kh4msinAvatar border
TS
kh4msin
Konflik PDIP vs Jokowi: Soal Siapa yg "menguasai" dan "mengontrol" Istana?
Sebut Deparpolisasi, Mega tak Langsung Akui Kalah Kuasai Istana
Sabtu, 11/4/2015

intelijen - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan, gerakan deparpolisasi atau mengikis peran partai politik (parpol) dalam pemerintahan menunjukkan ia dan PDIP tidak bisa menguasai Istana.

Demikian dikatakan Direktur Eksekutif Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahuddin di televisi swasta, Sabtu (11/4) malam.

Menurut Said, pernyataan itu menunjukkan Megawati bukan kelasnya sebagai Ketua Umum PDIP.

“Harusnya kalau ada masalah tidak perlu diungkapkan ke publik, lebih baik dibicarakan internal dulu,” ungkapnya.

Selain itu, Said menduga kelompok yang berupa melakukan deparpolisasi itu Andi Widjojanto, Luhut Panjaitan dan Rini Soemarno.

“Selama ini yang disebut Trio Macan, atau trio apa yang ada di Istana Luhut, Rini, Andi itu berupaya memutus komunikasi Jokowi dengan PDIP,” papar Said.

Megawati, mengatakan ada upaya pemunculan gerakan deparpolisasi atau mengikis peran partai politik (parpol) dalam pemerintahan. Ia menambahkan, ada pihak yang mengatasnamakan independensi, selalu mengatakan partai adalah beban demokrasi.

“Namun mengatakan partai hanya sebagai ornamen demokrasi dan hanya sekedar alat tunggakan kekuasaan politik sama saja mengkerdilkan arti partai yang berasal dari rakyat,” ujar Mega, dalam Kongres IV PDIP di Sanur Bali, Kamis (9/4).

Menurutnya, Sentimental pada partai makin lantang diteriakkan dalam liberalisasi politik. Mega menyakini proses deparpolisasi yang telah menjadi fenomena ini tidak berdiri sendiri.
http://www.intelijen.co.id/sebut-dep...kuasai-istana/

Megawati tegaskan posisi PDIP atas Pemerintah Jokowi
9 April 2015

Kongres PDIP yang akan berlangsung hingga 12 April itu diselenggarakan dengan asumsi sejak awal untuk mengukuhkan kepemimpinan Megawati Soekarnoputeri yang menjadi calon tunggal, kendati belakangan oleh beberapa kalangan dipandang mulai surut pamornya, terutama dengan naiknya popularitas Jokowi.

Dalam apa yang ia sebut sendiri 'pidato politik' saat membuka Kongres, Megawati bagai meneguhkan posisinya dan partainya terhadap pemerintah.

Pidato pembukaan Kongres oleh Megawati mengangkat hubungan antara partai dan pemerintahan Jokowi.
"Kesadaran awal ketika saya memberikan mandat kepada Bapak Jokowi, adalah komitmen ideologis yang berpangkal dari kepemimpinan Trisakti... Konsepsi Trisakti inilah yang menjadi kepentingan utama partai," Megawati mengawali paparannya tentang hubungan antara dia, partainya serta Jokowi dan pemerintahannya.

"Pekerjaan rumah yang lainnya adalah bagaimana mengatur mekanisme kerja antara pemerintah dan partai politik pengusungnya."
Presiden sebagai calon partai

Bu Mega tidak bisa berpikir hanya untuk dirinya dan partainya. Dia harus memikirkan negara ini, masyarakat Indonesia ini.
Siti Zuhro

Dengan tiga kali menekankan kata 'sangat', Megawati menyebutkan, "Landasan konstitusionalnya pun sangat, sangat, sangat jelas: UU No 42 tahun 2008," sambil menyebutkan pencalonan presiden dan wakil presiden dilakukan oleh partai politik atau gabungan partai politik.
"Itulah mekanismenya, jadi bukanlah secara indenpenden."

"Hukum demokrasilah yang mengatur itu, dan bahwa presiden serta wakil presiden memang sudah sewajarnya dan sangat wajar menjalankan garis kebijakan politik Partai," tegas Megawati, disambut sorak sorai hadirin peserta Kongres.
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berit...9_kongres_pdip


Komunikasi Pemerintah dengan Parpol Pengusung Jokowi-JK Dinilai Buruk
Minggu, 12 April 2015 , 01:59:00

JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding mengakui bahwa komunikasi antara pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan partai pengusung kurang berjalan dengan baik.

Ini dikatakan Karding, mengamini pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, saat kongres PDIP di Bali, yang sempat menyinggung adanya pekerjaan rumah dalam mengatur mekanisme kerja antara pemerintah dan partai pengusung.

Diakui Karding, itu disebabkan kurang baiknya komunikasi antara pemerintah dan partai pengusung. Ini menurutnya bisa dilihat dari berbagai kebijakan pemerintah kurang mendapat dukungan dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH)

"Memang setelah 5 atau 6 bulan ini, saya melihat komunikasi antara partai dan presiden kurang berjalan optimal dan kualitatif. Itu dapat dilihat pada beberapa kasus kebijakan pemerintah belum tentu dipahami atau didukung oleh parlemen," kata Karding saat dihubungi Sabtu (11/4).

Ya, di antara kebijakan Presiden Jokowi paling menuai protes secara politik terutama oleh PDI Perjuangan adalah masalah calon kapolri. Terutama karena Jokowi batal melantik Komjen Budi Gunawan sebagai kapolri menggantikan Jenderal Sutarman.

Karena itu, Karding beranggapan hubungan pemerintah dengan partai pengusung memang harus diperbaiki dan diperlukan semacam sekretariat bersama yang mampu menjembatani komunikasi keduanya.

"Perlu ada semacam sekertariat bersama yang merepresentasi dua belah pihak semacam LO yang tugasnya mengatur. Pertemuan rutin atau insidentil dan sekaligus mengkomunikasikan kebijakan yang akan diambil oleh presiden," jelas Karding.

Ini karena dia memandang selama ini kendala komunikasi antara pemerintah dengan partai pengusung terhalang kesibukan masing-masing, ditambah tidak adanya tim yang menjembatani komunikasi pemerintah dan parpol pengusung serta faktor lainnya
http://www.jpnn.com/read/2015/04/12/...-Dinilai-Buruk


Megawati Singgung soal "Penumpang Gelap", Apa Kata Jokowi?
Kamis, 9 April 2015 | 22:16 WIB

MATARAM, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung soal "penumpang gelap" dalam pidato politiknya pada Kongres IV PDI-P, Kamis (9/4/2015) di Sanur, Bali. Megawati mengatakan, tim kampanye yang dikerahkan saat kampanye pemilu rentan disusupi "penumpang gelap" untuk kepentingan tertentu. Apa tanggapan Presiden Joko Widodo soal ini? (Baca: Pidato Megawati Penuh Pesan untuk Pemerintahan Jokowi)

"Apa ya, saya enggak begitu ini, apa ada kata-kata itu?" kata Jokowi saat tiba di Bandara Internasional Lombok (BIL), Kamis.

Meski mengaku tak terlalu paham dengan pernyataan itu, ia mengatakan bahwa hal ini hanya masalah komunikasi. Jika komunikasi dibangun dengan baik antara pemerintah, partai politik, dan DPR, maka semua masalah bisa diselesaikan dengan baik.

"Kalau ada komunikasi baik antara pemerintah, partai, dan Dewan, saya kira semua persoalan bisa dipecahkan. Bisa dicarikan solusinya," kata Jokowi.

Presiden yang didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan rombongan tiba di Nusa Tenggara Barat (NTB) sekitar pukul 18.00 Wita. Presiden disambut oleh Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, Kapolda NTB Brigjen Pol Sriyono, dan Komandan Korem 162/WB Kolonel Czi Lalu Rudi Irham Srigede.

Dalam kunjungan kerjanya di NTB, Presiden dijadwalkan menghadiri beberapa acara, di antaranya meresmikan kampus IPDN di Kabupaten Lombok Tengah dan acara Tambora Menyapa Dunia (TMD) di Kabupaten Dompu.
http://nasional.kompas.com/read/2015...a.Kata.Jokowi.


Projo Sepakat dengan Megawati Ada Penumpang Gelap di Pemerintahan Jokowi-JK
Sabtu, 11 April 2015 13:24 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Ormas Pro Jokowi (Projo) sepakat terhadap pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tentang adanya penumpang gelap di pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Ketua DPP Projo, Sunggul Hamonangan Sirait, mengatakan sindiran Megawati tersebut sebenarnya dialamatkan kepada orang-orang yang sejak awal tidak mendukung Jokowi namun kini merapat ke pemerintahan.

"Sebenarnya yang dimaksud Bu Mega penumpang gelap itu adalah orang-orang yang sejak semula tidak berniat mendukung Jokow-JK. Berlawanan bahkan menghambat. Tetapi begitu dilihat angin kemenangan mengarah Jokowi kemudian merapat dengan membawa kepentingan agenda dan alasan," ujar Sunggul saat diskusi bertajuk 'Penumpang Gelap di Tikungan' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (11/4/2015).

Menurut Sunggul, sebenarnya tidak ada masalah setiap anak bangsa berpartisipasi dalam pemerintahan. Namun, Sunggul mengingatkan harus mengutamakan para pendukung sedari awal, terlebih tidak membawa kepentingan asing dan kepentingan yang tidak jelas.

"Janganlah pula orang ini yang mempengaruhi jalannya pemerintahan. Namun harus ada kesempatan yang lebih besar didahulukan pendukungnya, mau parpol atau relawan. Sebab sebagai anak bangsa mereka mau berkontribusi boleh-boleh aja. Sesuai dengan kemampuan dan profesionalismenya. Tetapi begitu masuk dalam barisan, tertib lah," pesan Sunggul.

Sekedar informasi, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung soal 'penumpang gelap' pada pidato politiknya pada Kongres IV PDI-P, Kamis (9/4/2015) di Sanur, Bali. Megawati mengatakan, tim kampanye yang dikerahkan saat kampanye Pemilu rentan disusupi 'penumpang gelap' untuk kepentingan tertentu
http://www.tribunnews.com/nasional/2...ahan-jokowi-jk


Kepada Figur Siapakah kira-kira Cemburu dan iri Megawati Ditujukan?
Quote:


--------------------------------

Yang boleh "menguasai" Jokowi itu, seharusnya hanya boleh isterinya sajalah!

emoticon-Angkat Beer
0
4.1K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan