Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ndahh2608Avatar border
TS
ndahh2608
TENTANG SUMBANGAN UNTUK MASJID. !
Assallamuallaikum wr wb

Hallo Gans & Rosis. kali ini ane mau coba bikin trit tentang orang2 yang suka minta sumbangan buat masjid atau mushala.
Mungkin gans & rosis juga udah sering liat orang-orang seperti ini.

Sudah sejak dulu, dan sekarang menjadi sangat nge-trend umat Islam dalam membangun masjid atau mushalla salah satu cara mencari dananya dengan membuat pos-pos di tepi bahkan di tengah jalan raya.

Fenomena seperti ini memang sudah menjadi keprihatinan umat islam sendiri.
Banyak pihal yang merasa keberatan termasuk ane. Alasannya karena mengganggu pemandangan atau menimbulkan kesan buruk terhadap masjid atau mushalla.
Bahkan yang dikhawatirkan selain itu adalah dijadikannya cara-cara seperti ini sebagai lahan cari uang dan tidak jelas pertanggung jawabannya.

1. MENGGANGGU PEMANDANGAN


Mengganggu pemandangan yang dimaksud
tidak lain adalah merusak citra umat Islam
yang terkesan jadi umat pengemis dan
peminta-minta di jalan. Seolah-olah ada
kesan, cuma ingin membangun masjid saja
sampai harus mengemis-ngemis di pinggir
jalan begitu. Inilah kesan yang pertama kali
biasa terbersit di benak kita kalau melihat
pemandangan seperti ini.

Dan saya yakin sekali, para pelakunya sendiri
pun pasti awalnya merasa risih dan malu.
Sebab biar bagaimana pun tiap orang pasti
punya rasa harga diri, dan tidak ingin diejek
sebagai tukang minta-minta.

Namun entah bagaimana, lama kelamaan
rasa itu barangkali hilang dengan sendirinya.
Sehingga akhirnya hilang sama sekali dan
sudah tidak ada lagi urat malu yang
mencegah mereka melakukannya. Malah bisa
jadi rasa malu itusudah berubah jadi rasa
kewajiban.

2. BIKIN MACET JALAN

Kerugian kedua dari cara meminta-minta di
pinggir jalan (atau malah di tengah-tengah
jalan) adalah munculnya kemacetan dan
keserawutan di jalan. Para pengemudi di jalur
pantai utama (Pantura) pulau Jawa seringkali
kali harus mengerem mendadak, lantaran
jalan ditutup oleh warga setempat. Ternyata
mereka meminta sumbangan untuk masjid,
yang konon sedang dalam proses
pembangunan.

Karuan saja jalan yang seharusnya lancar,
karena kendaraan harus berhenti atau
setidaknya menurunkan kecepatannya,
terjadilah antrian panjang, yang penyebab
utamanya sederhana sekali, yaitu permintaan
sumbangan yang dilakukan secara massal.
Konyolnya, kejadian itu terjadi dalam 24 jam,
tidak kenal pagi, siang, sore atau malam.

3. MEMUTAR BACAAN AL-QUR'AN

Entah ide siapa, kadang pos-pos pemungutan
sumbangan ini juga dilengkap dengan
pengeras suara. Kadang digunakan untuk
pidato atau sekedar menyapa para pengguna
jalan. Kadang kalau sudah capek, diputar
ceramah KH. Zainuddin MZ almarhum. Malah
tidak jarang juga diputar tilawah Al-Quran.

Seandainya diputarnya bacaan Al-Quran itu
dengan tujuan untuk didengarkan, mungkin
kita bisa maklum. Yang jadi masalah, suara
bacaan tilawah itu sama sekali tidak
didengarkan, cuma yang penting berisik dan
tidak terasa sepi.

Seolah-olah bacaan Al-Quran itu sekedar
suara-suara untuk bikin keramaian saja,
sejajar kedudukannya dengan lagu-lagu yang
juga sering diputar untuk bikin keramaian.

4. SIAPAKAH MEREKA SENARNYA ?

Kita tidak tahu pasti siapa sebenarnya
gerangan mereka. Entah apakah mereka
memang penduduk setempat yang benar-
benar berniat tulus ingin membangun masjid,
atau jangan-jangan mereka itu cuma pasukan
yang dibayar dan didatangkan entah dari
daerah mana.

Kalau mereka benar-benar orang yang jujur,
bekerja untuk kepentingan pembangunan
masjid, tentu kita sedikit bisa memberi
toleransi, tinggal bagaimana mengarahkan
mereka saja dengan cara yang baik.

Yang merepotkan adalah kalau mereka cuma
segerombolan orang yang memanfaatkan
situasi keawaman para pengguna jalan.

Lucunya, menutup jalan seperti ini sudah
terjadi sejak 30 tahun yang lalu, kenapa
masih meminta-minta terus? Memangnya
masjidnya sampai sekarang belum jadi juga
atau bagaimana? Atau jangan-jangan tiap
hari muncul lagi masjid-masjid baru?

Kalau begitu kejadiannya, tentu tidak akan
ada habisnya pembangunan masjid itu.
Karena begitu satu masjid selesai dibangun,
akan ada lagi masjid lainnya yang akan
dibangun.

5. PENIPUAN

Maka dengan menggunakan modus-modus
seperti di atas kadang ada juga yang
memanfaatkan untuk kepentingan mereka.
Boleh jadi masjid yang katanya lagi mau
dibangun hanya fiktif belaka. Atau kalau
memang ada, kita juga tidak tahu apa benar
dana yang mereka kumpulkan itu 100% untuk
masjid. Atau jangan-jangan masjid hanya
dijadikan sebagai tameng saja. Ngakunya
untuk masjid, ternyata masjid cuma kebagian
jatah secuil saja, sementara justru jatah untuk
mereka jauh lebih besar.

6. KEAJAIBAN UANG KOIN & RECEH

Namun lepas dari keprihatinan kita, ada satu
catatan yang bisa kita garis-bawahi, yaitu
tentang betapa ajaibnya uang coin atau uang
receh ini. Kalau dilihat dari segi nilai,
namanya uang coin atau uang receh, tentu
sangat rendah sekali. Sebagian orang
membuang uang-uang receh, karena gengsi
atau juga karena tidak bisa untuk membeli
apa-apa.

Tetapi kalau uang-uang receh ini dikumpulkan
dalam jumlah yang banyak, ternyata yang
dibuang-buang itu justru bermanfaat karena
nilai bisa jadi sangat besar. Meskipun uang
logam lima ratusan atau cuma seribuan, tapi
kalau jumlahnya sampai sejuta keping, maka
jadi bernilai besar juga.

Seribu kali sejuta sama dengan semilyar.
Padahal koin itu cuma dilempar alias
dibuang, tapi kalau yang melempar ada sejuta
orang, tentu saja hasilnya jadi banyak. Ingat
kisah sukses mengumpulan koin Prita dan
Darsem.

Dengan logika seperti inilah sebenarnya
kotak-kotak amal di berbagai masjid
dimanage. Kotak amal itu identik dengan
uang receh atau koin, yang nilainya tidak ada
artinya. Cuma yang jadi masalah, meski kita
punya banyak masjid, sayangnya yang datang
ke masjid untuk shalat tidak terlalu banyak.
Apalagi yang mau memasukkan uang receh ke
kotak amal.

Oleh karena itulah maka ada semacam
inisiatif untuk meletakkan kotak amal bukan
di masjid, tetapi di tengah jalan. Tujuannya
biar banyak orang yang lewat dan bertemu
dengan si kotak amal. Dan biar orang-orang
yang lewat itu bisa 'dipaksa' untuk mengisi
kotak amal, makanya kemudian ditunggui oleh
sekelompok orang. Mereka duduk-duduk
bergerombol di seputar kotak amal, sambil
menggunakan pengeras suara berorasi, atau
memutar rekaman pengajian atau tilawah.

Dan biar mudah menangkap uang receh yang
dilempar, maka digunakan jaring-jaring atau
serokan ikan.

Kalau pengurus masjidnya itu jujur, memang
hasilnya akan lumayan besar. Pembangunan
masjid yang terhenti karena kasus lagu
qasidah ya dana ya dana dana dananya ya
kagak ada, bisa segera diatasi dengan
kebijakan mengemis di jalanan. Suka atau
tidak suka, ternyata sudah banyak pengurus
masjid melakukannya. Dan kebanyakan dari
mereka mengaku, keuangan masjid kembali
jad segar ketika aksi turun ke jalan mengemis
itu dilakukan.

7. LARANGAN RESMI PEMERINTAH

Pemerintah sebenarnya sudah secara tegas
melarang tindakan seperti ini. Ada begitu
banyak perda dan ketentuan yang melarang.
Tetapi entah bagaimana, ternyata semua
masih berjalan tanpa ada aral melintang.

Padahal kalau semua pengendara dan
pengguna jalan sepakat untuk tidak akan
pernah memberi, pasti usaha-usaha seperti ini
sudah tutup. Sayangnya, gaya hidup orang
Indonesia ini aneh bin ajaib. Mereka sudah
sekali memberi, walau pun tidak jelas apakah
cara memberi seperti itu dibenarkan atau
tidak. Mungkin memberi uang receh ini
dianggap hiburan, seperti kita suka kasih
makan ikan di kolam, ada semacam kepuasan
tersendiri atau bagaimana, wallahu a'lam .

Nah cukup sekian duu trit ane yang dari berbagai sumber ini.

Wasallamualaikum wr wb
Diubah oleh ndahh2608 14-03-2015 00:32
0
11.7K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan