- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
setelah abraham samad, inilah target bareskrim selanjutnya?!!!
TS
arb.pro.rakyat
setelah abraham samad, inilah target bareskrim selanjutnya?!!!
Quote:
Fredrich Yunadi ungkap alasan mangkir dari pemanggilan penyidik Mabes Polri terkait laporan calon suami putrinya, Donny Leimena. Dalam jumpa pers di kawasan Melawai, Jakarta Selatan, Selasa (24/4), ayah Astrid Ellena itu menolak datang karena menganggap penyidik melakukan kekeliruan dalam hal penulisan nama.
"Penyidik menulis Fredrich Yunadi alias Fredy Junadi," kata ayah Miss Indonesia 2011 tersebut. "Padahal nama saya itu Fredrich Yunadi alias Pung Yuk Yun." Tak hanya itu, Fredrich juga menilai penyidik tidak obyektif.
Alasannya karena penyidik melakukan pemanggilan tanpa melalui Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), organisasi tempatnya bernaung Sementara itu, Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Umum, Bareskrim Mabes Polri, Kombes Napoleon Bonaparte, mengatakan pihaknya tetap akan kembali melakukan pemanggilan. Kombes Napoleon meminta Fredrich agar tidak menghindar dari tanggung jawabnya sebagai terlapor "Biar saja. Kami panggil, kalau tidak datang, kami panggil lagi.
Kalau tidak menghormati penyidik pasti ada proses," ujar Kombes Napoleon. "Kami hormati kesepakatan itu (Nota Kesepahaman Polri dengan Peradi). Tapi kita lihat saja nanti." Perihal kesalahan nama, Napoleon berharap Fredrich tidak sekedar mencari-cari alasan. "Banyak banget namanya. Yang penting dia merasa tidak punya urusan sama pelapor. Kalau dia merasa, kami beri kesempatan untuk memberikan keterangan, jadi tidak usah berkelit," kata Napoleon.
Fredrich dituding telah melakukan pemalsuan identitas dan ijazah untuk pencalonannya sebagai Ketua KPK beberapa waktu lalu. Tak hanya Donny, LSM Pekat (Pengawasan Masyarakat Indonesia) juga sudah melaporkan Fredrich ke Mabes Polri. Pihak LSM bahkan siap menggelar unjuk rasa agar kasus pemalsuan tersebut bisa segera diproses.(wk/sy)
sumur :
http://www.wowkeren.com/berita/tampi.../00019635.html
JAKARTA (Pos Kota) – Perseteruan Donny Leimena, kekasih Astrid Ellena, Miss Indonesia dengan Fredrich Yunadi, ayah Astrid memasuki babak baru. Setelah sebelumnya diperiksa Direskrimsus Polda Metro Jaya atas laporan Fredrich, kini giliran Donny dipanggil Polda untuk melengkapi berkas-berkas laporannya.
“Jadi memang ada dua kejadian, kemarin dan hari ini.
Kemarin atas undangan dari Polda terhadap laporan yg dibuat Fredrich. Kalau sekarang laporan yang saya buat untuk Fredrich Yunadi. Hari ini saya melengkapi laporan itu,” ujar Donny saat ditemui di Reskrimsus Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (17/4).
“Semua bukti yang saya serahkan ke penyidik bukti otentik, dan bukan mengada-ada,” imbuhnya.
Data yang diserahkan diantaranya adalah data-data bahwa Fredrich memalsukan surat dengan sengaja dan menyiarkan berita berisi fitnah di berbagai media. “Dengan menuduh KTP saya palsu aja, saya sudah terhina, nanti kita buktikan siapa yang memalsukan identitas,” katanya sambil menunjukkan dua fotocopy KTP Fredrich yang diduga palsu, satu atas nama Fredrich Yunadi, satunya Fredy Junadi.
Soal tudingan Fredrick bahwa dirinya bandar judi gelap, secara tegas Donny membantahnya. Seperti diberitakan, sejak awal Frederich tak merestui hubungan anaknya dengan Donny.( embun/rf )
sumur :
http://poskotanews.com/2012/04/17/ke...ngan-fredrich/
"Penyidik menulis Fredrich Yunadi alias Fredy Junadi," kata ayah Miss Indonesia 2011 tersebut. "Padahal nama saya itu Fredrich Yunadi alias Pung Yuk Yun." Tak hanya itu, Fredrich juga menilai penyidik tidak obyektif.
Alasannya karena penyidik melakukan pemanggilan tanpa melalui Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), organisasi tempatnya bernaung Sementara itu, Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Umum, Bareskrim Mabes Polri, Kombes Napoleon Bonaparte, mengatakan pihaknya tetap akan kembali melakukan pemanggilan. Kombes Napoleon meminta Fredrich agar tidak menghindar dari tanggung jawabnya sebagai terlapor "Biar saja. Kami panggil, kalau tidak datang, kami panggil lagi.
Kalau tidak menghormati penyidik pasti ada proses," ujar Kombes Napoleon. "Kami hormati kesepakatan itu (Nota Kesepahaman Polri dengan Peradi). Tapi kita lihat saja nanti." Perihal kesalahan nama, Napoleon berharap Fredrich tidak sekedar mencari-cari alasan. "Banyak banget namanya. Yang penting dia merasa tidak punya urusan sama pelapor. Kalau dia merasa, kami beri kesempatan untuk memberikan keterangan, jadi tidak usah berkelit," kata Napoleon.
Fredrich dituding telah melakukan pemalsuan identitas dan ijazah untuk pencalonannya sebagai Ketua KPK beberapa waktu lalu. Tak hanya Donny, LSM Pekat (Pengawasan Masyarakat Indonesia) juga sudah melaporkan Fredrich ke Mabes Polri. Pihak LSM bahkan siap menggelar unjuk rasa agar kasus pemalsuan tersebut bisa segera diproses.(wk/sy)
sumur :
http://www.wowkeren.com/berita/tampi.../00019635.html
JAKARTA (Pos Kota) – Perseteruan Donny Leimena, kekasih Astrid Ellena, Miss Indonesia dengan Fredrich Yunadi, ayah Astrid memasuki babak baru. Setelah sebelumnya diperiksa Direskrimsus Polda Metro Jaya atas laporan Fredrich, kini giliran Donny dipanggil Polda untuk melengkapi berkas-berkas laporannya.
“Jadi memang ada dua kejadian, kemarin dan hari ini.
Kemarin atas undangan dari Polda terhadap laporan yg dibuat Fredrich. Kalau sekarang laporan yang saya buat untuk Fredrich Yunadi. Hari ini saya melengkapi laporan itu,” ujar Donny saat ditemui di Reskrimsus Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (17/4).
“Semua bukti yang saya serahkan ke penyidik bukti otentik, dan bukan mengada-ada,” imbuhnya.
Data yang diserahkan diantaranya adalah data-data bahwa Fredrich memalsukan surat dengan sengaja dan menyiarkan berita berisi fitnah di berbagai media. “Dengan menuduh KTP saya palsu aja, saya sudah terhina, nanti kita buktikan siapa yang memalsukan identitas,” katanya sambil menunjukkan dua fotocopy KTP Fredrich yang diduga palsu, satu atas nama Fredrich Yunadi, satunya Fredy Junadi.
Soal tudingan Fredrick bahwa dirinya bandar judi gelap, secara tegas Donny membantahnya. Seperti diberitakan, sejak awal Frederich tak merestui hubungan anaknya dengan Donny.( embun/rf )
sumur :
http://poskotanews.com/2012/04/17/ke...ngan-fredrich/
Quote:
TEMPO.CO ,�Jakarta �- Komisaris Jenderal Budi Gunawan diduga menggunakan kartu tanda penduduk palsu untuk membuka rekening.
Rekening tersebut diduga dipakai untuk aliran dana suap mutasi jabatan dan perlindungan pelaku kriminal Berdasarkan penelusuran majalah �Tempo� edisi 25 Januari 2015, Budi menggunakan KTP dengan nama Gunawan untuk membuka rekening di BCA dan BNI Warung Buncit pada 5 September 2008. Dalam KTP tersebut, tercatat alamat Jalan Duren Tiga Selatan VII Nomor 17A, RT 10 RW 02, Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.
Meski tak mencantumkan pekerjaannya,
“Gunawan” menyetor masing-masing Rp 5 miliar ke dua rekening baru itu. Asal dana berasal dari “Gunawan” yang lain: Budi Gunawan--ketika itu menjabat Kepala Kepolisian Daerah Jambi berpangkat brigadir jenderal. Yang membuat penyelidik tersenyum, menurut seorang aparat penegak hukum, “Foto ‘Gunawan’ di kartu tanda penduduk adalah foto Budi Gunawan.”
Komisi Pemberantasan Korupsi mencurigai aneka transaksi itu merupakan bagian dari suap dan gratifikasi kepada Budi Gunawan. Budi Gunawan pun ditetapkan sebagai tersangka pada 13 Januari 2015, kurang dari sepekan setelah diajukan Presiden Joko Widodo menjadi calon tunggal Kepala Kepolisian Republik Indonesia ke Dewan Perwakilan Rakyat.
Hampir lima tahun lalu, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menyerahkan temuan transaksi mencurigakan ini ke Mabes Polri. Dengan gaji resmi sekitar Rp 7 juta, Budi diduga menerima miliaran rupiah di rekeningnya pada periode yang cukup lama. Apalagi dia menutup rekeningnya tak lama setelah dana dipindahkan.
Tempo �menelusuri kembali alamat “Gunawan” yang dipakai untuk membuka rekening. Alamat itu merujuk ke rumah kontrakan yang disewakan Rp 2,2 juta per bulan. Jika disewa per malam, tarifnya Rp 400 ribu. Pada 2008, polisi anggota staf pribadi Budi Gunawan yang banyak terlibat dalam transaksi bosnya tersebut tinggal di tempat itu. ”Dia pindah tiga tahun lalu,” kata Rizal Fahlefi, penjaga kontrakan.
Penduduk yang tinggal di sekitarnya mafhum belaka pemilik Wisma Lestari yang terdiri atas 20 kamar itu adalah Budi Gunawan, terakhir menjabat Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri berpangkat komisaris jenderal. Menurut Rizal, sejak staf pribadi Budi Gunawan tak lagi tinggal di sana, banyak petugas bank datang mencarinya.
Saat uji kelayakan dan kepatutan di Dewan Perwakilan Rakyat pada 14 Januari 2015, Budi Gunawan mengatakan sudah transparan melaporkan harta dan cara memperolehnya. Budi Gunawan mengutip laporan penyelidikan Badan Reserse Kriminal Polri, yang menyatakan transaksi di rekening-rekeningnya wajar dan legal. “Tak ada yang ditutupi atau direkayasa,” kata Budi Gunawan.
Soal KTP "Gunawan" palsu ini, Budi belum berhasil dimintai komentar.
sumur :
http://m.tempo.co/read/news/2015/02/...estigasi-tempo
Rekening tersebut diduga dipakai untuk aliran dana suap mutasi jabatan dan perlindungan pelaku kriminal Berdasarkan penelusuran majalah �Tempo� edisi 25 Januari 2015, Budi menggunakan KTP dengan nama Gunawan untuk membuka rekening di BCA dan BNI Warung Buncit pada 5 September 2008. Dalam KTP tersebut, tercatat alamat Jalan Duren Tiga Selatan VII Nomor 17A, RT 10 RW 02, Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.
Meski tak mencantumkan pekerjaannya,
“Gunawan” menyetor masing-masing Rp 5 miliar ke dua rekening baru itu. Asal dana berasal dari “Gunawan” yang lain: Budi Gunawan--ketika itu menjabat Kepala Kepolisian Daerah Jambi berpangkat brigadir jenderal. Yang membuat penyelidik tersenyum, menurut seorang aparat penegak hukum, “Foto ‘Gunawan’ di kartu tanda penduduk adalah foto Budi Gunawan.”
Komisi Pemberantasan Korupsi mencurigai aneka transaksi itu merupakan bagian dari suap dan gratifikasi kepada Budi Gunawan. Budi Gunawan pun ditetapkan sebagai tersangka pada 13 Januari 2015, kurang dari sepekan setelah diajukan Presiden Joko Widodo menjadi calon tunggal Kepala Kepolisian Republik Indonesia ke Dewan Perwakilan Rakyat.
Hampir lima tahun lalu, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menyerahkan temuan transaksi mencurigakan ini ke Mabes Polri. Dengan gaji resmi sekitar Rp 7 juta, Budi diduga menerima miliaran rupiah di rekeningnya pada periode yang cukup lama. Apalagi dia menutup rekeningnya tak lama setelah dana dipindahkan.
Tempo �menelusuri kembali alamat “Gunawan” yang dipakai untuk membuka rekening. Alamat itu merujuk ke rumah kontrakan yang disewakan Rp 2,2 juta per bulan. Jika disewa per malam, tarifnya Rp 400 ribu. Pada 2008, polisi anggota staf pribadi Budi Gunawan yang banyak terlibat dalam transaksi bosnya tersebut tinggal di tempat itu. ”Dia pindah tiga tahun lalu,” kata Rizal Fahlefi, penjaga kontrakan.
Penduduk yang tinggal di sekitarnya mafhum belaka pemilik Wisma Lestari yang terdiri atas 20 kamar itu adalah Budi Gunawan, terakhir menjabat Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri berpangkat komisaris jenderal. Menurut Rizal, sejak staf pribadi Budi Gunawan tak lagi tinggal di sana, banyak petugas bank datang mencarinya.
Saat uji kelayakan dan kepatutan di Dewan Perwakilan Rakyat pada 14 Januari 2015, Budi Gunawan mengatakan sudah transparan melaporkan harta dan cara memperolehnya. Budi Gunawan mengutip laporan penyelidikan Badan Reserse Kriminal Polri, yang menyatakan transaksi di rekening-rekeningnya wajar dan legal. “Tak ada yang ditutupi atau direkayasa,” kata Budi Gunawan.
Soal KTP "Gunawan" palsu ini, Budi belum berhasil dimintai komentar.
sumur :
http://m.tempo.co/read/news/2015/02/...estigasi-tempo
silahkan pak budi waseso, diproses kasusnya...
Diubah oleh arb.pro.rakyat 18-02-2015 04:23
0
3.6K
Kutip
12
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan