah membuat film. Keadaan itu diakui Didi amat berbeda sekali di zaman keemasannya dulu. Kini yang menjadi masalah adalah bagaimana cara mendatangkan penonton. Pasalnya sekarang ini banyak penonton yang enggan datang ke bioskop. Fenomena itu tak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di luar negeri.
Ketika ditanya soal peran film saat ini dalam membentuk karakter bangsa, Didi menilai penonton Indonesia saat ini sudah lebih aktif dan kritis dalam memilah tontonan. Tinggal sekarang yang memegang peran adalah bagaimana pendidikan yang diterapkan dalam keluarga. Peran orangtua dalam menentukan mana yang baik dan tidak untuk ditonton anak-anaknya. “Saya rasa kalau hal itu bisa terjadi di keluarga yang baik dan trainingnya juga bagus, saya rasa penonton akan semakin bagus,” lanjut Didi.
Didi juga menambahkan bahwa para pemimpinlah yang seharusnya menjadi teladan dan contoh baik bagi masyarakat. Maka dari itu, ia amat prihatin dengan kian tidak pedulinya para pemimpin terhadap kondisi rakyat yang kian hari kian memprihatinkan. Mereka sibuk memperkaya diri sendiri sehingga tidak ada yang bisa dicontoh, Jadi Didi berpendapat bukan hanya film yang bisa membentuk karakter bangsa namun juga pemerintah. Sedangkan film hanya memberikan sedikit pengaruh. Karena film bersifat fiktif dan lebih berfungsi sebagai hiburan semata. Kalau film dikaitkan dengan karakter bangsa, tidak akan ada orang yang menonton. Hanya saja Didi menambahkan meski lebih mengedepankan sisi hiburannya, film juga sebaiknya memuat unsur edukasi.
Sumber
Spoiler for Prestasi, Film-Film dan Sinetron yang dibintangi:
Prestasi yang pernah beliau dapatkan
Aktor Pembantu Terbaik, Piala Citra FFI 1988 (Cinta Anak Jaman)
Aktor Terpuji Festival Film Bandung (FFB) 1988 (Catatan si Boy)
Aktor Terpuji FFB 1989 (Gema Kampus 66)
Aktor Terpuji FFB 1994 (Si Kabayan Cari Jodoh)
Lifetime Achievement MTV Indonesia Movie Award 2004
Nominasi Piala Citra 1990, Aktor Utama (Joe Turun Ke Desa)
Nominasi Piala Citra 1991, Aktor Utama (Boneka dari Indiana)
Nominasi Piala Citra 2004, Aktor Pembantu (Pasir Berbisik)
Nominasi Indonesian Movie Award 2010, Aktor Utama (Jermal)
Nominasi Piala Vidia 2011, Aktor Pembantu (Bakpao Pingping)
Nominasi Pemeran Pendukung Pria Terbaik Festival Film Indonesia 2013
Filmografi
"Semua Karena Ginah" (1985)
"Catatan Si Boy" (1987)
"Namaku Joe" (1988)
"Gema Kampus 66" (1988)
"Catatan Si Boy II" (1988)
"Cinta Anak Jaman" (1988)
"Catatan Si Boy III" (1989)
"Pacar Ketinggalan Kereta" (1989)
"Bercinta Dalam Mimpi" (1989)
"Si Kabayan Saba Kota" (1989)
"Sepondok Dua Cinta" (1990)
"Rebo dan Robby" (1990)
"Gampang-Gampang Susah" (1990)
"Joe Turun ke Desa" (1990)
"Oom Pasikom" (1990)
"Catatan si Boy IV" (1990)
"Catatan Si Boy V" (1991)
"Boneka dari Indiana" (1991)
"Si Kabayan dan Anak Jin" (1991)
"Asmara" (1992)
"Si Kabayan Saba Metropolitan" (1992)
"Si Kabayan Cari Jodoh" (1994)
"Petualangan Sherina" (2000)
"Pasir Berbisik" (2001)
"Arisan!" (2003)
"Eiffel I'm in Love" (2003)
"Rindu Kami PadaMu" (2004)
"Apa Artinya Cinta?" (2005)
"Tentang Dia" (2005)
"Ketika" (2005)
"Banyu Biru" (2005)
"D'Girlz Begins" (2006)
"Kamulah Satu-Satunya" (2007)
"Kirun + Adul" (2009)
"Jermal" (2009)
"Ketika Cinta Bertasbih" (2009)
"Emak Ingin Naik Haji" (2009)
"Ai Lop Yu Pul" (2009)
"Di Bawah Langit" (2010)
"Bebek Belur" (2010)
"Kabayan Jadi Milyuner" (2010)
"Baik-Baik Sayang" (2011)
"Lost in Papua" (2011)
"Catatan (Harian) si Boy" (2011)
"Di Bawah Lindungan Ka'bah" (2011)
"5 cm" (2012)
"Madre" (2013) Nominasi Aktor Pendukung terbaik Piala Citra 2013
"Bangun Lagi Dong Lupus" (2013)
"12 Menit" (2014)
"Ketika Tuhan Jatuh Cinta" (2014)
"Guru Bangsa: Tjokroaminoto" (2015)
Sinetron-sinetron
Kabayan
Buku Harian
Cintaku Di Rumah Susun
Primadona
Ridho
Maha Kasih
Kapan Kita Pacaran Lagi
Dunia Tanpa Koma
Losmen
Siapa yang Meniduri Ranjangku
3 Semprul Mengejar Surga (2013)
Preman Pensiun (2015)
Sumber wiki
Spoiler for Beliau:
Spoiler for Kang Kabayan:
Al-Fatihah
Diubah oleh depaighter 15-05-2015 00:57
0
5.9K
Kutip
30
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan