Xiaomi sukses meningkatkan penjualan dengan strategi hunger marketing. Cocokkah diterapkan dalam bisnis kecil? Nama Xiaomi, produsen perangkat digital untuk produk smartphone dan gadget, memang tergolong baru. Namun demikian, brand itu berhasil menjual jutaan unit hanya dalam jangka waktu 10-12 menit. Rahasia mereka adalah strategi hunger marketing.

Hunger marketing merupakan salah satu teknik pemasaran dengan melakukan kampanye untuk membuat produk menjadi eksklusif dan sulit didapatkan. Biasanya pihak penjual akan membatasi jumlah barang yang dijual dalam satu waktu dengan harga lebih rendah daripada pasar lain, sehingga calon konsumen akan berebut untuk mendapatkannya.

Teknik itu sebenarnya hanya untuk memancing emosi calon konsumen yang memiliki sifat pemburu. Hasilnya, memang luar biasa dahsyat. Ketika Xiaomi Redmi S1 masuk ke Indonesia, Xiaomi hanya menggandeng situs Lazada sebagai tempat menjual. Lazada kemudian meminta calon konsumen melakukan pre-order. Hanya dalam 12 menit, Lazada ternyata mampu menjual 10 ribu unit.

Calon konsumen yang sudah kesengsem dengan produk itu sudah pasti akan gigit jari ketika tidak berhasil mendapatkan produk yang diinginkan. Sedangkan mereka yang awalnya tak terlalu minat, malah ikut-ikutan penasaran.

Bisakah strategi ini diterapkan bisnis kecil?

Jonah Berger, pakar marketing, dalam bukunya Contagious menyebutkan beberapa syarat kesuksesan pemasaran produk. Salah satunya adalah memanfaatkan sifat alami manusia yang gemar memiliki barang-barang eksklusif. “Manusia memiliki sifat ingin lebih unggul daripada yang lain,” tulis Jonah. “Karena itu, ketika mereka bisa memiliki produk yang eksklusif, mereka memiliki kebanggaan tersendiri.”

Strategi seperti itu sudah banyak dilakukan oleh para pemilik bisnis kecil di Indonesia, dengan menjual produk-produk berlabel “limited edition”. Misal, kaos dengan desain terbatas.
Mudah, kan? Jadi, jangan ragu melakukan hunger marketing untuk bisnis Anda.