tankyekAvatar border
TS
tankyek
Memahami Konflik di Timur Tengah dan Kegalauan Amerika Serikat


Amerika Serikat terkenal sebagai bangsa yang kuat, kaya, besar, dengan rasa percaya diri yang demikian tinggi dibandingkan bangsa-bangsa lainnya di dunia. Oleh karena itu kepercayaan diri yang terlalu besar itu justru membawa konsekwensi terlibatnya AS dalam beberapa konflik di belahan dunia lainnya. Keterlibatan dalam konflik yang menyakitkan para jenderal dan kalangan militer di AS di masa lalu, terutama pada saat AS terpaksa mengundurkan diri, menarik mesin perangnya dari Vietnam,. Kekalahan ini disebabkan karena elit politik dan rakyatnya menyatakan kejenuhan terlibatnya AS lebih lanjut di Vietnam. Dalam perang Vietnam yang juga disebut perang Indochina, AS dengan ideologi liberalnya dikalahkan oleh negara dengan kekuatan ideologi komunis, yang kemudian berkuasa di Vietnam, Laos dan Kamboja.

Sejak tahun 2001 hingga kini, Amerika kembali terlibat dalam perang secara langsung di Afghanistan dalam rangka peniadaan musuh utamanya terorisme Al-Qaeda yang dipimpin oleh Osama bin Laden. Kemudian sejak 2003-2011 AS juga terlibat dalam perang besar, yaitu invasinya ke Irak. Perang dan damai oleh bangsa Amerika banyak ditentukan oleh sang Presidennya, dimana setelah pemboman WTC dalam peristiwa 9/11, Presiden George Bush kemudian memutuskan menyerbu Afghanistan dan Irak. Nah, hingga kini residu perang di kedua negara tersebut membuat masalah besar bagi pemerintah dan bangsa Amerika.

Setelah Presiden Barack Obama berkuasa, terjadi perubahan signifikan kebijakan penggelaran kekuatan militer AS di luar negeri, berupa penghentian perang. Pada tanggal 22 Juni 2011, setelah terbunuhnya Osama bin-Laden, pimpinan Al-Qaeda di Pakistan, Presiden Obama menyatakan bahwa negara yang menjadi basis serangan ke daratan AS pada peristiwa 11 September 2001, kini sudah bukan merupakan ancaman teror terhadap AS. "Gelombang perang telah surut, dan kini sudah saatnya AS membangun negara," tegas Obama. Presiden Obama menegaskan, "Ketika terancam, kita harus merespon dengan kekuatan," katanya. “But when that force can be targeted, we need not deploy large armies overseas.” Setelah AS menarik pasukannya dari Irak, kemudian terjadi konflik di kawasan Timur Tengah, pemerintah di Irak harus menghadapi gerakan Arab Spring berupa protes sipil, dan gerakan tersebut kemudian merambat ke beberapa negara yang terparah di Suriah.

Konflik demi konflik akhirnya menyebabkan gangguan stabilitas keamanan yang serius di negara-negara penghasil minyak itu. Sebagai penyebab kekisruhan di kawasan, hingga kini nampaknya AS akan sulit lepas dari kemelut dan akan terpaksa terus terlibat dan menjadi bagian konflik. Konflik sektarian berkepanjangan itu justru membuat galau pemerintah AS yang kini berbeda pandangan dengan Partai Republik dalam menetapkan kebijakan di kawasan itu. Pertanyaannya, ada sebenarnya dibelakang ini semua?

Spoiler for Memahami Konflik di Timur Tengah :


Spoiler for Kebijakan AS dalam Menangani Islamic State :


Penulis : Air Chief Marshal (Ret) Prayitno Ramelan, Intelligence Analist

sumber
Diubah oleh tankyek 31-03-2015 07:14
0
2.1K
5
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan