TS
darelaksa
X Files
File I "Lazarus"
SOLVEDby aliceone
Quote:
Tak henti-henti Nabila menangis tersedu sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Perasaan hatinya seperti disayat-sayat belati..Perih. Tak sanggup dia menanggung perasaan terluka seperti ini ditambah lagi bila masih harus memandang wajahnya. Namun cincin dijari manisnya malah menambah remuk perasaanya.
------------------------------------------
"Kamu yakin??" Suaranya ragu, pikiranya tak sama dengan apa yg sedang dilakukannya. Dan itulah "kehebatan"nya yg slalu dipuji oleh sang suami. Ingatan yg tajam dan multi tasking.
"Cuma sebentar kok sayang.."
"Emang harus ya..."
"Lagian ini kan tugas dari kantor..."
"Tapi..."
"Kamu mau oleh-oleh apa? i phone terbaru ? hahaha..." Tawa lebarnya berderai sambil merebut handphone yg dipegang istrinya itu.
"Ih, kamu...Lagian aku gak kaya kamu yg maniak gatget terbaru."
"oya, Kalau udah sampe jangan lupa telepon ya.."
"Siipp.. muuaahhh.."
-------------------------------------------
Nabil tak pernah tau bahwa telepon yang pertama diterimanya bukan kabar yang diharapkannya. Sebuah kabar yang bahkan tak mau didengar dan dipercayainya. Walau begitu ia berusaha keras mengikhlaskan dan tak mau jasadnya dirusak lagi.
===========================================
Beberapa minggu kemudian. Sebuah suara diluar sana sayup-sayup terdengar dari kamarnya.
"Asslamu'alaikum... bu, bu Nabil.."
"Wa'alaikum salam..."
"..."
"..."
"..."
"Astaghfirullah... ya Allah, Alhamdulillah... Bill... Nabiill.." Suara ibunya seperti histeris memanggil namanya.
Nabil bergegas menuju kearah suara dengan tergesa-gesa.
Apa yang dilihatnya kemudian membuatnya hampir pingsan.
seperti disambar petir disiang bolong.
"Mustahil.. itukah dia...?"
------------------------------------------
"Kamu yakin??" Suaranya ragu, pikiranya tak sama dengan apa yg sedang dilakukannya. Dan itulah "kehebatan"nya yg slalu dipuji oleh sang suami. Ingatan yg tajam dan multi tasking.
"Cuma sebentar kok sayang.."
"Emang harus ya..."
"Lagian ini kan tugas dari kantor..."
"Tapi..."
"Kamu mau oleh-oleh apa? i phone terbaru ? hahaha..." Tawa lebarnya berderai sambil merebut handphone yg dipegang istrinya itu.
"Ih, kamu...Lagian aku gak kaya kamu yg maniak gatget terbaru."
"oya, Kalau udah sampe jangan lupa telepon ya.."
"Siipp.. muuaahhh.."
-------------------------------------------
Nabil tak pernah tau bahwa telepon yang pertama diterimanya bukan kabar yang diharapkannya. Sebuah kabar yang bahkan tak mau didengar dan dipercayainya. Walau begitu ia berusaha keras mengikhlaskan dan tak mau jasadnya dirusak lagi.
===========================================
Beberapa minggu kemudian. Sebuah suara diluar sana sayup-sayup terdengar dari kamarnya.
"Asslamu'alaikum... bu, bu Nabil.."
"Wa'alaikum salam..."
"..."
"..."
"..."
"Astaghfirullah... ya Allah, Alhamdulillah... Bill... Nabiill.." Suara ibunya seperti histeris memanggil namanya.
Nabil bergegas menuju kearah suara dengan tergesa-gesa.
Apa yang dilihatnya kemudian membuatnya hampir pingsan.
seperti disambar petir disiang bolong.
"Mustahil.. itukah dia...?"
Spoiler for Ternyata...:
Itu memang dia, sebuah kejadian tak terduga telah terjadi.
Malam itu taksi yg ditumpanginya untuk terpaksa menampung 2 penumpang karena sudah cukup larut malam untuk mencari angkutan lain. Tapi rupanya itu hanya bentuk dari modus kejahatan baru. Supir dan penumpang satunya telah bersekongkol untuk merampok dan mereka sudah menemukan siapa korbannya.
Cukup beruntung nyawanya tak jadi melayang setelah mengiba-iba dan ia dilempar ditengah jalan. Tak sampai disitu, kemalangannya-pun bertambah karena sang suami yg tak hafal satupun nomer penting keluarganya untuk meminta bantuan dan mengabarkan musibah yg menimpanya.
Namun lebih sial lagi bagi sang perampok, entah karena amatir atau memang takdir, kendaraan yg digunakannya untuk kabur beberapa saat lamanya setelah merampok, mengalami kecelakaan parah hingga menewaskan mereka berdua seketika dan terbakar.
Polsek yang mengarah ke tujuan sang suami memeriksa kasus kecelakaan tersebut dan mendapati "identitas" korban. Polsek yg berada pada arah sebaliknya dimana sang suami luntang lantung balik arah dan melaporkan kejadian, cukup kesulitan untuk mengabarkan lebih dulu ke keluarganya karena satu-satunya cara adalah mengantarkan sang suami pulang.
Malam itu taksi yg ditumpanginya untuk terpaksa menampung 2 penumpang karena sudah cukup larut malam untuk mencari angkutan lain. Tapi rupanya itu hanya bentuk dari modus kejahatan baru. Supir dan penumpang satunya telah bersekongkol untuk merampok dan mereka sudah menemukan siapa korbannya.
Cukup beruntung nyawanya tak jadi melayang setelah mengiba-iba dan ia dilempar ditengah jalan. Tak sampai disitu, kemalangannya-pun bertambah karena sang suami yg tak hafal satupun nomer penting keluarganya untuk meminta bantuan dan mengabarkan musibah yg menimpanya.
Namun lebih sial lagi bagi sang perampok, entah karena amatir atau memang takdir, kendaraan yg digunakannya untuk kabur beberapa saat lamanya setelah merampok, mengalami kecelakaan parah hingga menewaskan mereka berdua seketika dan terbakar.
Polsek yang mengarah ke tujuan sang suami memeriksa kasus kecelakaan tersebut dan mendapati "identitas" korban. Polsek yg berada pada arah sebaliknya dimana sang suami luntang lantung balik arah dan melaporkan kejadian, cukup kesulitan untuk mengabarkan lebih dulu ke keluarganya karena satu-satunya cara adalah mengantarkan sang suami pulang.
File II "Motel Room"
SOLVED by Sist Terigucampurair
Quote:
Detektif Morgan biasa berhadapan dengan kasus-kasus yang dihubungkan dengan hal mistis. Tapi baru kali ini ia menemukan kasus mistis yang berhubungan dengan bangunan baru. Ya, motel ini baru diresmikan bertepatan dengan awal tahun ini. Dan hingga perayaan imlek kemarin ini saja, salah satu ruangan motel yg bernomer 14 itu sudah memakan 2 korban jiwa. Kedua-duanya tewas dgn cara yang sama. Tubuh duduk diatas ranjang dengan punggung bersandar pada dinding. Keduanya mati kaku dengan ekspresi wajah seperti terkejut.Lebih tepatnya kedua mata melotot seperti akan loncat keluar dan mulut menganga.
Sekilas ruangan nomer 14 ini sama seperti ruangan lainnya, beberapa furnitur tampak baru dan cat ungu yang memberi kesan glamour pada dindingnya.Beberapa keteranganpun dikumpulkan demi memecahkan kasus ini.
Pegawai motel bilang bahwa biasanya ia memebersihkan kamar pada jam 9 pagi, namun itu juga jika setelah dipersilakan oleh penghuni kamar. Petugas kamar terpaksa membuka kamar setelah hingga siang penghuninya tidak keluar dan telephon kamar tidak diangkat.
Sementara polisi memberikan informasi bahwa kedua tubuh korban terdapat tanda seperti lebam dipunggunya. Selain itu mereka tidak menemukan hal ganjil lainnya.
Detektif Morganpun memeriksa hasil otopsi dari rumah sakit dimana mayat korban diotopsi. Dan yang didapatnya dari keterangan supir ambulance di sana cukup membuatnya geleng-geleng kepala. Korban dari lokasi yang sama ternyata jumlah sebenarnya adalah tiga orang.
"Komandan, tolong amankan pemilik motel dan kontraktornya. Dan segera lakukan penyegelan pada motel tersebut sebelum jatuh korbaan lagi, segera!"
Sekilas ruangan nomer 14 ini sama seperti ruangan lainnya, beberapa furnitur tampak baru dan cat ungu yang memberi kesan glamour pada dindingnya.Beberapa keteranganpun dikumpulkan demi memecahkan kasus ini.
Pegawai motel bilang bahwa biasanya ia memebersihkan kamar pada jam 9 pagi, namun itu juga jika setelah dipersilakan oleh penghuni kamar. Petugas kamar terpaksa membuka kamar setelah hingga siang penghuninya tidak keluar dan telephon kamar tidak diangkat.
Sementara polisi memberikan informasi bahwa kedua tubuh korban terdapat tanda seperti lebam dipunggunya. Selain itu mereka tidak menemukan hal ganjil lainnya.
Detektif Morganpun memeriksa hasil otopsi dari rumah sakit dimana mayat korban diotopsi. Dan yang didapatnya dari keterangan supir ambulance di sana cukup membuatnya geleng-geleng kepala. Korban dari lokasi yang sama ternyata jumlah sebenarnya adalah tiga orang.
"Komandan, tolong amankan pemilik motel dan kontraktornya. Dan segera lakukan penyegelan pada motel tersebut sebelum jatuh korbaan lagi, segera!"
Spoiler for File Detektif Morgan:
Motel baru ini dibangun oleh kontraktor yang ceroboh dan pemiliknya yg bersikap masa bodoh. Korban pertama yg dimaksud oleh supir ambulan rumah sakit setempat adalah salah satu pekerja bangunan yg mengalami kecelakaan kerja. Hal ini mungkin bisa malah mengecoh atau bisa diabaikan karena tidak ada kaitannya tapi bagi Det. Morgan hal itu merupakan penguat bagaimana proses pembangunan terjadi.
Apa tanggungjawab kontraktor hanya itu saja dalam kasus ini? Tentu tidak, sebab kecerobohan selanjutnya adalah finishing yg kurang cermat. Dan kekurang cermatan itu harus memakan korban jiwa. Sebuah saluran listrik yg tidak terpasang dengan baik, rembesan dimusim hujan seperti ini pada dinding kamar dengan kualitas material yg rendah (pemilik sebagai pemodal patut juga untuk diperiksa) jelas merupakan kombinasi mematikan.
Kenapa hal ini kurang disadari oleh polisi maupun mereka? Mungkin karena kurangnya bukti atau hal lain. Sebab tidak ada saksi dimalam nahas tersebut dan siang setelahnya dimana pihak motel baru membuka paksa, rembesan mematikan tersebut keburu mengering oleh suhu ruangan.
Apa tanggungjawab kontraktor hanya itu saja dalam kasus ini? Tentu tidak, sebab kecerobohan selanjutnya adalah finishing yg kurang cermat. Dan kekurang cermatan itu harus memakan korban jiwa. Sebuah saluran listrik yg tidak terpasang dengan baik, rembesan dimusim hujan seperti ini pada dinding kamar dengan kualitas material yg rendah (pemilik sebagai pemodal patut juga untuk diperiksa) jelas merupakan kombinasi mematikan.
Kenapa hal ini kurang disadari oleh polisi maupun mereka? Mungkin karena kurangnya bukti atau hal lain. Sebab tidak ada saksi dimalam nahas tersebut dan siang setelahnya dimana pihak motel baru membuka paksa, rembesan mematikan tersebut keburu mengering oleh suhu ruangan.
File III "Klise"
SOLVED by Sherry24
Quote:
Ronald terbangun oleh jalanan yg mengguncang-guncang tubuhnya. Buru-buru dilihat jam ditangannya. "Damn!! telat gw."
"Udah hampir sampe ya?"
"Sudah."
"Tadi macet kenapa? Tumben loh bukan hari libur gini tu jalan macet parah."
"Ada kecelakaan mas."
"Oya, apa sama apa?"
Belum sempat pertanyaannya terjawab atau entah dirinya yg buru-buru keluar mobil dengan perasaan bersalah karena telat dan ingin segera minta maaf keseluruh crew. Namun segera disadarinya bahwa ada yg aneh. Pandangannya pun segera tertuju pada sosok yg dikenalnya yg sedang duduk sendirian dengan raut sedih.
"Hey Nind, pa kabar?" Sapanya sambil menyodorkan tangan untuk salaman.
Orang yg disapanya pun terkejut dan tampak kebingungan.
"Loh, bukannya elo..."
"Udah hampir sampe ya?"
"Sudah."
"Tadi macet kenapa? Tumben loh bukan hari libur gini tu jalan macet parah."
"Ada kecelakaan mas."
"Oya, apa sama apa?"
Belum sempat pertanyaannya terjawab atau entah dirinya yg buru-buru keluar mobil dengan perasaan bersalah karena telat dan ingin segera minta maaf keseluruh crew. Namun segera disadarinya bahwa ada yg aneh. Pandangannya pun segera tertuju pada sosok yg dikenalnya yg sedang duduk sendirian dengan raut sedih.
"Hey Nind, pa kabar?" Sapanya sambil menyodorkan tangan untuk salaman.
Orang yg disapanya pun terkejut dan tampak kebingungan.
"Loh, bukannya elo..."
Spoiler for Loh...:
"Loh, bukannya elo...dilokasi yg beda ya.."
"Pantesan aneh, orang crew2nya gak ada yg gw kenal." Gumam Ronald. "Si Mamang pasti salah arah nih waktu gw ketiduran tadi, inimah lokasi yg kemaren. Sial, tambah telat parah aja ni gw.."
"Pantesan aneh, orang crew2nya gak ada yg gw kenal." Gumam Ronald. "Si Mamang pasti salah arah nih waktu gw ketiduran tadi, inimah lokasi yg kemaren. Sial, tambah telat parah aja ni gw.."
File IV "Ice Man"
SOLVEDby Sist intanasara
Quote:
Kali ini Detektif Morgan diutus oleh National Geograpic untuk mencari salah seorang crew mereka yang menghilan tanpa jejak di lokasi syuting penelitian mereka di Alaska. Dia adalah seorang campers salah satu anggota dari tim dokumentasi. Ia diketahui menghilang tanpa jejak sejak lima hari yg lalu.
Semua tempat sudah digeladah bahkan citra satelit pun tak cukup membantu.Berhari-hari Detektif Morgan tak mendapatkan satu petunjukpun yang meyakinkan. Hanya meyisakan kemungkinan tanpa dasar, ia diserang beruang kutub atau jatuh tenggelam kedalam air es. Entahlah.Mengingat satu-satunya benda yg ikut hilang bersama korban hanyalah kamera GoPro-nya.
Satu-satunya tempat yg belum ia periksa mungkin hanya menara mercusuar itu. Tapi untuk apa, toh pasti mereka sudah memeriksanya di sana. Apa yg tersembunyi dari tangga melingkar panjang dan satu ruangan untuk lampu penunjuk kapal?
Namun teteap saja instingnya memaksa dia melakukan hal percuma tersebut demi memuaskan rasa penasaran.
Didampingi oleh salah seorang petugas keamanan ia menuju mercusuar itu.
Hal pertama yg dilakukannnya ketika sampai di dalam mercusuar adalah bersukur karena ia berada di lingkungan pakar yg mengerti bagaimana menghemat energi tubuh seefisen mungkin. Elevator itupu perlahan bergerak naik.
"Seberapa sering kapal datang ke tempat ini?"
"Hanya sebulan dua kali, ada atau tidak ada keperluan mendadak dengan dunia luar."
"Dan kamu, sudah berapa lama tinggal disini?"
"Cukup lama, untuk tidak melihat malam."
Tiba-tiba elevator berhenti.
"Kita sudah sampai. Bisa bantu membuka pintunya pak, sepertinya agak macet."
"Sepertinya kalian butuh teknisi untuk memperbaiki ini."
"Seandainya mereka mau berbesar hati untuk berada pada kondisi sperti ini. Pun, kami sejauh ini belum mebutuhkannya hingga beberapa bulan kedepan.
"Dan juga pembersih salju" Lanjutnya sambil berusaha naik untuk bisa keluar dari lift.
"Hati-hati"
"Kau tau, aku takut mengatakannya." Kata detektif Morgan.
"Apa, karena kau takut ketinggian?"
"Bukan, bisa pinjam HTnya?"
Si petugas menyerahkan HTnya dengan bingung.
"Sekarang bisa kau turun?"
"Maksud anda pak?"
"Turun kebawah sana menggunakan elevator tersebut."
Dengan kebingungan sipetugas menuruti apa yang dikatakan oleh detktif Morgan.
"Kepada para tim, disini detektif morgan. copy."
"detektif morgan?! Disini tim SAR. copy."
"Segera jemput korban dilantai bawah mercusuar. segera."
"....."
Semua tempat sudah digeladah bahkan citra satelit pun tak cukup membantu.Berhari-hari Detektif Morgan tak mendapatkan satu petunjukpun yang meyakinkan. Hanya meyisakan kemungkinan tanpa dasar, ia diserang beruang kutub atau jatuh tenggelam kedalam air es. Entahlah.Mengingat satu-satunya benda yg ikut hilang bersama korban hanyalah kamera GoPro-nya.
Satu-satunya tempat yg belum ia periksa mungkin hanya menara mercusuar itu. Tapi untuk apa, toh pasti mereka sudah memeriksanya di sana. Apa yg tersembunyi dari tangga melingkar panjang dan satu ruangan untuk lampu penunjuk kapal?
Namun teteap saja instingnya memaksa dia melakukan hal percuma tersebut demi memuaskan rasa penasaran.
Didampingi oleh salah seorang petugas keamanan ia menuju mercusuar itu.
Hal pertama yg dilakukannnya ketika sampai di dalam mercusuar adalah bersukur karena ia berada di lingkungan pakar yg mengerti bagaimana menghemat energi tubuh seefisen mungkin. Elevator itupu perlahan bergerak naik.
"Seberapa sering kapal datang ke tempat ini?"
"Hanya sebulan dua kali, ada atau tidak ada keperluan mendadak dengan dunia luar."
"Dan kamu, sudah berapa lama tinggal disini?"
"Cukup lama, untuk tidak melihat malam."
Tiba-tiba elevator berhenti.
"Kita sudah sampai. Bisa bantu membuka pintunya pak, sepertinya agak macet."
"Sepertinya kalian butuh teknisi untuk memperbaiki ini."
"Seandainya mereka mau berbesar hati untuk berada pada kondisi sperti ini. Pun, kami sejauh ini belum mebutuhkannya hingga beberapa bulan kedepan.
"Dan juga pembersih salju" Lanjutnya sambil berusaha naik untuk bisa keluar dari lift.
"Hati-hati"
"Kau tau, aku takut mengatakannya." Kata detektif Morgan.
"Apa, karena kau takut ketinggian?"
"Bukan, bisa pinjam HTnya?"
Si petugas menyerahkan HTnya dengan bingung.
"Sekarang bisa kau turun?"
"Maksud anda pak?"
"Turun kebawah sana menggunakan elevator tersebut."
Dengan kebingungan sipetugas menuruti apa yang dikatakan oleh detktif Morgan.
"Kepada para tim, disini detektif morgan. copy."
"detektif morgan?! Disini tim SAR. copy."
"Segera jemput korban dilantai bawah mercusuar. segera."
"....."
Spoiler for Lanjutan.:
Ditatapnya dengan nanar tubuh pria malang tersebut yang terbujur kaku dan perlahan menjauh kebawah. "Seandainya disini lebih hangat mungkin kau lebih mudah ditemukan brother."
Diubah oleh darelaksa 23-03-2015 10:09
0
3.6K
Kutip
35
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan