- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bisnis Cokelat Bikin Mahasiswi Ini Jadi Jutawan


TS
ibnutiangfei
Bisnis Cokelat Bikin Mahasiswi Ini Jadi Jutawan
Quote:
SELAMAT DATANG DI TRIT ANE YG SEDERHANA
Quote:
INSYAALLAH NO REPOST, SILAHKAN CEK REPOST
Quote:
KASKUSER BIJAK SENANTIASA MENINGGALKAN JEJAK
JIKA MENURUT KASKUSER TRIT INI BERMUTU, JANGAN LUPA BANTU





Quote:
JANGAN LUPA SAMA IJO-IJONYA





Quote:
LANGSUNG SAJA KE TKP
Quote:
Inspirasi bisnis bisa datang dari siapa saja gan....mungkin termasuk dari yang satu ini...masih muda namun sudah punya omzet ratusan juta dan mempekerjakan seratus orang lebih...Buat kaskuser yang masih bingung atau ragu-ragu dalam memulai bisnis...Kisah berikut mungkin bisa menjadi inspirasi dan motivasi kaskuser semua...langsung saja disimak gan...
Quote:

Quote:
Martalinda Basuki masih berstatus mahasiswi. Namun saat ini, gadis ini telah menjadi jutawan berkat bisnis cokelat yang dimilikinya.
Omzet bisnis jualan cokelat mahasiswi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ini telah menembus nilai Rp 500 juta.
Martalinda memang telah memutuskan masuk bisnis kuliner dan fokus pada tema Cokelat Klasik. Kini, gadis ini telah mempekerjakan 178 orang dan memiliki kantor mentereng.
Saat ditemui di kantornya, Jalan Joyo Agung, Kota Malang, bangga dengan menjual Cokelat Klasik. “Saya merintis jualan sejak 2011 lalu di Kampung Inggris Pare, Kabupaten Kediri,” kenang Martalinda, Selasa (24/3/2015).
Di pusat kursus bahasa Inggris itu, gadis ini membuka cafe kecil-kecilan. Menjual berbagai makanan dan minuman. Namun walaupun pembeli banyak tetapi lama kelamaan cafe Martalinda justru bangkrut. Hal ini, menurut dia karena ada salah pengelolaan.
Kebangkrutan ini tak membuat putus asa. Dia tetap berusaha bangkit. Pengalamannya membuat dia lebih fokus. “Saya lakukan survei, menu apa yang laris. Hasilnya cokelat,” ucap mahasiswa Universitas Brawijaya ini.
Kemudian dia membuat koncep bisnis yang hanya menjual minuman cokelat. Konsep bisnis kafe ditinggalkan dan beralih ke rombong alias gerobak dorong . Nama usahanya bernama Cokelat Klasik.
Gadis kelahiran 13 Maret 1991 itu terus berjualan. Lama kelamaan laris. Satu rombong Cokelat Klasik kemudian berkembang. Kini telah memiliki 120-an rombong Cokelat Klasik.
Rombong Cokelat Klasik tersebar di 24 Kota/Kabupaten di Indonesia. “Total dalam sebulan ada 250.000 cup yang terjual oleh seluruh rombong,” hitungnya.
Dari 120 rombong, terdapat sistem kemitraan sebanyak 70 rombong. Selebihnya dikelola sendiri.
Martalinda pun kini memiliki pabrik dan menempati kantor. Saat ini total pekerjanya mencapai 178 orang.
Atas kreativitasnya, mahasiswi ini berhasil memenangi Wirausahawan Muda Mandiri Kategori Boga tahun 2015, di Kelompok Mahasiswa.
Kini, dia mengimpikan memiliki 3.000 outlet Cokelat Klasik. Mimpi itu akan diraihnya karena saat ini tengah mengembangkan system kemitraan. Dia juga tengah merencanakan membuat kafe Cokelat Klasik untuk lebih mempopulerkan bisnisnya.
Sumber
Omzet bisnis jualan cokelat mahasiswi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ini telah menembus nilai Rp 500 juta.
Martalinda memang telah memutuskan masuk bisnis kuliner dan fokus pada tema Cokelat Klasik. Kini, gadis ini telah mempekerjakan 178 orang dan memiliki kantor mentereng.
Saat ditemui di kantornya, Jalan Joyo Agung, Kota Malang, bangga dengan menjual Cokelat Klasik. “Saya merintis jualan sejak 2011 lalu di Kampung Inggris Pare, Kabupaten Kediri,” kenang Martalinda, Selasa (24/3/2015).
Di pusat kursus bahasa Inggris itu, gadis ini membuka cafe kecil-kecilan. Menjual berbagai makanan dan minuman. Namun walaupun pembeli banyak tetapi lama kelamaan cafe Martalinda justru bangkrut. Hal ini, menurut dia karena ada salah pengelolaan.
Kebangkrutan ini tak membuat putus asa. Dia tetap berusaha bangkit. Pengalamannya membuat dia lebih fokus. “Saya lakukan survei, menu apa yang laris. Hasilnya cokelat,” ucap mahasiswa Universitas Brawijaya ini.
Kemudian dia membuat koncep bisnis yang hanya menjual minuman cokelat. Konsep bisnis kafe ditinggalkan dan beralih ke rombong alias gerobak dorong . Nama usahanya bernama Cokelat Klasik.
Gadis kelahiran 13 Maret 1991 itu terus berjualan. Lama kelamaan laris. Satu rombong Cokelat Klasik kemudian berkembang. Kini telah memiliki 120-an rombong Cokelat Klasik.
Rombong Cokelat Klasik tersebar di 24 Kota/Kabupaten di Indonesia. “Total dalam sebulan ada 250.000 cup yang terjual oleh seluruh rombong,” hitungnya.
Dari 120 rombong, terdapat sistem kemitraan sebanyak 70 rombong. Selebihnya dikelola sendiri.
Martalinda pun kini memiliki pabrik dan menempati kantor. Saat ini total pekerjanya mencapai 178 orang.
Atas kreativitasnya, mahasiswi ini berhasil memenangi Wirausahawan Muda Mandiri Kategori Boga tahun 2015, di Kelompok Mahasiswa.
Kini, dia mengimpikan memiliki 3.000 outlet Cokelat Klasik. Mimpi itu akan diraihnya karena saat ini tengah mengembangkan system kemitraan. Dia juga tengah merencanakan membuat kafe Cokelat Klasik untuk lebih mempopulerkan bisnisnya.
Sumber
Quote:

Quote:
Masih Usia 24 Tahun, Gadis Cantik Berjilbab Ini Pekerjakan 178 Orang
Quote:

Quote:
Usia Martalinda Basuki masih cukup muda, 24 tahun. Walau begitu, siapa sangka dia berhasil mempekerjakan 178 orang lewat bisnis kulinernya: Cokelat Klasik.
Ditemui di kantornya, Jalan Joyo Agung, Kota Malang, Selasa (24/3/2015) sore, Martalinda menceritakan bisnis Cokelat Klasik sudah dirintis sejak 2011 lalu. “Semua berawal dari kafe saya di Kampung Inggris, Pare, Kediri,” aku gadis cantik berjilbab ini.
Kafe itu, jelas Martalinda, menjual berbagai makanan, dan minuman. Pembelinya ketika itu, juga cukup banyak. Walau demikian, keberuntungan belum berpihak padanya.
Kafe yang ia kelola bangkrut setelah berusia setahun. Penyebab kebangkrutan bisnisnya, karena salah kelola.
Walau demikian, Martalinda tak patah arang. Ia segera bangkit, dan melakukan survey pada pembeli. “Isi survey itu menu apa yang laris. Hasilnya cokelat,” katanya.
Bisa ditebak, Martalinda segera menindaklanjuti hasil survey itu. Ia segera membuat konsep bisnis yang hanya menjual minuman cokelat. Konsep bisnis kafe juga ditinggalkannya. Ia mengkonvergensi bisnis itu dari kafe menjadi rombong. Nama usahanya lalu berubah menjadi Cokelat Klasik.
Konsep bisnis rombong tersebut rupanya membawa untung. Dara kelahiran Jayapura, 13 Maret 1991, yang semula hanya memiliki satu rombong Cokelat Klasik, kini sudah memiliki 120-an rombong Cokelat Klasik.
Lokasi rombongnya juga tersebar di 24 Kota/Kabupaten di Indonesia.
“Total dalam sebulan ada 250.000 cup yang terjual oleh seluruh rombong ini,” lanjutnya.
Bertambahnya rombong tersebut, disebabkan Martalinda membuka kesempatan kemitraan bagi warga yang berminat dengan usahanya. Jumlah kemitraan yang ia bangun berkisar 70 buah.
Tak hanya itu saja, bisnis kuliner tersebut juga membuatnya memiliki sebuah pabrik, dan sebuah kantor di Kota Malang.
Total pekerjanya kini mencapai 178 orang. Sementara omzet bisnisnya, sudah mencapai ratusan juta rupaih. Ia jadi jutawan karenanya.
Dengan latar belakang seperti ini, maka tak heran jika mahasiswa jurusan Administrasi Publik, di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya meraih berbagai penghargaan.
Terbaru, anak pertama dari enam bersaudara ini meraih juara kedua lomba Wirausahawan Muda Mandiri Kategori Boga, di Kelompok Mahasiswa. Lomba ini diselenggarakan Bank Mandiri selama empat hari, mulai 12 Maret 2015.
Dalam lomba ini ia menyisihkan setidaknya 7000 peserta, dan 100 nominasi juara. “Saya bersyukur sekali dengan lomba ini,” katanya.
Dia memaparkan proses seleksi lomba itu berlangsung detil. Penilaian tak hanya dilakukan berdasarkan keuntungan, dan seberapa banyak ia memperkerjakan orang lain saja.
“Visi dari perusahaan, dan target bisnis saya di masa mendatang juga masuk penilaian juri,” aku Lala yang bermimpi memiliki 3000 outlet Cokelat Klasik dalam jangka waktu 25 tahun itu.
Mimpi itu, tambahnya juga tengah ditapakinya. Selain menambah jumlah kemitraan, dia juga sedang membuat sebuah kafe Cokelat Klasik untuk lebih mempopulerkan bisnisnya tadi. Kafe yang berlokasi di depan kantor Cokelat Klasik itu rencananya akan dilluncurkan akhir bulan ini.
Kafe ini tidak hanya menyuguhkan hidangan coklat. Kafe ini merupakan sarana edukasi masyarakat terkait coklat. "Indonesia itu penghasil kokoa terbesar. Tetapi, tidak banyak yang tahu dan menghargainya," ungkap dia.
Sumber
Ditemui di kantornya, Jalan Joyo Agung, Kota Malang, Selasa (24/3/2015) sore, Martalinda menceritakan bisnis Cokelat Klasik sudah dirintis sejak 2011 lalu. “Semua berawal dari kafe saya di Kampung Inggris, Pare, Kediri,” aku gadis cantik berjilbab ini.
Kafe itu, jelas Martalinda, menjual berbagai makanan, dan minuman. Pembelinya ketika itu, juga cukup banyak. Walau demikian, keberuntungan belum berpihak padanya.
Kafe yang ia kelola bangkrut setelah berusia setahun. Penyebab kebangkrutan bisnisnya, karena salah kelola.
Walau demikian, Martalinda tak patah arang. Ia segera bangkit, dan melakukan survey pada pembeli. “Isi survey itu menu apa yang laris. Hasilnya cokelat,” katanya.
Bisa ditebak, Martalinda segera menindaklanjuti hasil survey itu. Ia segera membuat konsep bisnis yang hanya menjual minuman cokelat. Konsep bisnis kafe juga ditinggalkannya. Ia mengkonvergensi bisnis itu dari kafe menjadi rombong. Nama usahanya lalu berubah menjadi Cokelat Klasik.
Konsep bisnis rombong tersebut rupanya membawa untung. Dara kelahiran Jayapura, 13 Maret 1991, yang semula hanya memiliki satu rombong Cokelat Klasik, kini sudah memiliki 120-an rombong Cokelat Klasik.
Lokasi rombongnya juga tersebar di 24 Kota/Kabupaten di Indonesia.
“Total dalam sebulan ada 250.000 cup yang terjual oleh seluruh rombong ini,” lanjutnya.
Bertambahnya rombong tersebut, disebabkan Martalinda membuka kesempatan kemitraan bagi warga yang berminat dengan usahanya. Jumlah kemitraan yang ia bangun berkisar 70 buah.
Tak hanya itu saja, bisnis kuliner tersebut juga membuatnya memiliki sebuah pabrik, dan sebuah kantor di Kota Malang.
Total pekerjanya kini mencapai 178 orang. Sementara omzet bisnisnya, sudah mencapai ratusan juta rupaih. Ia jadi jutawan karenanya.
Dengan latar belakang seperti ini, maka tak heran jika mahasiswa jurusan Administrasi Publik, di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya meraih berbagai penghargaan.
Terbaru, anak pertama dari enam bersaudara ini meraih juara kedua lomba Wirausahawan Muda Mandiri Kategori Boga, di Kelompok Mahasiswa. Lomba ini diselenggarakan Bank Mandiri selama empat hari, mulai 12 Maret 2015.
Dalam lomba ini ia menyisihkan setidaknya 7000 peserta, dan 100 nominasi juara. “Saya bersyukur sekali dengan lomba ini,” katanya.
Dia memaparkan proses seleksi lomba itu berlangsung detil. Penilaian tak hanya dilakukan berdasarkan keuntungan, dan seberapa banyak ia memperkerjakan orang lain saja.
“Visi dari perusahaan, dan target bisnis saya di masa mendatang juga masuk penilaian juri,” aku Lala yang bermimpi memiliki 3000 outlet Cokelat Klasik dalam jangka waktu 25 tahun itu.
Mimpi itu, tambahnya juga tengah ditapakinya. Selain menambah jumlah kemitraan, dia juga sedang membuat sebuah kafe Cokelat Klasik untuk lebih mempopulerkan bisnisnya tadi. Kafe yang berlokasi di depan kantor Cokelat Klasik itu rencananya akan dilluncurkan akhir bulan ini.
Kafe ini tidak hanya menyuguhkan hidangan coklat. Kafe ini merupakan sarana edukasi masyarakat terkait coklat. "Indonesia itu penghasil kokoa terbesar. Tetapi, tidak banyak yang tahu dan menghargainya," ungkap dia.
Sumber
Quote:
Sejarah CokelatKlasik
Spoiler for Sejarah CokelatKlasik:
Usaha minuman berbahan dasar coklat ini didirikan oleh Martalinda Basuki atau yang akrab di panggil Lindalala. Ia adalah seorang mahasiswi FIA UB yang sengaja menjalani study sekaligus mengais rejeki. kalo kata pepatah “sekali kayuh dua pulau terlampaui“, gadis berkerudung nan mungil ini memulai karirnya di dunia bisnis tepatnya pada bidang kuliner sejak tahun 2011. Awalnya ia mendirikan sebuah café di suatu perkampungan pelajar di Kota Pare-Kediri yakni KampungInggris dengan nama Café Klasik, café mini dengan konsep Natural Ethnik yang menyuguhkan berbagai menu andalan original recipes by Klasik seperti aneka menu minuman olahan soda, susu, kopi, dan coklat. Dan berbagai makanan serta camilan yang lezat, café ini telah sukses membuat para pelanggan puas dengan konsep, pelayanan, serta menu-menu yang disajikan.
Setelah mengalami pasang surut usaha di kota Pare-Kediri, ia kemudian memboyong usaha coklatnya tersebut ke Malang, kota dimana ia menjalankan studi nya. Setelah melakukan riset terhadap penjualan berbagai menu yang di suguhkannya di Café, ia mendapat hasil penjualan tertinggi ialah pada menu minuman Coklat dan beberapa camilan, Di bantu oleh beberapa teman yang ada di kota tersebut, ia pun mencari lahan sewa untuk memulai bisnisnya, seiring mencari lahan ia pun terus menyebar info untuk mencari pegawai, Kemudian setelah lahan di peroleh ia pun memulai usahanya pada 6 Oktober 2012. Usaha tersebut diberi nama Gerai CokelatKlasik dengan semboyan it’s the really Ice/Hot Chocolatte.
Setelah mengalami pasang surut usaha di kota Pare-Kediri, ia kemudian memboyong usaha coklatnya tersebut ke Malang, kota dimana ia menjalankan studi nya. Setelah melakukan riset terhadap penjualan berbagai menu yang di suguhkannya di Café, ia mendapat hasil penjualan tertinggi ialah pada menu minuman Coklat dan beberapa camilan, Di bantu oleh beberapa teman yang ada di kota tersebut, ia pun mencari lahan sewa untuk memulai bisnisnya, seiring mencari lahan ia pun terus menyebar info untuk mencari pegawai, Kemudian setelah lahan di peroleh ia pun memulai usahanya pada 6 Oktober 2012. Usaha tersebut diberi nama Gerai CokelatKlasik dengan semboyan it’s the really Ice/Hot Chocolatte.
Quote:
Quote:
Photo Gallery
Spoiler for Photo Gallery:
Quote:
Videonya Gan!
Spoiler for Videonya Gan!:



Quote:
Semoga semakin sukses bisnisnya
...dan buat kaskuser semoga bisa jadi inspirasi dan motivasi

Quote:
JIKA TRIT INI BAGUS DAN BERMUTU...BANTU REKOMENDASI HOT THREADYA GAN...BIAR BANYAK KASKUSER YANG IKUT AMBIL MANFAAT DARI TRIT INI...
Quote:
Mampir ke trit ane yg lain:
10 Kota Terkaya di Dunia, Tapi Masih Memiliki Masalah Kemiskinan?
Menengok Proyek Bendungan Raksasa Renaisans Sungai Nil di Ethiopia
[KISAH INSPIRATIF] Ide Cemerlang Johanes, Mengubah Kolong Jembatan Jadi Kafe
5 Aksi Tentara Gagal Lempar Bahan Peledak Paling Kocak
10 Ide Teknologi Aneh dan Gila Pada Perang Dunia ke 2 yang Gagal Total
Negara Pemilik Teknologi Rudal Tercanggih dan Terbaik di Dunia
[INFO UNIK] Warga ini Bangun Rumah Dengan Pondasi Ban Bekas
[INFO UNIK GAN!!!] Rig Minyak Disulap Jadi Resort Seru
7 Penelitian Paling Mahal di Dunia, Bisa Buat Indonesia Bangkrut
[BUKAN BERITA PENTING] 11 Negara yang Masih Percaya Perdukunan
[INFO TEKNOLOGI] Bilal, Robot yang Bisa Mengajarkan Shalat
[Salut Gan!] Sebuah PO Bus Yang Selalu Mengutamakan Sholat Para Penumpangnya
[BUKAN BERITA PENTING] Aksi 'Gila' Mencontek Massal Di India
Menengok Lokasi Pembuangan Ribuan Kendaraan Bekas di China
[Ternyata BERBAHAYA Gan!] Minum Banyak Air Saat Bangun Pagi
Gara-Gara Ayahnya Kena Diabetes, Mahasiswi Ini Raih Omzet Lebih dari Rp 1 Miliar
Diubah oleh ibnutiangfei 02-04-2015 18:05
0
30.3K
Kutip
122
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan