azizahaish
TS
azizahaish
TERNYATA INI PENGUSAHA JAWA TERKAYA INDONESIA
Berdasarkan demografi, orang Jawa di Indonesia mayoritas tinggal Jateng-DIY dan Jatim. Dari daftar provinsi Indonesia menurut PDRB 2011 dengan data BPS 2011 menunjukkan gabungan ekonomi provinsi Jateng-DIY dan Jatim terbesar di Indonesia. Berdasarkan data BPS menunjukkan Usaha Kecil dan Menengah yang didominasi pengusaha pribumi menyumbang 60% ekonomi Indonesia. Sekitar 40% dari 2,6 Juta orang daftar tunggu haji Indonesia berasal dari Jateng-DIY dan Jatim. Karakter suku Jawa yang tidak punya organisasi kesukuan dan hidup individual menyulitkan untuk mengidentifikasi kehidupan ekonomi suku Jawa. Berbeda dengan suku lain yang punya organisasi kesukuan dan hidup berkelompok sehingga orang suku itu yang berhasil menjadi tokoh di organisasi kesukuan. Suku Jawa menganggap penting PNS dan perguruan tinggi berdasarkan Peringkat universitas di Indonesia menurut Webometrics terdapat 30 perguruan tinggi terbaik Indonesia dari Jateng-DIY dan Jatim termasuk di 50 perguruan tinggi terbaik Indonesia. Suku Jawa menganggap PNS, dokter dan ilmu lebih baik daripada pengusaha dan harta.

Eksistensi pengusaha Jawa menurut sejarah paling awal dapat dilacak pada zaman kerajaan Majapahit. Pedagang asal Tiongkok Wang Ta Yuan mencatat komoditas ekspor pengusaha Jawa saat itu adalah lada, garam, kain, dan burung kakak tua; sedangkan komoditas impornya adalah mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Pedagang Jawa jaman Majapahit yang menukar beras dengan lada dibebaskan dari cukai oleh Kerajaan Samudera Pasai. Pada abad 15 pedagang Jawa juga berperan besar dalam perdagangan Rempah-rempah dari Maluku ke Malaka. Sejak jaman dahulu pelabuhan Jawa seperti Jepara, Tuban dan Gresik dikenal sebagai daerah perdagangan yang kaya. Bahkan Johor pernah menjadi pusat bagi pedagang dari Jawa. Kawasan Laweyan, Surakarta pada abad ke 17-19 menjadi pusat pedagang batik Jawa dan meraih kejayaan dengan banyaknya rumah mewah milik pedagang batik di Laweyan. Namun abad ke 20 kejayaan pedagang batik Laweyan mulai menurun dan hampir punah. Mulai tahun 2005 pedagang batik di Laweyan kembali bangkit. Pengusaha di Jepara mengandalkan kerajinan kayu ukiran dan ekspor kayu ukir di Jepara untuk 100 negara dengan nilai sekitar Rp. 1 Triliun. Pengusaha Purbalingga mengandalkan knalpot Purbalingga yang sudah diekspor ke Eropa. 70% produksi kayu Indonesia dari Jawa terutama kayu jati yang termahal di Indonesia dari Jateng dan Jatim.

Pengusaha Jawa tradisional berdagang dengan menjual masakan Jawa. Di Jabotabek saja ada sekitar 34.000 unit warteg. Di desa Sidapurna dan Sidakaton Tegal banyak berdiri rumah megah milik pengusaha warteg. Pengusaha Jawa juga erat kaitannya dengan pertanian. Banyak pengusaha Jawa bergerak di bidang pertanian karena didukung oleh produksi beras di Jawa. Petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal sebagai produsen beras terbesar di Indonesia. Jawa Timur dan Jawa Tengah penyumbang beras terbesar di Indonesia yaitu Jawa Timur 28,27%, Jawa Tengah 26,79%, Jawa Barat 15,19%, Sulawesi Selatan 10,10% dan Nusa Tenggara Barat 4,6%. Produksi Bawang merah Jawa yang mencapai 68% produksi nasional telah menciptakan banyak pengusaha bawang sukes di Jawa. Komoditi andalan lainnya adalah jagung, karet, teh, kelapa, tebu, dan kakao. Produksi kopi Jawa dari jenis Kopi arabika yang terkenal di dunia telah membuat banyak pengusaha Jawa sukses berdagang kopi. Harga kopi arabika yang banyak diproduksi di Jawa lebih mahal daripada kopi robusta. Bahkan banyak negara di dunia terutama Amerika dan Eropa menyebut kopi identik Jawa. Produksi kopi Indonesia terbesar ke 3 di dunia.Pengusaha Jawa di Sumatera mengandalkan kelapa sawit sebagai barang dagangan utama. Transmigran Jawa mendominasi petani sawit di Sumatera dengan lahan mencapai puluhan hektare. Terutama di Lampung, Sumsel dan Riau.

Pengusaha peternakan di Jawa menjadi pemasok sapi terbesar Indonesia. Pasokan sapi Indonesia : 4,7 Juta ekor sapi dari Jatim, 1,9 Juta ekor sapi dari Jateng dan 376.000 ekor dari DIY. Perikanan di Jatim dan Jateng seperti yang berpusat di Gresik, Sidoarjo, Tuban, Demak, Jepara, Cilacap, Pekalongan termasuk terbesar di Indonesia terutama Jatim yang menyumbang 36% udang nasional. Pengusaha Jawa juga bergerak di sektor Bank Perkreditan Rakyat dan Koperasi. Jumlah BPR terbanyak ada di Jatim dan Jateng dengan total 632 BPR/BPRS dengan total simpanan mencapai 35% dari total simpanan BPR nasional. Jumlah koperasi terbanyak di Indonesia terdapat di Jatim 29.263 unit dan Jateng 27.215 unit.

Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta jumlah orang Jawa mencapai 35% dari penduduk Jakarta. Orang Jawa perantauan di Jakarta bekerja di berbagai bidang. Hal ini terlihat dari jumlah mudik lebaran yang terbesar dari Jakarta adalah menuju Jawa Tengah. Secara rinci prediksi jumlah pemudik tahun 2104 ke Jawa Tengah mencapai 7.893.681 orang. Dari jumlah itu didasarkan beberapa kategori, yakni 2.023.451 orang pemudik sepeda motor, 2.136.138 orang naik mobil, 3.426.702 orang naik bus, 192.219 orang naik kereta api, 26.836 orang naik kapal laut, dan 88.335 orang naik pesawat.Bahkan menurut data Kementerian Perhubungan Indonesia menunjukkan tujuan pemudik dari Jakarta adalah 61% Jateng dan 39% Jatim. Ditinjau dari profesinya, 28% pemudik adalah karyawan swasta, 27% wiraswasta, 17% PNS/TNI/POLRI, 10% pelajar/mahasiswa, 9% ibu rumah tangga dan 9% profesi lainnya. Diperinci menurut pendapatan pemudik, 44% berpendapatan Rp. 3-5 Juta, 42% berpendapatan Rp. 1-3 Juta, 10% berpendapatan Rp. 5-10 Juta, 3% berpendapatan dibawah Rp. 1 juta, dan 1% berpendapatan di atas Rp. 10 Juta.

Pengusaha Jawa terkenal sebelum kemerdekaan

HOS Cokroaminoto, pendiri organisasi Sarekat Islam yang sebelumnya dikenal sebagai Serikat Dagang Islam bulan Mei 1912.
Nitisemito, pelopor rokok kretek zaman penjajahan Belanda.
HM. Sulchan pengusaha pendiri Universitas Islam Sultan Agung.
Samanhudi pengusaha pendiri Serikat Dagang Islam.
Tasripin, pengusaha kulit dari Jawa Tengah yang memiliki Kampung Gandek Puspo. Kampung Kulitan di dalamnya menjadi pusat kerajaan bisnis kulit keluarganya.
Prawiro Suwarno, pengusaha kaya dari Yogyakarta yang memiliki 11 rumah gadai dan mampu memiliki banyak rumah megah berarsitektur Eropa.
M. Nawang Layung, keturunan Taspirin yang tercatat sebagai pengusaha sukses dan sering membagi zakat kepada masyarakat Semarang.


Media cetak

Dahlan Iskan: Jawa Pos Grup (surat kabar dengan oplah terbesar di Indonesia.
Jakob Oetama: Kompas Gramedia (surat kabar terbesar di DKI Jakarta) dan penerbit Gramedia (perusahaan penerbitan buku terbesar di Indonesia).
Budi Santoso: Suara Merdeka (surat kabar terbesar di Jawa Tengah).

Hotel

Sukamdani Sahid Gitosardjono: Sahid Group (jaringan hotel di Indonesia)
Ponco Sutowo: (jaringan Hotel Hilton)
Keluarga Jakob Oetama: Hotel Santika serta Hotel Amaris.

Bus

Muhadi Setiabudi: PO. Dedy Jaya
Haryanto: PO. Haryanto
Yustinus Soeroso: PO. Rosalia Indah
Danar Rahmanto: PO. Timbul Jaya
Idza Priyanti: PO. Dewi Sri
Soediro Atmo Prawiro: PO. Sindoro Satriamas

Batik

Santoso Doellah: Danar Hadi
Herry Zudianto (mantan Walikota Yogyakarta, pengusaha batik Margaria Grup)

Makanan

Hendy Setiono: waralaba Kebab Baba Rafi
Henky Eko Sriyantono: Bakso Malang Kota Cak Eko
Ki Ageng Widyanto Suryo: Bakso Lapangan Tembak Senayan
Puspo Wardoyo: Ayam Bakar Wong Solo
Nurul Atik: Rocket Chicken

Kosmetik

Mooryati Soedibyo: Mustika Ratu
Martha Tilaar: Sari Ayu
Retno Iswari Tranggono: Ristra.

Perikanan

Muhammad Najikh: PT. Mina Kelola Laut
Saiful Illah: (Bupati Sidoarjo, pengusaha pertambakan).

Konglomerasi

Bambang Trihatmodjo: Bimantara Group.
Hutomo Mandala Putra: Humpuss Group.
Wiwoho Basuki: Tripatra
Sigit Harjojudanto: Humpuss Group.
Siti Hardiyanti Rukmana: Lamtoro Gung Persada.
Heppy Trenggono: Balimuda Group
Hashim Djojohadikusumo: Tirtamas
Soetrisno Bachir: Ika Muda Grup

Daftar Pengusaha Jawa


Berikut ini adalah daftar sejumlah pengusaha Jawa dan asetnya berdasarkan Asia Globe dan data KPK.

Agus Sudwikatmono (Indika Grup, hartanya Rp. 8,7 Triliun)
Hashim Djojohadikusumo (Tirtamas, hartanya Rp. 8,1 Triliun)
Bambang Trihatmodjo (pemilik Bimantara Grup, hartanya diatas Rp. 8 Triliun)
Wiwoho Basuki (Indika Grup, hartanya Rp. 6 Triliun)
Jakob Oetama (pemilik Kompas Gramedia, hartanya Rp. 5,2 Triliun)
Hutomo Mandala Putra (Humpuss, hartanya Rp. 4,5 Triliun)
Dahlan Iskan (Menteri BUMN, pemilik Jawa Pos, koran terbesar Indonesia)
Sigit Harjojudanto (pemilik Humpuss, hartanya Rp. 2,4 Triliun)
Siswono Yudohusodo (Bangun Cipta Sarana, hartanya Rp. 1,8 Triliun)
Sukamdani Sahid Gitosardjono (pemilik jaringan Hotel Sahid)
Ponco Sutowo (pemilik jaringan Hotel Hilton)
Siti Hardiyanti Rukmana (pemilik Cipta Lamtoro Gung, hartanya Rp. 1,8 Triliun)
Siti Hediati Hariyadi (pemilik Abhimata, hartanya Rp. 1,2 Triliun)
Airlangga Hartarto (pemilik PT. Fajar Wisesa)
Mohamad Suleman Hidayat (pemilik MSH Grup, hartanya Rp. 128 Miliar)
Setiawan Djodi (pemilik Setdco)
Bambang Soesatyo (pemilik Kodeco)
Cipto Sulistyo (pemilik PT. Nusuno Karya, asetnya Rp. 800 Miliar)
Shanti L. Poesposoetjipto (pemilik PT. Samudera Indonesia)
Heppy Trenggono (CEO United Balimuda, asetnya Rp. 7 Triliun)
Prabowo Subianto (PT. Kiani, hartanya Rp. 1,7 Triliun)
Martha Tilaar (pemilik PT. Sariayu, hartanya Rp. 1 Triliun)
Soetrisno Bachir (pemilik Ikamuda)
Probosutedjo (Mercu Buana, hartanya Rp. 700 Miliar)
Gita Wirjawan (Menperdag, Ancora Capital, hartanya Rp. 403 Miliar)
HM. Damanhuri (Cawawali Samarinda, hartanya Rp. 224 Miliar, pengusaha)
Siti Rochayah (pengusaha Rumah Sakiti asal Kebumen.
Mooryati Soedibyo (pemilik PT. Mustika Ratu)
Sharif Cicip Sutarjo (Menteri Kelautan dan Perikanan, hartanya Rp. 158 Miliar)
Budi Santoso (pemilik Suara Merdeka, koran terbesar di Jateng)
Suryo B. Sulisto (Wapreskom PT. Bumi Resources, Ketua KADIN)
Muhammad Najikh (CEO PT. Mina Kelola Laut, omset Rp. 900 Miliar per tahun)
Muhadi Setiabudi (pemilik Mall Dedy Jaya-PO. Dedy Jaya, 2.500 pegawai)
Susi Pudjiastuti (Presdir PT. Susi Air, punya 50 pesawat kecil)
Purdi E Chandra (pendiri Primagama)
Bob Sadino (pemilik Kemchicks-Kemfood)
Siti Fatimah (Pemilik Melista Group, hartanya Rp. 150 Miliar)
YN. Hari Hardono (Dirut PT. SAM)
Sadeni Hendarman (Cabup Magetan, hartanya Rp. 100 Miliar)
Karsiman Hady (pemilik Balikpapan Garden, hartanya Rp. 100 Miliar)
Retno Iswari Tranggono (Presdir PT. Ristra Indolab)
Puspo Wardoyo (pemilik Ayam Bakar Wongsolo)
Haeny Relawati Rini Widyastuti (Bupati Tuban, hartanya Rp. 85 Miliar, pengusaha)
Pujiono Cahyo Widianto (Cabup Semarang, hartanya Rp. 70 Miliar, PT. Silenter)
Buyar Winarso (Bupati Kebumen, hartanya Rp. 70 Miliar, pemilik sekolah)
Rina Iriani (Bupati Karanganyar, hartanya Rp. 55 Miliar, pengusaha salon)
Sukawi Sutarip (mantan Walikota Semarang, hartanya Rp. 55 Miliar, pengusaha)
Poppy Dharsono (anggota DPD RI, hartanya Rp. 50 Miliar)
Soediro Atmo Prawiro (Cawali Semarang, hartanya Rp. 49 Miliar, PO. Sindoro)
Haryanti Sutrisno (Bupati Kediri, hartanya Rp. 41 Miliar, pengusaha kesehatan)
Achmad Purnomo (Wakil Walikota Solo, hartanya Rp. 41 Miliar, pengusaha)
Untung Wiyono (mantan Bupati Sragen, hartanya Rp. 33 Miliar, pengusaha RS)
Saiful Illah (Bupati Sidoarjo, hartanya Rp. 32 Miliar, pengusaha tambak)
Ki Ageng Widyanto Suryo (pemilik Bakso Lapangan Tembak Senayan)
Joko Widodo (Gubernur DKI Jakarta, hartanya Rp. 27 Miliar, pengusaha mebel)
Herry Zudianto (mantan Walikota Yogyakarta, hartanya Rp. 26 Miliar, pengusaha batik Margaria Group}
0
21.4K
46
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan