Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

affandirehan1Avatar border
TS
affandirehan1
fase kehidupan menurut intanasara ..masup gan!

[1] Manusia itu saat terlahir ke dunia, awalnya
sendirian, lalu kemudian dia nggak bisa hidup
sendiri karena dia butuh dirawat oleh kedua
orang tuanya.
[2] Pada saat dia SD, pertemanan dan
persahabatan indah banget rasanya, sampai-
sampai dia berteman dengan semua orang dan
nggak pandang bulu. Bertengkar itu biasa, 5
menit kemudian akan segera baikan karena
nalurinya masih tidak menuntunnya untuk
membenci seseorang.
[3] Pada saat dia SMP, teman-teman dan sahabat
adalah komponen penting dalam pencarian jati
diri dan tidak bisa dihapus dalam kehidupannya.
Dia tetap berteman dengan semua teman
sekelasnya dan bahkan dari kelas lain dalam
hal kesenangan dan memperluas aktifitasnya.
[4] Pada saat dia SMA, pertemanan dan
persahabatannya mulai mengerucut . Dia mulai
was-was karena tidak semudah itu untuk
berteman dan bersahabat dengan orang lain di
lingkungan yang baru. Semua orang pada usia
itu juga merasa begitu. Merasa perlu untuk
mencari kelompok yang benar-benar sejalan
dengannya, dan dituang menjadi geng atau
kelompok yang terbentuk begitu saja tanpa
adanya pernyataan. Nerd with nerd. Famous with
famous. Smart with smart. Trouble maker with
trouble maker.
[5] Pada saat dia kuliah, dia sudah tau mana
yang benar-benar pantas menjadi teman dan
sahabatnya. Orang-orang yang hadir ke dalam
hidupnya mulai bisa dihitung dengan hitungan
jari. Dia mulai bisa mengerti apa itu tidak
suka, benci, dendam, risih, tidak nyaman, dll.
Semua orang pada usia itu pun merasakan yang
sama, mereka saling berjaga, memilih dan
memilah mana yang harus mereka dekati. Rasa
sendiri mulai menyerang di antara lautan
manusia yang lebih banyak pada saat dia masih
SD dulu.
[6] Pada saat dia kerja, tidak ada kata "teman"
atau "sahabat". Semuanya penuh dengan
persaingan untuk meraih 1 hal yakni jabatan
dan kenaikan pangkat. Semuanya berlomba-
lomba, mengejar prestasi dan beberapa giat
mencari muka. Semakin dewasa, semakin tumbuh
subur pula sifat tamak dan culas dari seorang
manusia. Dia lebih merasa terasing dan sendiri,
dia hanya memiliki beberapa sahabat yang masih
setia menemaninya dari SMA.
[7] Pada saat dia menikah, dia merasa bahwa dia
hanya butuh satu orang yang bisa memahami
dan menemaninya dalam susah dan senang, yakni
pasangannya sendiri. Semakin mengerucut
menjadi 1 orang dan dia pun sibuk dalam
urusan rumah tangga dan pekerjaan sepanjang
hidupnya. Teman dan sahabat merupakan
kebutuhan lain yang hanya terkesan sebagai
selingan dan sosialisasi belaka.
[8] Setelah dia menikah, dia sadar bahwa dia
menginginkan kehadiran orang tua yang baik,
orang tua yang selama ini merawatnya dengan
didikan dan kasih sayang apapun bentuk dan
jenisnya. Dia sadar bahwa dia butuh tempat
untuk bisa kembali dan menginginkan
ketenangan. Apapun yang terjadi, keluarga
adalah tempat berpulang.
[9] Setelah semua itu berjalan, lalu tak ada lagi
yang ia butuhkan selain Tuhan. Hanya Tuhan.
Sosialisasi, teman, sahabat, pasangan, dan
keluarga hanyalah sekedar komponen yang perlu
kita miliki namun tak boleh melebihi kebutuhan
kita seperti terhadap Tuhan.
[10] Dia pun mati, secara sendiri. Lahir pun juga
sendiri.

jgn lupa lempar cendol yah gan emoticon-Ngakak (S)
0
1.5K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan