emperasank0Avatar border
TS
emperasank0
|Warisannya Moh. Nuh| Buku Pelajaran SMA Berisi Ajaran Garis Keras Ditarik
Buku Pelajaran SMA Berisi Ajaran Garis Keras Ditarik
Rabu, 1 April 2015 | 17:55 WIB


kompas.com/ syahrul munir Sejumlah siswa SMAN 2 Ungaran menunjukkan konten radikal pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA kelas XI


UNGARAN, KOMPAS.com - Kabid SMA/SMK Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Semarang, Taufikurrahman, mengatakan pihaknya bersama Kemenag Kabupaten Semarang sudah menelaah buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI yang memuat ajaran garis keras dan menginstruksikan agar buku panduan guru maupun siswa untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti itu ditarik sementara.

"Hasil telaah akan kita sampaikan ke Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk direvisi. Sementara kami sudah minta agar materi tersebut jangan disampaikan," kata Taufik, Rabu (1/4/2015).

Selain menarik sementara buku berbau ajaran radikalisme itu, Dinas P dan K juga akan mengumpulkan seluruh guru agama se Kabupaten Semarang untuk membahas masalah tersebut.

"Insyaallah hari Senin kita akan kumpulkan guru-guru agama," imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Semarang, Mas'ud Ridwan, mendesak Bupati Semarang menginstruksikan segera menarik Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang masih beredar di sekolah.

Dia heran mengenai lambannya pemerintah daerah menyikapi hal itu, mengingat ketentuan tersebut sudah lama dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan.

"Sejauh ini tidak ada sikap tegas dari pemerintah. Paling tidak ada instruksi dari Bupati untuk mengambil atau menarik buku," katanya.

Sebagai wakil rakyat, dirinya tidak ingin muncul embrio terorisme atau orang yang sengaja dididik dalam rangka melakukan aksi yang mengatasnamakan Islam garis keras atau radikal di Kabupaten Semarang.

Sebelumnya dikabarkan, ribuan eksemplar buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI yang memuat ajaran garis keras masih beredar di Kabupaten Semarang, seperti di SMAN 1 dan SMAN 2 Ungaran. Buku panduan Kurikulum 2013 itu bahkan sudah berada di tangan para siswa.

Code:
http://regional.kompas.com/read/2015/04/01/17555571/Buku.Pelajaran.SMA.Berisi.Ajaran.Garis.Keras.Ditarik


emoticon-MarahDaerah lain kapan ditarik nih???


Kamis, 02/04/2015 11:23 WIB
Buku Agama Diduga Berisi Paham Radikal Beredar di Sekolah SMA Situbondo
Ghazali Dasuqi - detikNews


Situbondo - Buku pendidikan Agama dan Budi Pekerti diduga memuat paham radikalisme, beredar di sekolah setingkat SMA di Situbondo. Buku yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu, menjadi salah satu referensi pelajaran Agama untuk kurikulum tahun 2013.

Indikasi adanya paham radikal dalam buku tersebut, karena juga memuat salah satu paham yang memperbolehkan membunuh siapapun, selain yang menyembah Allah.

Beredarnya buku tersebut, kini mengundang keresahan banyak pihak. Salah satunya, MUI Situbondo yang mendesak agar buku-buku tersebut segera ditarik. Sebab dinilai sangat membahayakan. Apalagi diajarkan terhadap siswa yang belum memiliki ilmu agama yang cukup luas.

"Paham itu tidak pantas diajarkan di Indonesia. Karena itu, kami secara resmi akan berkirim surat ke pemerintah, agar buku-buku itu segera ditarik," kata Ketua MUI Situbondo, KH Saiful Muhyi, Kamis (2/4/2015).

Keterangan yang diperoleh detikcom, buku pendidikan Agama dan Budi Pekerti itu kini tersebar di sekolah-sekolah setingkat SMA di Situbondo. Tiap sekolah konon menerima buku tersebut sebanyak jumlah siswa yang akan diajarkan.

SMAN 1 Panarukan misalnya, menerima buku tersebut sebanyak 370 eksemplar. Meski tidak diberikan kepada para siswa, namun pihak sekolah mengizinkan siswanya membaca buku itu di ruang perpustakaan.

"Buku itu hanya salah satu referensi dari K-13 saja. Sedangkan yang diajarkan guru pengajarnya, itu ada buku panduan tersendiri. Salah satunya hasil men-download di internet," kata Farida, Humas SMAN 1 Panarukan.

Meski begitu, Farida menolak mengomentari lebih jauh beredarnya buku-buku tersebut. Sebab, buku-buku pendidikan Agama dan Budi Pekerti itu juga digunakan oleh sekolah lain. Namun Farida memastikan, jika pelajaran agama yang diajakan di sekolahnya belum sampai pada materi, yang diduga memuat paham radikal pada halaman 170 dalam buku tersebut.

"Langsung tanya ke diknas saja. Yang jelas, sampai sekarang belum ada instruksi penarikan buku itu. Kalau diinstruksikan menarik, ya akan kami tarik," pungkas Farida.

Code:
http://news.detik.com/surabaya/read/2015/04/02/111630/2876711/475/buku-agama-diduga-berisi-paham-radikal-beredar-di-sekolah-sma-situbondo



Minggu, 29 Maret 2015 | 04:08 WIB
Buku Agama yang Bolehkan Pembunuhan Masih Beredar



TEMPO.CO, Bandung - Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang membolehkan pembunuhan kepada orang non-muslim masih beredar di Bandung. Seorang guru SMAN 9 Bandung, Iwan Hermawan, menemukan buku yang ramai dibicarakan itu dalam sebuah kardus di sekolahnya. Dinas Pendidikan Kota Bandung meminta semua kepala SMA sederajat memeriksa dan melarang pengajarannya ke siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima perintah penarikan buku agama untuk siswa kelas XI SMA sederajat dari pemerintah atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Belum ada keputusan dari pemerintah untuk (buku) ditarik," katanya, Sabtu, 28 Maret 2015. Hari ini ia mendapat laporan soal temuan buku agama itu dari guru SMAN 9 Bandung.

Dinas setelah mendapat laporan langsung menyebarkan pesan ke grup kepala sekolah untuk memeriksa buku itu di sekolah masing-masing. Pada halaman 170 khususnya, Elih minta materinya tidak diajarkan. "Respon kepala sekolah, ada yang sudah dan belum sampai halaman itu," ujarnya.

Pekan lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan sudah menginstruksikan jajarannya untuk menarik semua buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X dan XI SMA di seluruh Indonesia.

Langkah itu itu dilakukannya setelah ditemukan bahwa konten buku itu banyak yang tidak sesuai untuk anak-anak sebagai bahan ajar. "Kami akan mengkaji ulang isi buku itu," kata Anies di Kementerian, Jumat, 20 Maret 2015.

Seorang guru SMAN 9 Bandung, Iwan Hermawan mengatakan, ia berinisiatif memeriksa keberadaan buku agama itu di sekolahnya karena sedang ramai diperbincangkan. Di gudang sekolah ia menemukan dus berisi buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang masih utuh.

"Sekolah kami mendapat 440 buku itu untuk siswa," ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 28 Maret 2015. Pelajar kelas XI di sekolah itu belum memakainya karena sekolah masih menggunakan buku agama dari penerbit buku lain.

Menurut Iwan, ajaran membunuh bagi siswa pada buku itu berasal dari pendapat Muhammad bin Abdul Wahab. "Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah SWT, dan orang yang menyembah selain Allah SWT telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh," katanya. Ia meminta Dinas Pendidikan menarik semua buku itu dari sekolah.

Code:
http://www.tempo.co/read/news/2015/03/29/058653688/Buku-Agama-yang-Bolehkan-Pembunuhan-Masih-Beredar




Buku Agama Diduga Berpaham Radikal Ditemukan di Bandung
By Okan Firdaus
on 01 Apr 2015 at 02:05 WIB


Forum Guru dan Orangtua Siswa Jawa Barat mendatangi MUI Jabar terkait dugaan buku berpaham radikal. (Liputan6.com/Okan Firdaus)

Liputan6.com, Bandung Setelah ditemukan dan dilaporkan di beberapa kota, Forum Guru dan Orangtua Siswa Jawa Barat mendatangi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar terkait buku pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Budaya Republik Indonesia.

Buku yang ditujukan bagi pelajar SMA, SMK, MA dan MAK kelas XI ini berisi ajaran Islam yang diduga mengandung paham radikal.

Salah satu perwakilan forum guru dan orang tua siswa Jawa Barat, Iwan Hermawan mengatakan ada beberapa poin yang dilaporkan kepada MUI Jabar terkait buku tersebut terutama pada halaman 170.

Pertama, dalam buku tersebut disebutkan bahwa bagi siapa yang tidak menyembah Allah boleh dibunuh. Kedua menyebut nama nabi sebagai perantara dalam doa itu syirik dan terakhir dilarang mempelajari ilmu pengetahuan dan hanya diperbolehkan belajar dari Alquran dan hadis.

"Kami mengadukan buku dengan paham radikal karena jelas berbahaya dan akan berdampak intoleransi bagi umat beragama," kata Iwan saat ditemui di Kantor MUI Jabar, Jalan Riau, Kota Bandung, Selasa (31/3/2015).

Ia menambahkan, buku tersebut telah tersebar di seluruh sekolah dengan menggunakan Kurikulum 2013, namun belum digunakan oleh para murid dan guru.

"Belum dipergunakan. Setelah masa belajar tahun sekarang, baru kita kaji sebelum digunakan, namun ditemukan banyak kesalahan terutama paham radikalisme," tutur dia.

Iwan menegaskan dengan ditemukannya buku ini terbukti Kemendikbud mengerjakan proyek ini secara tergesa-gesa dan tanpa melibatkan ahli agama dalam penerapan ilmu Islam.

Untuk itu pihaknya menuntut agar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan turun tangan dalam masalah ini. Terutama, menginstruksikan dinas terkait untuk menarik buku pelajaran tersebut dari sekolah.

"Kita juga meminta segera bentuk tim penilai buku paket, buku pengayaan dan buku referensi di tingkat provinsi, kota/kabupaten yang diberikan kewenangan menelaah semua buku agar tidak terjadi hal serupa," pungkas Iwan Hermawan. (Ans)

Code:
http://news.liputan6.com/read/2202705/buku-agama-diduga-berpaham-radikal-ditemukan-di-bandung



emoticon-MarahJangan cuma ditarik saja, selidiki siapa penulisnya dan segera dibawa temuan ini ke BNPT sekalian saja. Terbukti makin ketahuan kacaunya kurikulum 2013 yg dibanggakan Nuh si kacungnya KEBO.
0
2.5K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan