jawamotorsportAvatar border
TS
jawamotorsport
Sejarah Motorsport bermesin horisontal yang edar di Indonesia


Selamat pagi...siang...sore...malem... para agan kaskuser semuanya...
Sesuai judul, kali ini ane bakal bahas motorsport yang memakai mesin tiduran atau horisontal kayak mesin motor bebek gan. Kebanyakan motorsport itu memang memakai mesin vertikal atau mesin tegak, tetapi ada beberapa jenis motorsport yang justru memakai mesin selonjoran atau tiduran. Nah selain alasannya untuk mempermudah perawatan, meskipun begitu ada beberapa kurangan dan kelebihan pada mesin selonjoran di motorsport gan, antara lain:
Kelebihan
1. Pelumas merata di seluruh bagian kerja mesin yang bergesekan.
Posisi blok yang selonjor membuat oli di girbox mudah meluncur ke area kepala silinder. Jadinya piston, katup, rocker arm dan kawan-kawannya lebih cepat terlumasi.
2. Kerja pompa oli lebih ringan.
Ya itu tadi karena posisi yang selonjor itu yang membuat oli jadi mudah mengalir. Dan karena posisi selonjor ini, kerja pompa oli nggak terpengaruh gravitasi bumi. Pada mesin silinder tegak, oli harus dipompa naik ke kepala silinder yang letaknya lebih tinggi dari girbox, karena lebih tinggi itulah pompa oli pada motor silinder tegak terkena pengaruh gravitasi bumi, lebih berat jadinya.
3. Mudah melepas dan memasang silinder.
Karena posisinya selonjor, melepas silinder tinggal tarik saja, tidak perlu sampai mentok rangka atas seperti di motor silinder tegak.
4. Handling lebih ringan.
Itu karena posisi blok dan head yang selonjor membuat titik pusat gravitasi motor lebih rendah, sehingga motor gampang dibelokkan dan lincah.

Kekurangan
1. Gesekan pada liner lebih tinggi. Pada silinder selonjor, gerakan piston bukan naik-turun, tapi maju-mundur. Karena posisi dinding piston sejajar dengan tanah, sehingga ketika piston bergerak maju - mundur, gesekan liner bagian bawah dengan piston turut ditambah dengan tekanan gravitasi bumi, sehingga gaya geseknya tinggi.

2. Torsi kurang nendang. Itu karena posisi piston yang mendatar, gaya gravitasi tidak membantu gerakan piston tapi malah menambah gaya gesek piston dengan liner, sehingga gerakannya nggak selicin mesin tegak.

Yamaha L2G dan L2 Super


Yamaha L2 G adalah sepeda motor yang diproduksi oleh Yamaha di Indonesia dari tahun 1974 sampai 1979. Pada tahun 1980 ia digantikan oleh L2 Super. Menggunakan mesin selonjor (meskipun agak miring keatas) dengan kapasitas volume silinder 97cc 2-tak menggunakan sistem pelumasan bernama Autolube, dengan tabung oli samping yang terpisah dan tangki bahan bakar, karena pada masa itu kebanyakan motor 2-tak oli sampingnya harus dicampur ke tangky bensin gan. Motor ini sangat mudah digunakan dan memiliki kekuatan cukup besar di jamannya, serta banyak yang mengidolakan motor ini dahulu di era-nya.



Dengan kapasitas tangki bahan bakarnya 8,6 liter dan kapasitas bahan bakar cadangan adalah 1,3 liter. Dengan Rasio kompressi 6,5:1. power 9,1ps, berat 86,5 kg, transmisi hanya 3-speed sesuai motor bebek di jamannya, sedangkan transmisi 4-speed baru digunakan beberapa tahun kemudian. Motor ini bandel dan kuat, bahkan hingga kini pun masih banyak pakai di pelosok nusantara buat angkut padi atau jerami ke sawah emoticon-Big Grin.









so.... itulah sedikit ulasan mengenai motorsport bermesin selonjor dari Yamaha yang pernah edar di Indonesia dulu, mungkin agan-agan kaskuser ada mau menambahkan, monggo gan.... emoticon-Smilie


Honda S 90Z


Sejarah Honda di Indonesia, secara resmi diawali dari S 90Z yang memakai mesin selonjor dan secara resmi dirilis PT Federal Motor pada 1971 lewat fasilitas CKD. Di tahun pertama itu, kabarnya hanya terjual 1.500 unit. Meski, selanjutnya terus naik dan diproduksi sepanjang era 70-an. Penyebabnya, karena motor ini cukup diterima publik. S 90Z, dibikin untuk beragam kebutuhan harian. Menariknya, sport yang memiliki desain mesin tidur namun bersasis sport ini dijual dengan harga di bawah Honda CB 100.

Secara fisik dikenali sasis model huruf T dari pelat besi pres. Lalu, tangki model oval, pelek 18 inci depan-belakang dan mesin silinder tunggal horizontal SOHC berkapasitas 89,6 cc. S 90Z, punya transmisi manual 4 -speed. Konsumsi bahan bakar yang irit di jamannya, membuat banyak bapak-bapak membeli motor ini untuk beragam aktivitas. Misalnya, buat ke kantor. Uniknya, karena ini adalah motor produksi pertama PT Federal Motor yang merupakan anak perusahaan PT Astra International, maka di beberapa daerah S 90Z lazim disebut pula Honda Astra 90.



Meski baru dirakit secara lokal pada 1971, tetapi untuk unit yang diimpor utuh (CBU) dari Jepang era 60-an, masih bisa dilacak keberadaannya di beberapa kolektor. Untuk generasi S 90Z di bawah tahun 1970 (dari tahun 1964 sampai 1969), bisa dikenali dari beberapa detail. Misalnya, sepatbor yang dicat perak untuk seri awal dan krom untuk generasi setelah 1968. Cat model candy tone mulai diperkenalkan di 1968. Dibanding S 90Z versi 1970 ke atas, maka S 90Z era 60-an punya tangki lebih kecil, berlapis panel krom dan karet pemanis. Lampu depannya, menyatu dengan rumah spidometer dan lampu belakang model oval.



Untuk S 90Z generasi 70-an, punya tangki lebih besar dan membulat dengan panel krom tanpa karet. Beberapa bagian, mengadopsi komponen Honda CB 100. Seperti sok depan, lampu depan, spidometer sampai sein depan-belakang. Untuk mesin S 90Z, pernah pula dibikin jadi versi bebek dengan sasis C 70 yang diberi nama C 90K1 yang dibikin pada 1972. Meski, kapasitasnya sama 90 cc tetapi memakai transmisi semi otomatis 3 percepatan.

Honda Benly S110




PT. Federal Motor sempat juga membuat model serupa S 90Z. Masih tetap memakai mesin horisontal, tetapi dengan kepala silinder Over Head Valve (OHV) atau push rod sebagai penggerak klep layaknya system Honda CG 110 dengan nama Honda S 110K7. Motor ini, populer disebut Honda Benly dan merupakan Honda CG 110 versi mesin tidur. Karena perawatan yang lebih ribet dan suara mesin lebih kasar dibanding S 90Z, maka Benly S110 ini kurang peminatnya.

Honda Win 100




Di era 80-an, konsep motor pekerja diteruskan oleh seri Honda Win 100 yang pertama dirilis pada 1984. Konsep desainnya pun sama, Mesin masih horisontal khas bebek dengan kopling manual, digabung sasis sederhana. Tipe ini, sejak model S 90Z di 70-an yang akhirnya diteruskan oleh generasi Honda Win 100. Basis mesinnya sama dengan bebek seri C 100.

Honda Win 100 pertama kali dijual Honda di Indonesia tahun 1984, motor sport / laki dari Honda yang terkenal irit bahan bakar, awet, mesin bandel dan harga murah. Dengan mesin 4-tak 100cc satu silinder dengan model mesin seperti motor bebek Honda C100 series di masa itu, bedanya hanya ditambahi kopling manual sehingga perpindahan giginya tidak seperti bebek lagi, tetapi 1-N-2-3-4 dan tidak dilengkapi dinamo starter, body yang kecil membuat sepeda motor sport ini tetap irit bensin dan mudah perawatannya. Honda Win memiliki 2 type, yaitu versi standard dan versi semi trail, bedanya hanya spakbor depannya saja memakai spakbor trail, selain itu sama saja. Bahkan sampai sekarang masih banyak yang mencari motor bekas Honda Win, karena produksi motor ini sudah dihentikan oleh Honda sejak tahun 2005.

Soal Performa dan Durabilitas sudah terbukti oleh masyarakat kita, tak salah klo mendapat tag line si Bandel Irit dan minim perawatan. Mesin Honda win 100 cc, dibekali mesin 97 cc dan transmisi 4-speed, Mempunyai tenaga dan torsi besar terutama pada hentakan pertama bergerak, tetap nyaman di gunakan di pegunungan atau di pedesaan dengan jalan setapak di pematang. Bisa juga untuk off road karena bentuk tubuh yang ramping tinggi dan relatif ber sumbu panjang antara kedua roda. Pokoknya bisa dimodif sesuai selera pemiliknya.

Kelemahan dari motor ini yakni kalau persneleng atau giginya masuk dan kemudian mesin tiba-tiba mati, maka tidak bisa langsung start lagi, jadi persneleng harus dinetral dulu baru bisa start lagi. Top speed Honda Win ini hanya mentok di angka 110km/h, lumayan lah buat motor semi trail 100cc.





Suzuki A100


Pertama kali Suzuki di Indonesia pada tahun 1973 memperkenalkan produk sepeda motornya, yaitu Suzuki A 100. Kehadiran Suzuki A 100 sebagai motor Suzuki pertama yang diperkenalkan di Indonesia. Sebenarnya Suzuki A 100 sudah diproduksi oleh Jepang pada tahun 1960-1966, kemudian dilanjutkan pada awal 1970-an. Suzuki A 100 memiliki postur yang ramping dan hemat bensin, yang memiliki kemampuan mesin lumayan handal pada era 1970-an. Suzuki A 100 terinspirasi dari desain serupa di China dan Timur Jauh. Di tempat lain di India pada tahun 1980, Suzuki juga mengeluarkan produk saudara kembar Suzuki A 100, yaitu Suzuki AX 100 dengan mesin tegak layaknya motorsport pada umumnya diproduksi di India, yang ditawarkan dengan spesifikasi sama dengan Suzuki A 100 tahun 1973-an di Indonesia.



Suzuki meletakkan speedometer A 100 yang disederhanakan dengan semua indikator utama tersusun rapi di sekitarnya. Hal ini memungkinkan pengendara sepeda motor untuk cepat memahami kondisi kecepatan dan bahan bakar. Roda depan dan roda belakang ukuran yang sama-sama 2.50 - 18, yang nyaman pada permukaan jalan yang rata, tapi sedikit kurang nyaman pada jalan yang berlobang. Tahun produksi Suzuki A 100 adalah tahun 1974 hingga tahun 1980, dengan tidak banyak mengalami perubahan. Suzuki A 100 mampu mencapai kecepatan sampai 100 km/jam pada jalan datar, tapi kondisi nyaman didapat pada kecepatan 70 km/jam.



Suzuki memproduksi massal A 100 sehingga membuat mereka sangat populer pada tahun awal kemunculannya. Tapi dari tahun ke tahun tidak banyak perubahan, selain beberapa perubahan styling kosmetik. Perubahan hanya terjadi pada skema warna cerah, mungkin untuk menarik minat anak muda pada tahun 1980-an. Dengan mesin, teknologi dan kehandalan yang dimiliki, Suzuki A 100 mudah untuk dibawa dalam berbagai aktivitas, serta untuk perjalanan yang lumayan jauh. Saat ini, Suzuki A 100 pun resmi masuk kriteria "Kendaraan Bersejarah" serta bebas pajak jalan. Pada tahun 1980 perjalanan Suzuki A 100 pun berakhir, karena tidak diproduksi lagi.



Spesifikasi Suzuki A100
MesinTipe mesin : 2 tak, berpendingin udara, katup rotary
Volume silinder : 98ccDiameter x Langkah : 51 x 48 mm
Daya maksimum : 9.3 hp/7500 rpm
Torsi maksimum : 0.95 kg-m/6500 rpm
Transmisi : 4 tahap, constant meshSistem pelumasan : CCI

DimensiP x L x T : 1.830 x 760 x 1.010 mm
Wheelbase : 1.200 mm
Berat kosong : 83 kg
Kapasitas tangki bensin : 7 L
Ban depan : 2.50/18″ – 4PR
Ban belakang : 2.50/18″ – 4PR

Suzuki A95






Desain A95 ini memang lebih sporty dari A100. Yup... A95 ini masuk secara CBU ke Indonesia sekitar tahun 1969. Motor ini hanya sedikit populasinya di Indonesia bila dibandingkan dengan pupulasi A100 sendiri. Menurut dosen ane, beliau dulu sewaktu masih SMA Suzuki A95 ini banyak dipakai untuk balap liar pada tahun 1969-1971-an awal gan.



Spesifikasi A95:
Engine type: two-stroke, single cylinder
Bore x stroke: 46 x 42 mm
Cylinder displacement: 69 cc
Compression ratio: 7:1
Maximum power output: 7,5 hp/ 7.500 rpm
Carburetor: Amal VM15CC
Transmission: 4 speeds
Front tyre dimension: 2.25-17
Rear tyre dimension: 2.25-17
Weight: 70 kg (154 lbs)
Maximum speed: 95 km/h


Suzuki Stinger T125 Twin


Suzuki Stinger T125 twin buatan Jepang tahun 1965-1971 yang memiliki desain rangka dan mesin yang unik, masuk ke Indonesia sekitar akhir tahun 60-an. Stinger 125 menggunakan jenis mesin selonjor tapi paralel Twin 2-Tak, bisa dibayangkan betapa rakusnya konsumsi BBM nya emoticon-Big Grin.





Ditambah penggunaan 2 unit karburator yang modelnya mirip karbu downdraught dijamin aliran bahan bakar mengalir deras menuju ruang bakar emoticon-Big Grin



Penempatan kick starter pada Stinger 125 ini juga nyeleneh gan, tidak seperti lazimnya motor buatan jepang lainnya yaitu ada disisi kiri mesin seperti motor keluaran Eropa dan America jaman dulu.



Knalpot model scrambler membuat Stinger nyantai aja main terabas di pegunungan maupun di air (asal gak mencapai busi aja) emoticon-Big Grin
Hal lain yang menarik adalah kontruksi rangkanya, jika perhatikan sepertinya modelnya mirip dengan Honda Win 100 gan...

Spesifikasi Stinger T125:
Overall length: 1,835 mm (72.2 in)
Overall width: 790 mm (31.1 in)
Overall height: 1,080 mm (42.5 in)
Wheelbase: 1,190 mm (46.9 in)
Ground clearance: 170 mm (6.7 in)
Dry weight: 96 kg (211 lbs)
Braking distance: 6 m at 35 km/h
Engine type: 124cc air-cooled dual carburetor 2-stroke parallel twin.
Power: 15.0 ps/ 8500 rpm,
Torque: 1.38 kg-m/ 7000 rpm.
Transmission: 5-speed



Suzuki Econos A100


Motor ini menggunakan mesin 2-tak dengan basis mesin Suzuki A100, dan dulu kayaknya Suzuki Indomobil lebih memprioritaskan motor ini kepada pasar motor-motor pemerintah. Soalnya dulu sering juga lihat Suzuki Econos yang pakai pelat merah, jadi kayak kendaraan dinas gitu deh. Dulu pak pos juga sering pakai motor ini gan. Sama seperti Honda Win, Suzuki Econos A100 ini keluar dalam 2 type, yaitu standard dan semi trail, bedanya hanya pada spakbor depan saja yang bentuknya trail, lainnya sama saja.



Suzuki Econos A100 ini didukung oleh mesin 98cc yang menghasilkan daya puncak 9,3 hp pada 7500 rpm. Cukup baik untuk sepeda yang beratnya hanya 83 kg pada tangki kosong (7 kapasitas ltr). Mesin silinder tunggal, 2 tak memiliki katup disc rotary dirancang untuk pengiriman daya yang maksimal di seluruh band power. Suzuki juga termasuk sebuah sistem pompa oli otomatis CCI untuk melumasi mesin. Hal ini meminimalisir masalah pelumasan yang kerap ditemui pada motor 2 tak lainnya, singkatnya mesin ini gak gampang panas atau gak gampang macet jika mesinnya panas, beda dengan mesin 2 tak lainnya kalo panas gampang macet/mati mesinnya. Mesin A100 ini sudah terkenal kuat tahan lama, awet, bandel dari tahun 70-an gan.

Suzuki Econos A100 pertama kali dijual di Indonesia barengan dengan Honda Win, yaitu sekitar tahun 1984, dan terus dijual hingga akhir 2005. Dilihat dari desain, Econos ini merupakan versi update dari A100. Dahulu saat tsunami melanda Aceh, Wakil Presiden Jusuf Kala waktu itu memberikan bantuan beberapa truk kontainer berisi Suzuki Econos A100 model semi trail sebagai operasional relawan untuk bantuan Tsunami Aceh.


Sumber: dari segala sumber yang ada di internet dengan edit dan tambahan emoticon-Big Grin


So... demikian bahasan ane tentang motorsport bermesin selonjor layaknya motor bebek yang hadir di Indonesia khususnya buatan Jepang, sayangnya Kawasaki tidak pernah membuat motorsport jenis ini, dan kalaupun ada tidak pernah masuk ke Indonesia. Hingga kini pun baik Yamaha, Honda dan Suzuki masih terus menjual motorsport bermesin tidur ini dalam versi mesin 4-tak semua, tetapi tidak di Indonesia, hanya di India dan beberapa negara timur tengah sajaSemoga bermanfaat gan. Jika dalam trit ini ada yang salah mohon dikoreksi, kita sebagai sesama pecinta motor bisa saling sharing dan bertukar pikiran gan... emoticon-Smilie
0
53.5K
48
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan