krupuk.alotAvatar border
TS
krupuk.alot
BREAKING NEWS: Sultan Tetapkan GKR Pembayun Jadi GKR Mangkubumi


TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bertempat di Siti Hinggil, Sri Sultan HB X kembali mengeluarkan Sabdaraja, Selasa (5/5/2015).
Tiba di Siti Hinggil sekitar pukul 10.50 dari Keraton Kilen dengan mengenakan pakian kebesaran warna hitam dan kuluk biru, Sultan HB X didampingi Permaisuri GKR Hemas.

Berdasarkan salah satu keterangan salah satu Abdi Delam, Raden Wedono Ngabdul Sada menyatakan Sabdaraja yang berlangsung singkat tersebut menetapkan perubahan nama dan gelar GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi.
Ditambahakan KRT Yudhahadingrat Sabdaraja kali ini hanya memuat satu poin. Untuk keterangan lebih lanjut dia meminta semua pihak menunggu keterangan dari keraton.

Diberitakan sebelumnya, keputusan Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X mengeluarkan Sabdaraja mendapat kritikan dari salah satu kerabat keraton, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat.
Adik Sultan HB X tersebut menyatakan sebagai seorang Raja, Sultan HB X seharusnya mempertimbangkan setiap perkataan yang dikeluarkan.

Sebagai seorang pemimpin seharusnya bijaksana dan mempertimbangkan setiap pernyataan yang dikeluarkan. Jangan sampai membuat keadaan ramai," ujar Gusti Yudha, Sabtu (2/5/2015).
[baca : Sejarawan UGM : Sabdaraja Hak Mutlak Sepenuhnya Seorang Raja]
Menurut Gusti Yudha, isi Sabdaraja yang disampaikan Sultan HB X telah menabrak paugeran yang selama ini ada. Salah satu yang dikritisi oleh Gusti Yudha adalah diubahnya gelar dan nama yang disandang Raja Yogyakarta.

Menurutnya nama dan gelar yang disandang seorang Raja Yogyakarta telah ditentukan oleh pendiri kerajaan, jika terjadi perubahan nama dan gelar harus merubah seluruh paugeran yang ada.

"Raja Yogyakarta, sejak awal berdirinya Keraton hingga saat tidak pernah mengalami perubahan dan telah ditetapkan seperti itu. Tatanan tersebut berlaku turun-temurun dan tidak bisa sembarangan diubah. Jika tatanan tersebut diubah berarti bukan Yogyakarta lagi, tetapi ada keraton baru," ujarnya.

Selain mengkritisi perubahan nama dan gelar, Gusti Yudha juga mengkritisi tentang perubahan perjanjian antara pendiri Mataram Ki Ageng Pemanahan dengan Ki Ageng Giring.
Menurutnya perjanjian tersebut tersebut juga telah menjadi pedoman secara turun temurun yang selama ini tidak menimbulkan polemik.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan apa yang melatarbelakangi Sultan mengeluarkan Sabdaraja, Gusti Yudha juga tidak mengetahuinya secara pasti. Tetapi dia juga tidak bisa menepis jika ada anggapan bahwa Sabdaraja tersebut untuk memberikan jalan kepada Putri Dalem naik tahta.


Saat menyampaikan Sabdaraja, Sultan mengenakan pakaian keprabon (kebesaran), yang memakai kuluk biru (wakidan biru).
"Dengan mengenakan pakaian kebesaran dan menyatakan bahwa apa yang disampaikannya merupakan dawuh dari yang Maha Kuasa, apa yang disampaikan Sultan akan memiliki pertanggung jawaban yang berat," ucap Gusti Yudha. (tribunjogja.com)

sumber

Mungkin Yang dari reg Jogja bisa Kasih pencerahan emoticon-Malu
0
1.7K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan