Quote:
Niatnya mengembangkan uang perusahaan berujung petaka. Semua berawal dari ajakan seorang sahabat atasannya untuk mau bergabung berinvestasi di bursa berjangka, instrumen yang ditransaksikan adalah jenis foreign exchange (forex).
Adalah Agung Sabarkah, nasabah PT Rex Capital Futures (RCF) ini memang awalnya tak paham betul apa itu investasi forex. Berbekal 'kuliah' singkat dari sang marketing RFC, Agung perlahan mengerti. Rasa mengerti itu dibarengi dengan rasa kepercayaan karena sang marketing tak lain adalah sahabat atasannya sendiri.
Direktur Operasional PT Anugerah Singgah Sentosa ini mulai menginvestasikan dananya senilai Rp 200 juta di instrumen investasi yang ditawarkan tersebut. Uang ini tak lain uang perusahaan yang sudah disepakati dengan manajemen untuk disimpan di forex dengan tanggung jawab Agung.
"Oktober 2013 saya mulai investasi di sini. Awalnya berjalan lancar, tidak ada masalah," kata Agung seraya bercerita kepada detikFinance, Senin (16/2/2015) malam.
Waktu terus bergulir. Seperti yang disampaikan sang marketing, investasi di forex tidak selalu untung, ada kalanya rugi.
Agung pun mencoba aktif memutar uangnya di instrumen tersebut dengan bantuan sang pialang. Tentu saja ada upahnya dari setiap transaksi yang dilakukan.
"Ya kadang untung, kadang rugi. Sekali transaksi saya bisa untung Rp 1 juta-Rp 4 juta, itu sekali transaksi, tapi bisa juga rugi, pernah sekali transaksi rugi Rp 6 juta, ya naik-turunlah," terang dia.
Dianggap masuk akal. Agung pun terus menambah saldonya hingga berjumlah Rp 1,3 miliar. Transaksi pun terus dilakukan.
Beberapa kali Agung mulai menarik dananya dari uang yang ia simpan di rekening segregated account (rekening terpisah) untuk keperluan perusahaan. Awalnya berjalan normal.
Sampai pada Desember 2013 dan berlanjut Januari 2014 pencairan dana mulai seret. Agung tidak bisa lagi menarik dana miliknya. Ia meminta penjelasan kepada sang pialang.
"Bisnis kan tidak selalu ramai, saat ini transaksi lagi sepi jadi uangnya tidak bisa ditarik dulu," katanya menirukan ucapan sang pialang.
Dari situlah, Agung mulai tidak nyaman. Penjelasan pialang tersebut tidak masuk akal baginya. Uang miliknya yang disimpan di rekening terpisah tak bisa lagi diambil.
Agung pun buru-buru untuk minta seluruh uangnya ditarik dan lagi-lagi gagal. Tak ada penjelasan pasti kemana larinya uang tersebut. Para pemilik perusahaan tempat ia berinvestasi tak bisa lagi dihubungi.
"Sisa uang saya di rekening itu ada satu miliar tiga puluh juta (Rp 1,03 miliar) dibawa kabur. Mereka sudah tidak bisa dihubungi lagi," tandasnya.
http://finance.detik.com/read/2015/0...irkan?f9911013
Hati-hati sama perusahaan keuangan di bidang investasi khususnya forex. Kalau ane mau kasih saran perusahaan keuangan yang kebanyakan nggak beres adalah mereka-mereka yang pakai nama 'Capital' dan 'Global'
Waspada juga karena kebanyakan yang mereka jaring adalah para pencari kerja yang polos. Di event-event jobfair banyak tuh perusahaan keuangan yang pakai nama 'Capital' dan 'Global'.
Bagi yang mau terjun ke dunia forex lebih baik pilih pialang yang meyakinkan saja, meskipun demikian jangan lupa bahwa risiko itu selalu ada.