rico09001Avatar border
TS
rico09001
DOLLAR NAIK??? APA PEDULI KITA???!!
Apa peduli kita dengan dollar naik?
Mengapa kenaikan harga dollar selalu menjadi momok bagi kita?
Kenapa sih kita selalu bergantung pada dollar?
Kalo dollar naik, ya cuek aja. Gitu aja kok repot.

Naiknya dollar terhadap beberapa mata uang lainnya, seperti Rupiah, salah satunya disebabkan oleh kuatnya perekonomian US. Kebijakan The Fed yang menginventarisir dollar di seluruh dunia dan menariknya kembali ke kandang membuat dollar semakin mahal dan harganya semakin perkasa. Tidak hanya Indonesia, negara-negara Eropa juga terkena imbasnya.

2. Pertanyaannya, apa yang harus kita takutkan ketika Dollar naik? Seharusnya, tidak ada. Sekali lagi, SEHARUSNYA TIDAK ADA YANG PERLU DI KHAWATIRKAN.

3. Apa yang harus kita perbuat agar kita tidak bergantung pada dollar?

Membeli produk-produk dari dalam negeri.
Ketika kita melakukan impor atau membeli barang impor, maka secara langsung maupun tidak langsung nilai dollar meningkat. Karena transaksi impor biasanya menggunakan dollar. Semakin sering menggunakan dollar membuat nilai dollar tersebut meningkat. Secara kasarnya, sebelum melakukan impor barang, pembelian dollar adalah hal yang wajib dilakukan. Semakin besar kebutuhan suatu negara terhadap dollar, maka nilai dollar akan meningkat terhadap mata uang negara tersebut.

Coba perhatikan barang-barang di sekitar kita. Apakah barang-barang tersebut berasal dari dalam negeri atau luar negeri? Tahukah Anda, bahwa peniti atau jarum adalah barang yang diimpor dari Tiongkok. Alat-alat elektronik, HP, Laptop, baju, furniture, gelas, piring, sendok, hingga celana dalam. Apakah barang-barang tersebut diproduksi dari dalam negeri atau luar negeri? Sebagian besar mungkin iya.

Apakah negara kita mampu memproduksi jarum peniti atau jarum pentul? SANGAT MAMPU.
Mengapa jarum peniti dan/atau jarum pentul di impor? Karena lebih MUDAH.

Bayangkan, China adalah negara yang selalu ingin memproduksi segalanya dengan mandiri. Mulai dari kancing baju hingga pesawat terbang. Semuanya ada di China. Selain itu, banyak perusahaan yang menjadikan China sebagai basis produksi barangnya.
Kebanyakan pedagang negara kita, kalau butuh apa-apa, tinggal lihat atau datang ke china, impor barangnya, jual kembali di pasar Indonesia, dan semua senang. Karena prosesnya lebih mudah daripada memproduksinya sendiri dengan mandiri.

Mari kita perhatikan Ponsel yang kita miliki saat ini. Saya yakin, ponsel yang anda pegang adalah ponsel yang diproduksi di luar negeri, kemungkinan besar, lagi-lagi, Tiongkok. Iphone, Sony, Samsung, Nokia, LG, dan lain-lain, sebagian besar basis produksinya berada di China. Dengan membeli ponsel ini, maka kita berkontribusi dalam peningkatan nilai dollar terhadap rupiah.

Mengapa tidak beli ponsel buatan dalam negeri saja? Sebut saja Nexian, Vitell, Startech, Polytron, Venera, dan Advan. Memang, merk ponsel tersebut masih asing didengar telinga. Gengsi kita pun pasti akan tercukur jika menggunakan ponsel tersebut. Tapi, ponsel2 tersebut adalah buatan dalam negeri.

Yang ingin saya tekankan disini adalah sebagai berikut:
1. Kita tidak perlu mengeluh terhadap kenaikan dollar terhadap rupiah. Apalagi sampai menempatkan kejadian ini sepenuhnya menjadi kesalahan pemerintah. Kita sebagai masyarakat Indonesia juga dapat berkontribusi untuk menekan laju dollar terhadap rupiah.
2. Belilah barang-barang buatan dalam negeri. Sekalipun kualitasnya tidak dapat disandingkan dengan buatan negara lain, mari kita berikan kesempatan pada perusahaan-perusahaan dalam negeri untuk lebih bersaing dengan luar negeri dengan membeli dan menggunakan produk-produk mereka.
3. Jika produk atau jasa yang kita butuhkan tidak tersedia di dalam negeri, ya sudah, kita buat saja sendiri.


Saya pernah membaca artikel tentang Korea Selatan. Pada masa-masa kelam korea selatan, pemerintah dan masyarakatnya bersatu untuk meningkatkan perekonomian dalam negeri dengan HANYA menggunakan produk buatan dalam negeri. Ketika itu, pensil buatan korea kualitasnya kalah jauh dari pensil buatan jepang dengan harga yang kompetitif. Namun, mereka tetap menggunakan pensil buatan dalam negeri dan memberikan kesempatan pensil dalam negeri bersaing dengan pensil buatan jepang. Mereka juga menjual mobil-mobil eropa dan barang-barang mewah milik mereka dan tidak mau bergantung pada dollar atau mata uang asing lainnya. Semua lapisan masyarakat dari yang kaya sampai yang miskin mengencangkan tali pinggang mereka untuk berhemat agar kebergantungan terhadap luar negeri dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
Dan hasilnya, SAMSUNG telah mengalahkan SONY dalam hal pencapaian ekonomi. Seluruh sektor industri Korea Selatan maju dengan pesat. Dan kita sedang menikmatinya, mulai dari industri musik, film, teknologi, hingga otomotif. Mungkin Anda sedang menggunakan KAKAO TALK di ponsel Samsung terbaru sambil menyetir Kia Picanto.

Oiya, Saya lebih hormat terhadap pengguna Axioo daripada pengguna Apple.


Tulisan ini adalah tulisan bebas, dan sangat dapat diperdebatkan.
Diubah oleh rico09001 16-03-2015 07:00
0
6.2K
75
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan