- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Martabak Mini, Martabat maksi .
TS
dakilagi
Martabak Mini, Martabat maksi .
Agan dan aganwati sekalian apakabar ??
udah sekian lama ane ga nge-trit,iseng-iseng share aja ya di mari
selamat membaca
udah sekian lama ane ga nge-trit,iseng-iseng share aja ya di mari
selamat membaca
Spoiler for Martabak Mini, Martabat Maksi.:
Bahu jalan terlihat mulai basah karena hujan mulai turun. Tidak terlalu deras memang, tapi cukup untuk membasahi rumput-rumput kering dipinggiran jalan itu. Aku masih duduk di kursi sebuah bis yang mulai turun lajunya karena akan segera tiba di tujuan. Sementara penumpang lain mulai berdiri karena tak sabar ingin cepat turun (mungkin karena rindu orang rumah, atau mungkin ingin cepat istirahat), aku masih asik dengan pemandangan di luar sana, gelap yang mulai datang ditambah hujan rintik-rintik. Jauh di ujung barat sana, sang Ra mulai tenggelam dan melukiskan keindahan di langit berawan itu. Aku teringat seseorang yang mungkin keindahan ini bisa ia tandingi, kubuka telepon seluler butut ini, kemudian ku kirim sebuah pesan.
"Look at the corner of the west, then u're gonna see how beautifull you are"
Bus berpenumpang lebih dari 50 orang ini berhenti disebuah perempatan, aku ikut terun dengan beberapa orang lainnya. Sengaja aku tidak turun di terminal karena ingin berjalan menyusuri trotoar sebuah sekolah yang sebelah kanan trotoar ini masih berdiri tegak pohon-pohon rindang. Ku nyalakan sebatang rokok, walaupun asapnya mencemari, semoga daun-daun itu bisa mentralisirnya. Tak lama, Adzan magrib terdengar dari sebuah mesjid di pusat perbelanjaan terkenal di kota ini. Bergegas aku berlari karena hujan mulai turun deras. Sesampainya di sebuah jembatan penyebrangan aku sempat diam sebentar untuk menikmati rokok basah itu, dan suguhan lukisan alam yang tiada tara, terdengar adzan akan segera selesai, bergegas kugerakkan kaki berlari ke rumah tuhan nan megah itu.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk menyapa sang Mpunya rumah, lalu kenapa sekian banyak orang sukar melakukannya pikirku. Ah itu itu urusan masing-masing orang lanjut ku dalam hati. Kupanjatkan beberapa Do'a dan tak lupa syukur atas nikmat yang baru beberapa menit lalu aku terima dari-Nya.
Di luar hujan mulai reda menyisakan aroma basah yang khas. Udara sejuk mulai menulusuri rongga hidung yang lama-kelamaan menjadi rasa dingin. aku berlari kecil menghinadari guyuran sisa hujan sore ini dan berjingkak-jingkak memilih jalan yang menggenang di beberapa titik. Sesampainya di tepian jalan yang kering aku berjalan santai, kini hujan sudah reda total. Ku lihat seorang pedagang martabak sedang duduk terdiam menunggu pembeli datang. Aku datang kemudian dengan senyum ramah :
"Mang,kopi item satu. seduh sini aja Mang !" karena kulihat beberapa sachet kopi menggantung juga, kupikir segelas kopi panas nikmat dipadu udara dingin kota hujan.
"Siip !" kata si penjual, lalu menuangkan air panas ke gelas yang siap dengan serbuk hitam putih, gula dan kopi.
"Udah lama mang jualan disini?" tegukan pertama menjadi awal obrolan hangat.
"lumayan, 20 tahuanan lah" tutur si pedagang.
"Wah,udah kenal banget daerah sini dong Mang?" lanjutku sembari menyalakan sebatang roko kretek.
"iya begitulah, dulu mah Mamang bukan jualan martabak mini ini, ini mah baru 8 tahunan lah."
"Emang jualan apa dulu Mang?"
"Roti bakar, ga disini juga jualannya, sebelah sana deket perumahan." sembari menunjuk ke arah jalan yang menurun.
"Udah selama itu, udah banyak perubahan ya Mang sekitar sini" lanjutku
"Iya, dulu mah hotel itu juga masih kebun A, terminal juga gak begitu bentuknya, Aa pulang kerja?" tanya si Mamang.
"Oh engga, saya masih kuliah"
Tiba-tiba seorang pemulung datang, "Mang yang ini boleh diambil?" tanyanya.
"Iya sok ambil aja, sekalian yang ini" sambil memberikan sekantong plastik penuh botol-botol air mineral bekas.
"Skalian bantu-bantu A, kasian." tegasnya sembari ikut duduk lagi..
Pembali mulai ramai, aku pun ikut bahagia melihatnya. dari ceritanya dia harus menafkahi satu keluarga kecil yang tinggal di kampung halamannya.
"sekarang mah susah buat dateng nengokin saya, 1 istri 2 orang anak, buat ongkos aja udah berapa?" jawabnya ketika saya tanya apakah keluarga suka datang.
Sebatang rokok sudah hampir habis terhisap, kulihat sekelilng ada beberapa gedung yang sedang dalam proses pembangunan. Areanya dikelilingi papan seng menutup hapir semua daerah gedung tersebut. Ada beberapa alat yang berserakan disana-sini.
"Itu ember kecil ga diambil sama pemulung Mang, koq ngegeletak gitu aja?"
"Ah A, orang kecil macam kita ini mah tau porsi masing-masing, mana yang boleh dan ga boleh, ini hak siapa itu hak siapa" jawabnya, kemudian lanjutnya "Walaupun tetep juga ada yang engga juga sih,maen serobot aja"
Yah manusia pikirku, memang tidak ada yang sempurna diantara kami ini. Rakyat kecil, pejabat, presiden, tokoh ini atau tokoh itu, mereka sama. Seorang manusia yang tidak lepas dari salah dan lupa. lamunanku tersadar karena si Mamang kemudian bercerita, segera saja kunyalakan api dan membakar tembakau bercampur cengkeh itu.
" Mamang mah ga peduli sih,mau orang itu bener atau engga, jujur atau bohong, yang penting dari Mamangnya aja yang ikhlas. udah sekian taun Mamang disini ada kejadian yang kadang klo inget, suka lucu aja gitu. Pernah waktu itu, udah malem kayak gini, datang laki-laki yaa sekitar 30 tahunan lah, dateng kesini minta uang buat ongkos katanya karena dompetnya raib di copet. Mamang sempet mikir ini penipu atau bukan, tapi ah ikhlas aja, kalaupun penipu nanti juga ada yang bales. Beberapa minggu kemudian, si pemuda itu dateng lagi A kesini bawa hadiah karena sudah menolong katanya. Saya terima aja."
Tuhan memang maha adil dalam setiap urusan. jika memang ada yang merasa hidup ini tidak adil, jangan komplain kepada tuhan. Belajar bisa dari siapa saja termasuk mereka, pedagang martabak mini dan pemulung itu. Saya sering kali mencari-cari moment seperti itu, karena mengobrol dengan mereka, ada banyak hal yang saya dapat, kesahajaan, ramah tamah, pengalaman hidup, nilai-nilai sosial, dan banyak hal lainnya.
Sementara malam semakin larut, kopipun sudah habis sedari tadi, aku beranjak pamit dan membayar. Ketika pamitpun kami saling mendo'akan. Aku dido'akan semoga cepat lulus lancar segala urusan, akupun sebaliknya mendo'akan semoga jualannya tidak pernah sepi, halal bagi keluarga tabungan bagi surga kelak.
Bagi saya walaupun si Mamang adalah seorang pedagang martabak mini, tapi beliau mempunyai martabat yang maksi di sisi-Nya kelak.
"Look at the corner of the west, then u're gonna see how beautifull you are"
Bus berpenumpang lebih dari 50 orang ini berhenti disebuah perempatan, aku ikut terun dengan beberapa orang lainnya. Sengaja aku tidak turun di terminal karena ingin berjalan menyusuri trotoar sebuah sekolah yang sebelah kanan trotoar ini masih berdiri tegak pohon-pohon rindang. Ku nyalakan sebatang rokok, walaupun asapnya mencemari, semoga daun-daun itu bisa mentralisirnya. Tak lama, Adzan magrib terdengar dari sebuah mesjid di pusat perbelanjaan terkenal di kota ini. Bergegas aku berlari karena hujan mulai turun deras. Sesampainya di sebuah jembatan penyebrangan aku sempat diam sebentar untuk menikmati rokok basah itu, dan suguhan lukisan alam yang tiada tara, terdengar adzan akan segera selesai, bergegas kugerakkan kaki berlari ke rumah tuhan nan megah itu.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk menyapa sang Mpunya rumah, lalu kenapa sekian banyak orang sukar melakukannya pikirku. Ah itu itu urusan masing-masing orang lanjut ku dalam hati. Kupanjatkan beberapa Do'a dan tak lupa syukur atas nikmat yang baru beberapa menit lalu aku terima dari-Nya.
Di luar hujan mulai reda menyisakan aroma basah yang khas. Udara sejuk mulai menulusuri rongga hidung yang lama-kelamaan menjadi rasa dingin. aku berlari kecil menghinadari guyuran sisa hujan sore ini dan berjingkak-jingkak memilih jalan yang menggenang di beberapa titik. Sesampainya di tepian jalan yang kering aku berjalan santai, kini hujan sudah reda total. Ku lihat seorang pedagang martabak sedang duduk terdiam menunggu pembeli datang. Aku datang kemudian dengan senyum ramah :
"Mang,kopi item satu. seduh sini aja Mang !" karena kulihat beberapa sachet kopi menggantung juga, kupikir segelas kopi panas nikmat dipadu udara dingin kota hujan.
"Siip !" kata si penjual, lalu menuangkan air panas ke gelas yang siap dengan serbuk hitam putih, gula dan kopi.
"Udah lama mang jualan disini?" tegukan pertama menjadi awal obrolan hangat.
"lumayan, 20 tahuanan lah" tutur si pedagang.
"Wah,udah kenal banget daerah sini dong Mang?" lanjutku sembari menyalakan sebatang roko kretek.
"iya begitulah, dulu mah Mamang bukan jualan martabak mini ini, ini mah baru 8 tahunan lah."
"Emang jualan apa dulu Mang?"
"Roti bakar, ga disini juga jualannya, sebelah sana deket perumahan." sembari menunjuk ke arah jalan yang menurun.
"Udah selama itu, udah banyak perubahan ya Mang sekitar sini" lanjutku
"Iya, dulu mah hotel itu juga masih kebun A, terminal juga gak begitu bentuknya, Aa pulang kerja?" tanya si Mamang.
"Oh engga, saya masih kuliah"
Tiba-tiba seorang pemulung datang, "Mang yang ini boleh diambil?" tanyanya.
"Iya sok ambil aja, sekalian yang ini" sambil memberikan sekantong plastik penuh botol-botol air mineral bekas.
"Skalian bantu-bantu A, kasian." tegasnya sembari ikut duduk lagi..
Pembali mulai ramai, aku pun ikut bahagia melihatnya. dari ceritanya dia harus menafkahi satu keluarga kecil yang tinggal di kampung halamannya.
"sekarang mah susah buat dateng nengokin saya, 1 istri 2 orang anak, buat ongkos aja udah berapa?" jawabnya ketika saya tanya apakah keluarga suka datang.
Sebatang rokok sudah hampir habis terhisap, kulihat sekelilng ada beberapa gedung yang sedang dalam proses pembangunan. Areanya dikelilingi papan seng menutup hapir semua daerah gedung tersebut. Ada beberapa alat yang berserakan disana-sini.
"Itu ember kecil ga diambil sama pemulung Mang, koq ngegeletak gitu aja?"
"Ah A, orang kecil macam kita ini mah tau porsi masing-masing, mana yang boleh dan ga boleh, ini hak siapa itu hak siapa" jawabnya, kemudian lanjutnya "Walaupun tetep juga ada yang engga juga sih,maen serobot aja"
Yah manusia pikirku, memang tidak ada yang sempurna diantara kami ini. Rakyat kecil, pejabat, presiden, tokoh ini atau tokoh itu, mereka sama. Seorang manusia yang tidak lepas dari salah dan lupa. lamunanku tersadar karena si Mamang kemudian bercerita, segera saja kunyalakan api dan membakar tembakau bercampur cengkeh itu.
" Mamang mah ga peduli sih,mau orang itu bener atau engga, jujur atau bohong, yang penting dari Mamangnya aja yang ikhlas. udah sekian taun Mamang disini ada kejadian yang kadang klo inget, suka lucu aja gitu. Pernah waktu itu, udah malem kayak gini, datang laki-laki yaa sekitar 30 tahunan lah, dateng kesini minta uang buat ongkos katanya karena dompetnya raib di copet. Mamang sempet mikir ini penipu atau bukan, tapi ah ikhlas aja, kalaupun penipu nanti juga ada yang bales. Beberapa minggu kemudian, si pemuda itu dateng lagi A kesini bawa hadiah karena sudah menolong katanya. Saya terima aja."
Tuhan memang maha adil dalam setiap urusan. jika memang ada yang merasa hidup ini tidak adil, jangan komplain kepada tuhan. Belajar bisa dari siapa saja termasuk mereka, pedagang martabak mini dan pemulung itu. Saya sering kali mencari-cari moment seperti itu, karena mengobrol dengan mereka, ada banyak hal yang saya dapat, kesahajaan, ramah tamah, pengalaman hidup, nilai-nilai sosial, dan banyak hal lainnya.
Sementara malam semakin larut, kopipun sudah habis sedari tadi, aku beranjak pamit dan membayar. Ketika pamitpun kami saling mendo'akan. Aku dido'akan semoga cepat lulus lancar segala urusan, akupun sebaliknya mendo'akan semoga jualannya tidak pernah sepi, halal bagi keluarga tabungan bagi surga kelak.
Bagi saya walaupun si Mamang adalah seorang pedagang martabak mini, tapi beliau mempunyai martabat yang maksi di sisi-Nya kelak.
Sumber :Blog ane gan, monggo..no jebmen, udah ga jaman..
disitu juga ada tulisan-tulisan ane yg lain, semoga bermanfaat !
peace !!
Gmna gan ??
ini ada tulisan ane yang lain, ane coba-coba bikin cerpen, silahkan !!
Spoiler for Cerpennya gan:
Do Not Forget !!
Spoiler for Biar banyak yang baca:
kasih bintang ya gaan
Diubah oleh dakilagi 03-03-2015 10:33
0
1.4K
Kutip
2
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan