- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pengacara Polri BG Pernah Ikut Seleksi Calon Ketua KPK & Masalah Miss Indonesia 2011


TS
mykaskus001
Pengacara Polri BG Pernah Ikut Seleksi Calon Ketua KPK & Masalah Miss Indonesia 2011
Quote:
Senin, 02/02/2015 14:35 WIB
Pengacara Polri: Bila 425 Ribu Polisi Mogok Bisa Chaos, Kalau KPK Mogok Masih Aman!
Ayunda W Savitri - detikNews
Pengacara Polri: Bila 425 Ribu Polisi Mogok Bisa Chaos, Kalau KPK Mogok Masih Aman!
Jakarta - Pengacara Mabes Polri dan Komjen Budi Gunawan, Frederick Yunadi meminta agar Polri tak selalu disalahkan dalam konflik dengan KPK. Menurut dia, peran Polri selama ini lebih signifikan. Misalnya saja dalam kehidupan sehari-hari.
"Kalau 425 ribu polisi mogok, apa yang akan terjadi? Bisa chaos. Kalau KPK mogok, 1 tahun saja ada polisi sama jaksa yang nanganin korupsi, masih aman," yakin Frederick yang dahulu juga menjadi pengacara Komjen (Purn) Susno Duadji, Senin (2/2/2015).
Menurut dia juga, Polri jelas diatur dalam UUD '45, sedangkan KPK hanya diatur dalam UU saja. Jadi secara derajat tingkat KPK dan Polri berbeda.
"Masa KPK bisa mengatur presiden siapa yang menjadi pejabat. Harus dimengerti soal ini, jangan menyalahkan Polri," tegas dia.
Dia tak menampik bila ada oknum polisi yang nakal dari 425 ribu itu. Yang nakal itu juga dijewer saja. "Saya juga sering berdebat dan berargumen dengan polisi seperti itu," jelas dia.
Frederick juga menampik bila soal urusan Komjen BG dibawa-bawa menjadi urusan institusi. "Yang penting jangan ada politisasi," tuding Frederick yang mengacu pada kasus Komjen BG.
Indonesia jadi surga pelaku pedopilia dunia. Saksikan di program "Reportase Sore" TRANS TV Senin sampai Jumat pukul 16.45 WIB
(ndr/mad)
Sumbernya Detikcom via http://www.nuratina.com/go/pengacara-polri
Pengacara Polri: Bila 425 Ribu Polisi Mogok Bisa Chaos, Kalau KPK Mogok Masih Aman!
Ayunda W Savitri - detikNews
Pengacara Polri: Bila 425 Ribu Polisi Mogok Bisa Chaos, Kalau KPK Mogok Masih Aman!
Spoiler for Frederich Yunadi:

Jakarta - Pengacara Mabes Polri dan Komjen Budi Gunawan, Frederick Yunadi meminta agar Polri tak selalu disalahkan dalam konflik dengan KPK. Menurut dia, peran Polri selama ini lebih signifikan. Misalnya saja dalam kehidupan sehari-hari.
"Kalau 425 ribu polisi mogok, apa yang akan terjadi? Bisa chaos. Kalau KPK mogok, 1 tahun saja ada polisi sama jaksa yang nanganin korupsi, masih aman," yakin Frederick yang dahulu juga menjadi pengacara Komjen (Purn) Susno Duadji, Senin (2/2/2015).
Menurut dia juga, Polri jelas diatur dalam UUD '45, sedangkan KPK hanya diatur dalam UU saja. Jadi secara derajat tingkat KPK dan Polri berbeda.
"Masa KPK bisa mengatur presiden siapa yang menjadi pejabat. Harus dimengerti soal ini, jangan menyalahkan Polri," tegas dia.
Dia tak menampik bila ada oknum polisi yang nakal dari 425 ribu itu. Yang nakal itu juga dijewer saja. "Saya juga sering berdebat dan berargumen dengan polisi seperti itu," jelas dia.
Frederick juga menampik bila soal urusan Komjen BG dibawa-bawa menjadi urusan institusi. "Yang penting jangan ada politisasi," tuding Frederick yang mengacu pada kasus Komjen BG.
Indonesia jadi surga pelaku pedopilia dunia. Saksikan di program "Reportase Sore" TRANS TV Senin sampai Jumat pukul 16.45 WIB
(ndr/mad)
Sumbernya Detikcom via http://www.nuratina.com/go/pengacara-polri
Quote:
Astrid Ellena Dituding Asusila
Jumat, 27 Januari 2012 | 11:47 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Fredrich Yunadi, ayah biologis Miss Indonesia 2011 Astrid Ellena Indriana Yunadi (21), kembali menegaskan ketetapan hatinya untuk tidak lagi menganggap Ellen-sapaan akrab Astrid Ellena sebagai anak. Bahkan, Fredrich mengaku tidak akan peduli kalaupun karier Ellen hancur. Menurut dia, Ellen sudah melakukan pelanggaran berat yang membuat malu keluarga.
"Di dalam iklan saya sudah bilang, apa pun yang terjadi dengan Ellen di kemudian hari bukan tanggung jawab saya lagi. Jadi saya enggak peduli kariernya hancur," tutur Fredrich saat dihubungi Warta Kota via telepon Kamis (26/ 1) malam. Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu menuturkan, keputusannya untuk tidak
lagi menganggap Ellen sebagai anak itu merupakan hal wajar.
Bahkan, dia yakin setiap orangtua akan melakukan hal serupa jika menghadapi anak seperti Ellen. "Dia sudah melanggar ketentuan keluarga, yaitu melakukan pelanggaran susila. Dia berani ke luar kota dan ke luar negeri bersama pacarnya yang bernama Dony itu tanpa sepengetahuan saya. Saya punya bukti-buktinya kok kalau dia itu sering diajak ke luar negeri. Kalau enggak berbuat asusila, terus ngapain? Enggak mungkinlah mereka enggak ngapa-ngapain," ujarnya.
Fredrich mengakui bahwa dia memang tidak merestui Ellen berpacaran dengan Dony Leimena (36), salah satunya karma usia Dony 15 tahun lebih tua daripada Ellen.
Hal itu, katanya, dia lakukan demi kebaikan Ellen sendiri, termasuk melindungi Ellen dari peraturan yang harus dipenuhi setelah resmi menjadi Miss Indonesia 2011.
"Salah satu peraturan Miss Indonesia menyebutkan, setelah terpilih menjadi Miss Indonesia, Ellen tidak diperbolehkan berpacaran selama setahun demi menjalankan kewajibannya sebagai Miss Indonesia. Tapi baru beberapa saat memang kontes, dia malah pacaran," ujar Fredrich.
Ellen adalah salah satu Miss Indonesia yang punya prestasi tinggi. Bahkan, dalam ajang Miss World 2011 dia berhasil masuk 15 besar.
Tidak Sayang
Setelah dibawa kabur oleh Linda Indriana Campbell-ibu kandungnya yang sudah menikah lagi dan tinggal di Maryland, Amerika Serikat-tahun 1993, Ellen baru kembali ke tangan Fredrich, sebagai pemegang hak asuh, pada tahun 2007.
Ketika Ellen memutuskan untuk tinggal bersamanya lagi, kata Fredrich, dia amat bahagia. Namun, kebahagiaan itu ternyata hanya berlangsung empat tahun saja. "Kalau sampai dia berani keluar dari rumah dan tidak mau urusannya dicampuri lagi, buat apa saya sayangi dia? Toh, katanya dia sudah dewasa dan bisa mengurus diri sendiri. Ya sudah lah," ujar Fredrich.
Sampai saat ini, kata Fredrich lagi, dia tak habis pikir bagaimana cara Linda mendidik Ellen hingga anak bungsunya itu punya sifat seperti itu.
"Ellen itu diculik oleh ibunya di sekolah pada tahun 1993. Waktu itu Ellen masih berumur tiga tahun, belum ngerti apa-apa. Tujuan ibunya menculik ya karena mau membuat saya kesal, karna dia tahu saya sangat sayang sama Ellen," tuturnya.
"Saya melaporkan kasus itu ke polisi. Silakan cek ke Polda Metro Jaya atau ke Polres Jakarta Selatan, pasti ada kok berkas laporan saya bahwa Ellen diculik oleh ibunya. Padahal, saat kami resmi bercerai, hak asuh ketiga anak saya jatuh ke tangan saya," kata Fredrich lagi.
Tak mampu menafkahi
Sebelumnya Linda, yang dihubungi Warta Kota pada Rabu (25/1) malam, menyebutkan bahwa Fredrich memang tidak pernah menganggap Ellen sebagai anaknya. Fredrich juga disebutnya tidak pernah menafkahi Ellen.
Namun, hal ini dibantah oleh Fredrich. "Bagaimana saya bisa menafkahi? Wong Ellen dibawa lari sama ibunya. Saya sudah lapor ke polisi dan polisi sudah berusaha menangkap Linda, tapi dia selalu berhasil lolos karna hidupnya berpindah-pindah. Jadi Linda itu pembohong besar. Dia itu mau membuat saya kesal. Dia itu pengin disebut paling berjasa merawat Ellen dari kecil sampai dia menjadi Miss Indonesia," katanya.
Sementara itu, Fredrich juga membeberkan bahwa Dony pernah terjerat sebuah kasus serius. "Dia itu residivis, makanya saya enggak setuju Ellen berhubungan dengan dia. Silakan cek di Internet, siapa sebetulnya Dony itu. Dia itu kan pernah dipenjara," ujarnya.
Fredrich juga membantah tudingan Linda bahwa dialah yang memperkenalkan Dony kepada Ellen agar Dony mensponsori dia maju menjadi calon Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2010.
"Saya enggak pernah berhubungan dengan dia (Dony). Dony itu punya teman, temannya itu kenal sama Ellen. Oleh temannya itulah Dony diperkenalkan kepada Ellen," kata Fredrich. Namun ia membenarkan ikut seleksi calon Ketua KPK pada 2010. (m7)
Sumbernya Kompascom via http://www.nuratina.com/go/frederick-yunadi
Jumat, 27 Januari 2012 | 11:47 WIB
Spoiler for Astrid Ellena:

JAKARTA, KOMPAS.com -- Fredrich Yunadi, ayah biologis Miss Indonesia 2011 Astrid Ellena Indriana Yunadi (21), kembali menegaskan ketetapan hatinya untuk tidak lagi menganggap Ellen-sapaan akrab Astrid Ellena sebagai anak. Bahkan, Fredrich mengaku tidak akan peduli kalaupun karier Ellen hancur. Menurut dia, Ellen sudah melakukan pelanggaran berat yang membuat malu keluarga.
"Di dalam iklan saya sudah bilang, apa pun yang terjadi dengan Ellen di kemudian hari bukan tanggung jawab saya lagi. Jadi saya enggak peduli kariernya hancur," tutur Fredrich saat dihubungi Warta Kota via telepon Kamis (26/ 1) malam. Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu menuturkan, keputusannya untuk tidak
lagi menganggap Ellen sebagai anak itu merupakan hal wajar.
Bahkan, dia yakin setiap orangtua akan melakukan hal serupa jika menghadapi anak seperti Ellen. "Dia sudah melanggar ketentuan keluarga, yaitu melakukan pelanggaran susila. Dia berani ke luar kota dan ke luar negeri bersama pacarnya yang bernama Dony itu tanpa sepengetahuan saya. Saya punya bukti-buktinya kok kalau dia itu sering diajak ke luar negeri. Kalau enggak berbuat asusila, terus ngapain? Enggak mungkinlah mereka enggak ngapa-ngapain," ujarnya.
Fredrich mengakui bahwa dia memang tidak merestui Ellen berpacaran dengan Dony Leimena (36), salah satunya karma usia Dony 15 tahun lebih tua daripada Ellen.
Hal itu, katanya, dia lakukan demi kebaikan Ellen sendiri, termasuk melindungi Ellen dari peraturan yang harus dipenuhi setelah resmi menjadi Miss Indonesia 2011.
"Salah satu peraturan Miss Indonesia menyebutkan, setelah terpilih menjadi Miss Indonesia, Ellen tidak diperbolehkan berpacaran selama setahun demi menjalankan kewajibannya sebagai Miss Indonesia. Tapi baru beberapa saat memang kontes, dia malah pacaran," ujar Fredrich.
Ellen adalah salah satu Miss Indonesia yang punya prestasi tinggi. Bahkan, dalam ajang Miss World 2011 dia berhasil masuk 15 besar.
Tidak Sayang
Setelah dibawa kabur oleh Linda Indriana Campbell-ibu kandungnya yang sudah menikah lagi dan tinggal di Maryland, Amerika Serikat-tahun 1993, Ellen baru kembali ke tangan Fredrich, sebagai pemegang hak asuh, pada tahun 2007.
Ketika Ellen memutuskan untuk tinggal bersamanya lagi, kata Fredrich, dia amat bahagia. Namun, kebahagiaan itu ternyata hanya berlangsung empat tahun saja. "Kalau sampai dia berani keluar dari rumah dan tidak mau urusannya dicampuri lagi, buat apa saya sayangi dia? Toh, katanya dia sudah dewasa dan bisa mengurus diri sendiri. Ya sudah lah," ujar Fredrich.
Sampai saat ini, kata Fredrich lagi, dia tak habis pikir bagaimana cara Linda mendidik Ellen hingga anak bungsunya itu punya sifat seperti itu.
"Ellen itu diculik oleh ibunya di sekolah pada tahun 1993. Waktu itu Ellen masih berumur tiga tahun, belum ngerti apa-apa. Tujuan ibunya menculik ya karena mau membuat saya kesal, karna dia tahu saya sangat sayang sama Ellen," tuturnya.
"Saya melaporkan kasus itu ke polisi. Silakan cek ke Polda Metro Jaya atau ke Polres Jakarta Selatan, pasti ada kok berkas laporan saya bahwa Ellen diculik oleh ibunya. Padahal, saat kami resmi bercerai, hak asuh ketiga anak saya jatuh ke tangan saya," kata Fredrich lagi.
Tak mampu menafkahi
Sebelumnya Linda, yang dihubungi Warta Kota pada Rabu (25/1) malam, menyebutkan bahwa Fredrich memang tidak pernah menganggap Ellen sebagai anaknya. Fredrich juga disebutnya tidak pernah menafkahi Ellen.
Namun, hal ini dibantah oleh Fredrich. "Bagaimana saya bisa menafkahi? Wong Ellen dibawa lari sama ibunya. Saya sudah lapor ke polisi dan polisi sudah berusaha menangkap Linda, tapi dia selalu berhasil lolos karna hidupnya berpindah-pindah. Jadi Linda itu pembohong besar. Dia itu mau membuat saya kesal. Dia itu pengin disebut paling berjasa merawat Ellen dari kecil sampai dia menjadi Miss Indonesia," katanya.
Sementara itu, Fredrich juga membeberkan bahwa Dony pernah terjerat sebuah kasus serius. "Dia itu residivis, makanya saya enggak setuju Ellen berhubungan dengan dia. Silakan cek di Internet, siapa sebetulnya Dony itu. Dia itu kan pernah dipenjara," ujarnya.
Fredrich juga membantah tudingan Linda bahwa dialah yang memperkenalkan Dony kepada Ellen agar Dony mensponsori dia maju menjadi calon Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2010.
"Saya enggak pernah berhubungan dengan dia (Dony). Dony itu punya teman, temannya itu kenal sama Ellen. Oleh temannya itulah Dony diperkenalkan kepada Ellen," kata Fredrich. Namun ia membenarkan ikut seleksi calon Ketua KPK pada 2010. (m7)
Sumbernya Kompascom via http://www.nuratina.com/go/frederick-yunadi
-----------------------------------------------
Keren! Ternyata pernah ikut seleksi calon Ketua KPK pada tahun 2010 dan membuat iklan pengumuman tidak mengakui anak perempuannya
0
5.8K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan