- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sejarah Stasiun Kereta Api Tertua di Indonesia ada di Semarang
TS
ippindian
Sejarah Stasiun Kereta Api Tertua di Indonesia ada di Semarang
SELAMAT DATANG DI THREAD ANE
Permisi agan aganwati sekalian, ane mau share tentang sejarah perkerataapian di tanah air. ane ga pinter buat thread tapi semoga dapat menambah informasi kita tentang sejarah transportasi di Indonesia.
Semarang emang punya segudang tempat2 bersejarah gan . Mulai dari kota lama, lawang sewu, klenteng, candi2 dan banyak lagi. beberapa tempat memang dipelihara baik namun sebagian lagi terbengkalai dan memprihatinkan. salah satunya adalah stasiun di desa Tambaksari Kemijen Semarang. konon stasiun ini merupakan stasiun tertua di Indonesia. lebih lengkapnya silahkan baca artikel dibawah ini. cekibrot
Semarang emang punya segudang tempat2 bersejarah gan . Mulai dari kota lama, lawang sewu, klenteng, candi2 dan banyak lagi. beberapa tempat memang dipelihara baik namun sebagian lagi terbengkalai dan memprihatinkan. salah satunya adalah stasiun di desa Tambaksari Kemijen Semarang. konon stasiun ini merupakan stasiun tertua di Indonesia. lebih lengkapnya silahkan baca artikel dibawah ini. cekibrot
Quote:
Menelusuri jejak sejarah sebuah kota tentu tak akan lepas dari keberadaan alat transportasi kota itu sendiri. Keberadaan jalur kereta api, misalnya. Di Jawa, jalur kereta api mulai dibangun oleh Nederlandsche-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) atau Maskapai KA Hindia Belanda pada 1864. Keberadaan jalur kereta api di Jawa menjadikan Indonesia sebagai negeri tertua kedua di Asia, setelah India, dalam soal jalur kereta api. Lokasi stasiun pertama di Nusantara memang masih diperdebatkan, antara Samarang dan Kemidjen. Keduanya di Semarang, Jawa Tengah.
Deddy Herlambang dari Indonesian Railway Preservation Society (IRPS)—komunitas pencinta kereta api—menegaskan, setelah melalui penelitian, ditemukan bahwa Samarang adalah stasiun tertua di Indonesia yang menghubungkan Semarang-Tanggung (Samarang-Tangoeng).
Kondisi Stasiun Samarang, yang diresmikan pada 10 Agustus 1867 di area bernama Spoorland atau Tambaksari ini, tak ubahnya kampung padat penduduk. Mbah Lan (81) adalah salah satu saksi sejarah perjalanan bekas stasiun pertama ini. "Ini sudah ndak dipakai sejak 1914. Saya ke sini tahun 1948 sudah jadi rumah-rumah pegawai kereta api," ujarnya.
Yang menakjubkan, menjelajah kampung Spoorland ini, kita akan melihat rangka bangunan yang masih begitu gagah. Meski beberapa bagian sudah dibongkar, tapi kayu jati asli bentang kuda-kuda 8 meter tanpa sambungan, besi penyangga selasar juga masih asli, dan penampang masuknya udara dan sinar di tembok bagian atas masih terlihat. Kemudian, di antara rumah ini pula, terdeteksi bekas peron. Tampak jelas bangunan ini mengalami penurunan. "Kawasan ini tenggelam 2-3 meter," ungkap Deddy.
Penemuan Stasiun Samarang di awal 2009 oleh IRPS ini tentu masih diperdebatkan pihak PT KA. Namun, IRPS tak sembarang memutuskan, mereka bergerak secara ilmiah dengan pendanaan swadaya. Dalam penelusuran tersebut, IRPS beberapa kali menyambangi kawasan Kemijen dan Tambaksari sekaligus menyusur para tetua mantan karyawan kereta api. Namun, hasilnya nihil. Asumsi mereka, jika bangunan telah dibongkar atau tenggelam, fondasinya tentu masih ada.
“Akhirnya kami nemu peta kuno, ada koordinatnya. Terus kami analisis pakai (peta) Google. Soalnya, kondisinya kan beda, dari peta kuno dan existing. Kami bawa GPS ke lokasi, kami temukan di kawasan Spoorland. Untuk mengetahui di mana letak bekas stasiun itu, untungnya ada Mbah Lan yang bisa menunjukkan bangunan yang sudah dibuat petak-petak untuk hunian penduduk,” ujar Deddy.
Meski Mbah Lan yang kini berusia sekitar 81 tahun tak tahu-menahu perihal keberadaan Stasiun Samarang sebagai stasiun pertama di Indonesia, IRPS langsung menetapkan bangunan yang kini dihuni warga itu adalah bekas stasiun dari tahun 1867. “Bentuknya memang sudah tidak terlihat, tapi dari foto-foto lama yang kami cari, stasiun ini terlihat megah,” tambah Deddy.
Selain itu, lokasi stasiun ini memang tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Emas. Belanda membangun jalur kereta api dan stasiun tak lain juga sebagai alat transportasi pengiriman barang dari dan ke pelabuhan.
Maka, informasi yang menyatakan bahwa Stasiun Kemidjen adalah stasiun pertama di Indonesia bisa dikatakan tak lagi berlaku. Meski besar kemungkinan pihak PT KA belum mengakui, dari pengalaman Warta Kota berkutat mencari referensi tentang stasiun pertama di Indonesia, Stasiun Kemidjen, tak ditemukan. Hampir semua buku, dalam referensi Belanda maupun Inggris, menyebutkan bahwa Stasiun Samarang sebagai stasiun yang menghubungkan Samarang-Tangoeng (Semarang-Tanggung) yang mulai beroperasi pada 10 Agustus 1867. Nama Stasiun Kemidjen sulit ditemukan.
Jika memang temuan IRPS ini masih meragukan di mata penguasa atau pihak lain yang terkait dengan keberdaan jalur kereta api, tentu ada baiknya penelitian lebih mendalam segera digelar. Dengan begitu, warga tak lagi dibikin bingung antara Samarang dan Kemidjen.
Batavia Noord
Setelah bicara soal Samarang, lantas bagaimana dengan Batavia? Kapan dan di mana stasiun pertama di Batavia? Dalam beberapa referensi tertulis, NIS membangun Batavia Noord (Batavia Utara), jalur kereta api pertama yang melayani jalur Klein Boom dari sekitaran Sunda Kelapa-Gambir (Koningsplein), pada 1871.
Jalur Batavia-Buitenzorg (Bogor) dimulai 1873. Lokasi Batavia Noord ada di belakang Museum Sejarah Jakarta (MSJ) kini. Tentu, sudah tak berbekas. Nama Beos berasal dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (Maskapai KA Batavia Timur). Namun, ada pula yang mengaitkan Beos dengan Batavia En Omstreken (Batavia dan sekitarnya).
Batavia Zuid (Batavia Selatan) muncul tak lama kemudian, masih oleh NIS, sebelum akhirnya dijual kepada perusahaan kereta api negara atau Staatssporwegen (SS) pada periode akhir abad ke-19. Jalur Batavia-Buitenzorg menyusul kemudian dibeli SS. Stasiun Batavia Zuid ini kemudian dibangun kembali pada tahun 1926 oleh FJL Ghijsels menjadi Stasiun Jakarta Kota, seperti yang sekarang ini ada.
Deddy Herlambang dari Indonesian Railway Preservation Society (IRPS)—komunitas pencinta kereta api—menegaskan, setelah melalui penelitian, ditemukan bahwa Samarang adalah stasiun tertua di Indonesia yang menghubungkan Semarang-Tanggung (Samarang-Tangoeng).
Kondisi Stasiun Samarang, yang diresmikan pada 10 Agustus 1867 di area bernama Spoorland atau Tambaksari ini, tak ubahnya kampung padat penduduk. Mbah Lan (81) adalah salah satu saksi sejarah perjalanan bekas stasiun pertama ini. "Ini sudah ndak dipakai sejak 1914. Saya ke sini tahun 1948 sudah jadi rumah-rumah pegawai kereta api," ujarnya.
Yang menakjubkan, menjelajah kampung Spoorland ini, kita akan melihat rangka bangunan yang masih begitu gagah. Meski beberapa bagian sudah dibongkar, tapi kayu jati asli bentang kuda-kuda 8 meter tanpa sambungan, besi penyangga selasar juga masih asli, dan penampang masuknya udara dan sinar di tembok bagian atas masih terlihat. Kemudian, di antara rumah ini pula, terdeteksi bekas peron. Tampak jelas bangunan ini mengalami penurunan. "Kawasan ini tenggelam 2-3 meter," ungkap Deddy.
Penemuan Stasiun Samarang di awal 2009 oleh IRPS ini tentu masih diperdebatkan pihak PT KA. Namun, IRPS tak sembarang memutuskan, mereka bergerak secara ilmiah dengan pendanaan swadaya. Dalam penelusuran tersebut, IRPS beberapa kali menyambangi kawasan Kemijen dan Tambaksari sekaligus menyusur para tetua mantan karyawan kereta api. Namun, hasilnya nihil. Asumsi mereka, jika bangunan telah dibongkar atau tenggelam, fondasinya tentu masih ada.
“Akhirnya kami nemu peta kuno, ada koordinatnya. Terus kami analisis pakai (peta) Google. Soalnya, kondisinya kan beda, dari peta kuno dan existing. Kami bawa GPS ke lokasi, kami temukan di kawasan Spoorland. Untuk mengetahui di mana letak bekas stasiun itu, untungnya ada Mbah Lan yang bisa menunjukkan bangunan yang sudah dibuat petak-petak untuk hunian penduduk,” ujar Deddy.
Meski Mbah Lan yang kini berusia sekitar 81 tahun tak tahu-menahu perihal keberadaan Stasiun Samarang sebagai stasiun pertama di Indonesia, IRPS langsung menetapkan bangunan yang kini dihuni warga itu adalah bekas stasiun dari tahun 1867. “Bentuknya memang sudah tidak terlihat, tapi dari foto-foto lama yang kami cari, stasiun ini terlihat megah,” tambah Deddy.
Selain itu, lokasi stasiun ini memang tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Emas. Belanda membangun jalur kereta api dan stasiun tak lain juga sebagai alat transportasi pengiriman barang dari dan ke pelabuhan.
Maka, informasi yang menyatakan bahwa Stasiun Kemidjen adalah stasiun pertama di Indonesia bisa dikatakan tak lagi berlaku. Meski besar kemungkinan pihak PT KA belum mengakui, dari pengalaman Warta Kota berkutat mencari referensi tentang stasiun pertama di Indonesia, Stasiun Kemidjen, tak ditemukan. Hampir semua buku, dalam referensi Belanda maupun Inggris, menyebutkan bahwa Stasiun Samarang sebagai stasiun yang menghubungkan Samarang-Tangoeng (Semarang-Tanggung) yang mulai beroperasi pada 10 Agustus 1867. Nama Stasiun Kemidjen sulit ditemukan.
Jika memang temuan IRPS ini masih meragukan di mata penguasa atau pihak lain yang terkait dengan keberdaan jalur kereta api, tentu ada baiknya penelitian lebih mendalam segera digelar. Dengan begitu, warga tak lagi dibikin bingung antara Samarang dan Kemidjen.
Batavia Noord
Setelah bicara soal Samarang, lantas bagaimana dengan Batavia? Kapan dan di mana stasiun pertama di Batavia? Dalam beberapa referensi tertulis, NIS membangun Batavia Noord (Batavia Utara), jalur kereta api pertama yang melayani jalur Klein Boom dari sekitaran Sunda Kelapa-Gambir (Koningsplein), pada 1871.
Jalur Batavia-Buitenzorg (Bogor) dimulai 1873. Lokasi Batavia Noord ada di belakang Museum Sejarah Jakarta (MSJ) kini. Tentu, sudah tak berbekas. Nama Beos berasal dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (Maskapai KA Batavia Timur). Namun, ada pula yang mengaitkan Beos dengan Batavia En Omstreken (Batavia dan sekitarnya).
Batavia Zuid (Batavia Selatan) muncul tak lama kemudian, masih oleh NIS, sebelum akhirnya dijual kepada perusahaan kereta api negara atau Staatssporwegen (SS) pada periode akhir abad ke-19. Jalur Batavia-Buitenzorg menyusul kemudian dibeli SS. Stasiun Batavia Zuid ini kemudian dibangun kembali pada tahun 1926 oleh FJL Ghijsels menjadi Stasiun Jakarta Kota, seperti yang sekarang ini ada.
Spoiler for Stasiun:
Quote:
Stasiun Tambaksari
Menurut sumber lain, stasiun tertua di Semarang bernama Tambaksari. Identifikasinya mirip Stasiun Semarang NIS, misalnya terletak sekitar satu kilometer dari Kota Lama dan tidak jauh dari pelabuhan.
Bahkan ada sumber yang menyebutkan bahwa stasiun pertama di Semarang bernama Kemijen. Stasiun itu terletak di dekat persilangan jalur rel milik NIS dan SJS (Samarang Joana Stoomtram Maatschappij). Oleh sementara orang Stasiun Kemijen sering kali disamakan dengan Stasiun Samarang Gudang, yang sampai sekarang masih terlihat sisa-sisanya meskipun sudah dikepung air.
Yang menjadi pertanyaan, di mana sebenarnya lokasi yang tepat dari stasiun tertua itu? Apakah benar bernama Samarang NIS, Tambaksari, ataukah Kemijen? Sayang saat ini sisa-sisa bangunan stasiun sulit dilacak. Kendati demikian, jejak bangunan stasiun masih terekam di peta Semarang tahun 1866. Stasiun pertama itu disebutkan dengan nama berbeda. Uniknya, Stasiun Tambaksari, Stasiun Kemijen, dan Stasiun Samarang NIS itu sama-sama terletak di wilayah yang dulunya disebut Tambaksari, sekarang Kelurahan Kemijen.
Namun nama Stasiun Kemijen diragukan Tjahjono. Mungkin, katanya, penyebutan ini salah kaprah dari nama Halte Kemijen yang dibangun oleh perusahaan SJS. Halte ini kecil dan terbuat dari kayu, terletak tidak jauh dari Stasiun Samarang NIS. Halte Kemijen berada pada jalur Semarang-Demak. Jalur itu berhenti operasi tahun 1986. Bahkan, menurut sejumlah pensiunan pegawai kereta api, Stasiun Kemijen lebih mirip rumah sinyal.
Beberapa komponen bangunan jelas mencirikan peninggalan lama. Tjahjono semakin yakin bahwa itulah sisa-sisa bangunan stasiun pertama. “Dari hasil pengamatan saya dan dibandingkan dengan foto-foto lama koleksi Koninklijk Instituut voor Taal- Land- en Volkenkunde (KITLV), terdapat ciri yang cukup unik pada bangunan yang diduga bekas stasiun itu. Yang sangat membantu adalah koleksi foto JA Meesen yang menyebutkan, “…het eerste station van de Nederlandsch Indische Spoorwegmaatschappij, gebouwd 1867 (…stasiun pertama NIS dibangun tahun 1867),” kata Tjahjono. Ornamen-ornamen tersebut berupa tiang penyangga, besi lengkung, ventilasi berbentuk lingkaran, dan pintu yang melengkung di bagian atasnya.
Dari sinilah Tjahjono menyimpulkan bahwa Stasiun Samarang NIS merupakan stasiun tertua sekaligus pertama di Indonesia. Menurut peta-peta lama yang ditumpangkan pada foto satelit Google Earth, hasilnya menunjukkan bahwa stasiun itu terletak di ujung jalan Ronggowarsito (Spoorlaan).
Penelitian arkeologi melalui Tekskavasi (ekskavasi melalui teks dan peta) juga menguatkan pendapat Tjahjono. Pendekatan yang digunakan adalah arkeologi sejarah (historical archaeology). Menurut Sonny Wibisono, arkeolog Pusarnas yang menjadi ketua tim, penelitian seperti ini masih tergolong baru di Indonesia. “Tekskavasi masih memungkinkan untuk masa lalu yang tidak terlalu jauh dari masa kini,” kata Sonny.
Stasiun Samarang NIS adalah stasiun ujung (terminus, kopstation) berbentuk U. Satu sayap adalah gudang barang, sedangkan sayap yang lain stasiun penumpang. Pada masa kemudian Stasiun Samarang NIS dirobohkan untuk memasang rel menuju ke Stasiun Tawang. Bangunan yang tersisa hanya gudang barang sehingga dikenal sebagai Stasiun Samarang Gudang.
Stasiun ini merupakan stasiun gudang terbesar. Pada awalnya stasiun ini terdiri atas delapan jalur dan berdekatan dengan Stasiun Kemijen. Setelah banjir rob melanda daerah ini, maka Stasiun Semarang Gudang lambat laun tidak difungsikan. Menurut informasi warga, pada tahun 1978 di sebelah selatan bangunan Semarang Gudang berderet beberapa lintasan rel yang masih digunakan. Terakhir jalur Samarang Gudang ke pelabuhan dipakai tahun 1985. Stasiun ini terakhir beroperasi pada tahun 2008.
Stasiun Samarang NIS didirikan karena pemerintah kolonial Belanda membutuhkan jalur dan sarana transportasi yang cepat, masal, dan efisien untuk mengangkut hasil perkebunan seperti kopi, tembakau, teh, dan gula. Juga hasil hutan seperti kayu jati. Ketika itu usaha perkebunan dan hasil bumi mulai berkembang pesat di daerah pedalaman. Sebelum ada kereta, komoditas dagang itu diangkut dengan pedati.
Menurut sumber lain, stasiun tertua di Semarang bernama Tambaksari. Identifikasinya mirip Stasiun Semarang NIS, misalnya terletak sekitar satu kilometer dari Kota Lama dan tidak jauh dari pelabuhan.
Bahkan ada sumber yang menyebutkan bahwa stasiun pertama di Semarang bernama Kemijen. Stasiun itu terletak di dekat persilangan jalur rel milik NIS dan SJS (Samarang Joana Stoomtram Maatschappij). Oleh sementara orang Stasiun Kemijen sering kali disamakan dengan Stasiun Samarang Gudang, yang sampai sekarang masih terlihat sisa-sisanya meskipun sudah dikepung air.
Yang menjadi pertanyaan, di mana sebenarnya lokasi yang tepat dari stasiun tertua itu? Apakah benar bernama Samarang NIS, Tambaksari, ataukah Kemijen? Sayang saat ini sisa-sisa bangunan stasiun sulit dilacak. Kendati demikian, jejak bangunan stasiun masih terekam di peta Semarang tahun 1866. Stasiun pertama itu disebutkan dengan nama berbeda. Uniknya, Stasiun Tambaksari, Stasiun Kemijen, dan Stasiun Samarang NIS itu sama-sama terletak di wilayah yang dulunya disebut Tambaksari, sekarang Kelurahan Kemijen.
Namun nama Stasiun Kemijen diragukan Tjahjono. Mungkin, katanya, penyebutan ini salah kaprah dari nama Halte Kemijen yang dibangun oleh perusahaan SJS. Halte ini kecil dan terbuat dari kayu, terletak tidak jauh dari Stasiun Samarang NIS. Halte Kemijen berada pada jalur Semarang-Demak. Jalur itu berhenti operasi tahun 1986. Bahkan, menurut sejumlah pensiunan pegawai kereta api, Stasiun Kemijen lebih mirip rumah sinyal.
Spoiler for "salah satu bukti":
Beberapa komponen bangunan jelas mencirikan peninggalan lama. Tjahjono semakin yakin bahwa itulah sisa-sisa bangunan stasiun pertama. “Dari hasil pengamatan saya dan dibandingkan dengan foto-foto lama koleksi Koninklijk Instituut voor Taal- Land- en Volkenkunde (KITLV), terdapat ciri yang cukup unik pada bangunan yang diduga bekas stasiun itu. Yang sangat membantu adalah koleksi foto JA Meesen yang menyebutkan, “…het eerste station van de Nederlandsch Indische Spoorwegmaatschappij, gebouwd 1867 (…stasiun pertama NIS dibangun tahun 1867),” kata Tjahjono. Ornamen-ornamen tersebut berupa tiang penyangga, besi lengkung, ventilasi berbentuk lingkaran, dan pintu yang melengkung di bagian atasnya.
Dari sinilah Tjahjono menyimpulkan bahwa Stasiun Samarang NIS merupakan stasiun tertua sekaligus pertama di Indonesia. Menurut peta-peta lama yang ditumpangkan pada foto satelit Google Earth, hasilnya menunjukkan bahwa stasiun itu terletak di ujung jalan Ronggowarsito (Spoorlaan).
Penelitian arkeologi melalui Tekskavasi (ekskavasi melalui teks dan peta) juga menguatkan pendapat Tjahjono. Pendekatan yang digunakan adalah arkeologi sejarah (historical archaeology). Menurut Sonny Wibisono, arkeolog Pusarnas yang menjadi ketua tim, penelitian seperti ini masih tergolong baru di Indonesia. “Tekskavasi masih memungkinkan untuk masa lalu yang tidak terlalu jauh dari masa kini,” kata Sonny.
Stasiun Samarang NIS adalah stasiun ujung (terminus, kopstation) berbentuk U. Satu sayap adalah gudang barang, sedangkan sayap yang lain stasiun penumpang. Pada masa kemudian Stasiun Samarang NIS dirobohkan untuk memasang rel menuju ke Stasiun Tawang. Bangunan yang tersisa hanya gudang barang sehingga dikenal sebagai Stasiun Samarang Gudang.
Stasiun ini merupakan stasiun gudang terbesar. Pada awalnya stasiun ini terdiri atas delapan jalur dan berdekatan dengan Stasiun Kemijen. Setelah banjir rob melanda daerah ini, maka Stasiun Semarang Gudang lambat laun tidak difungsikan. Menurut informasi warga, pada tahun 1978 di sebelah selatan bangunan Semarang Gudang berderet beberapa lintasan rel yang masih digunakan. Terakhir jalur Samarang Gudang ke pelabuhan dipakai tahun 1985. Stasiun ini terakhir beroperasi pada tahun 2008.
Stasiun Samarang NIS didirikan karena pemerintah kolonial Belanda membutuhkan jalur dan sarana transportasi yang cepat, masal, dan efisien untuk mengangkut hasil perkebunan seperti kopi, tembakau, teh, dan gula. Juga hasil hutan seperti kayu jati. Ketika itu usaha perkebunan dan hasil bumi mulai berkembang pesat di daerah pedalaman. Sebelum ada kereta, komoditas dagang itu diangkut dengan pedati.
Kondisi Sekarang
Quote:
Semua bangunan yang terletak di gang sempit di RT 2 RW 3 Kelurahan Kemijen, rata-rata telah amblas sekitar tiga meter. Genteng yang tadinya tidak mudah disentuh orang, kini justru tingginya lebih rendah daripada orang dewasa. “Bangunan di sini mulai amblas sekitar tahun 1990-an,” kata Ramelan (84), pensiunan pegawai kereta api. Padahal, itulah sisa-sisa bangunan stasiun tertua.
Ramelan sendiri tinggal di situ sejak zaman penjajahan Jepang. Karena itu kawasan RW 3 Kelurahan Kemijen ini juga dinamakan Kampung Sporland, salah kaprah dari Spoorlaan (jalan kereta api). “Dulu stasiun digunakan untuk KA barang dan KA penumpang. Sejak Jepang masuk ke Indonesia, stasiun tidak difungsikan lagi. Malah dihuni oleh para pensiunan pegawai KA,” jelas Ramelan.
Sebenarnya dulu pemerintah Hindia Belanda membangun beberapa kincir angin di sekitar pantai untuk menyedot air. Namun, entah sejak kapan, kincir-kincir tersebut justru rusak oleh air laut. Kini sisa-sisa kincir susah dilacak. Karena ketiadaan kincir itulah, sedikit demi sedikit tanah-tanah di sekitar pantai mulai amblas.
Masnohadi (75), mantan kondektur KA mengatakan, dia menghuni salah satu bangunan di sana sejak 1953. Hampir setiap lima tahun dia merombak bangunan tersebut sehingga hanya menyisakan sedikit ciri fisik sebuah stasiun. Beberapa lubang ventilasi di dalam rumah ini, dirombak agar angin yang masuk tidak terlalu besar.
Tak jauh dari lorong, menurut Ramelan, belasan tahun yang lalu masih tampak sisa-sisa rel. Namun sekarang, seperti halnya rumah-rumah warga, keberadaan rel sudah di dalam tanah. Para arkeolog tidak mungkin melakukan ekskavasi karena padat dan sempitnya ruangan di lahan tersebut. Untuk mendapatkan artefak-artefak lain juga sulit sekali karena sudah dijarahi masyarakat.
Ramelan sendiri tinggal di situ sejak zaman penjajahan Jepang. Karena itu kawasan RW 3 Kelurahan Kemijen ini juga dinamakan Kampung Sporland, salah kaprah dari Spoorlaan (jalan kereta api). “Dulu stasiun digunakan untuk KA barang dan KA penumpang. Sejak Jepang masuk ke Indonesia, stasiun tidak difungsikan lagi. Malah dihuni oleh para pensiunan pegawai KA,” jelas Ramelan.
Sebenarnya dulu pemerintah Hindia Belanda membangun beberapa kincir angin di sekitar pantai untuk menyedot air. Namun, entah sejak kapan, kincir-kincir tersebut justru rusak oleh air laut. Kini sisa-sisa kincir susah dilacak. Karena ketiadaan kincir itulah, sedikit demi sedikit tanah-tanah di sekitar pantai mulai amblas.
Masnohadi (75), mantan kondektur KA mengatakan, dia menghuni salah satu bangunan di sana sejak 1953. Hampir setiap lima tahun dia merombak bangunan tersebut sehingga hanya menyisakan sedikit ciri fisik sebuah stasiun. Beberapa lubang ventilasi di dalam rumah ini, dirombak agar angin yang masuk tidak terlalu besar.
Tak jauh dari lorong, menurut Ramelan, belasan tahun yang lalu masih tampak sisa-sisa rel. Namun sekarang, seperti halnya rumah-rumah warga, keberadaan rel sudah di dalam tanah. Para arkeolog tidak mungkin melakukan ekskavasi karena padat dan sempitnya ruangan di lahan tersebut. Untuk mendapatkan artefak-artefak lain juga sulit sekali karena sudah dijarahi masyarakat.
Spoiler for "Kondisi sekarang":
Quote:
Stasiun Samarang Gudang sekitar 300 meter dari Stasiun Samarang NIS selalu tergenang rob
Quote:
Bagian dari bangunan stasiun sudah amblas sekitar tiga meter
Quote:
Tiang penyangga stasiun
Quote:
Lokasi di Kemijen Semarang
Sekian thread dari ane. semoga bermanfaat bagi kita semua. ingat kata Bung Karno "Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah"
Quote:
Monggo yang mau ngasih cendol atau rate ane terima dengan senag hati
Spoiler for Sumber:
0
5.7K
Kutip
20
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan