fankfank.rezAvatar border
TS
fankfank.rez
makan pecel lele bayar nya pakai Sampah?. betul gan. dibandung nih..
makan pecel lele bayar nya pakai samph? Betul gan... dibandung nih..emoticon-I Love Indonesia (S)

Makan di Warung Kencana, Cukup Bayar Pakai Sampah
inilah..com/dani r nugraha



INILAHCOM, Bandung - Apa jadinya jika anda menikmati hidangan di sebuah warung pecel lele, namun untuk membayarnya hanya memerlukan 1 kilogram sampah botol dan gelas air mineral?

Tak hanya hidangan pece lele saja, semua makanan dan berbagai barang lainnya memang dijual dengan alat bayar sampah.

Adalah warung Kencana di Kampung Palalangon Jalan Desa Langonsari-Karikil, Desa Langonsari, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung. Warung makan yang bergaya kafe modern ini berbeda dengan tempat lainnya.

Selain menerima pembayaran uang tunai, warung ini juga menerima pembayaran dengan sampah. Bahkan pengelola lebih senang jika pengunjung membayar makanan dan minuman yang mereka pesan dengan sampah.

"Pengunjung bisa menikmati makanan dan membeli berbagai barang lainnya yang kami jual dengan sampah. Tapi tentunya nilai sampah ini dikonversikan dengan uang. Misalnya, untuk bisa makan pecel lele seharga Rp 10 ribu, pengunjung harus membawa sampah plastik bekas botol mineral seberat 1 kilogram," kata Sonson Garsoni, pemilik warung Kencana, Minggu (25/1/2015).

Memang, kata Sonson, warung yang menjadi bagian dari Yayasan Posko Hijau ini, sengaja menjadikan sampah sebagai alat tukarnya. Salah satu tujuannya adalah untuk memelihara kebersihan.

Menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan, sekaligus mengingatkan mereka juga bahwa sampah sebenarnya memiliki nilai ekonomi. Tentunya jika dikelola dengan benar.

"Seperti yang kami jual ini hampir semuanya hasil daur ulang sampah. Seperti ikan lele diberi makan dari lumpur sampah organik residu dari pengolahan biogas. Begitu juga dengan kompor dan listrik di sini dinyalakan pakai gas metan yang dihasilkan sampah organik. Jadi semuanya berputar dari sampah," ujar Sonson yang juga pembina Yayasan Phosko Hijau ini.

Sonson melanjutkan, Warung Kencana menyediakan berbagai menu masakan berbahan dasar ikan lele. Seperti pecel lele, nugget lele, pilet lele, kerupuk lele dan lainnya.

Sayuran yang menjadi bagian dari menu di warung ini pun hasil menanam sendiri, menggunakan sistem penanaman hidroponik, dengan pupuk sampah organik hasil pengolahan Yayasan Posko Hijau.

"Selain makanan yang semua berbahan lele, kami juga menjual pupuk organik hasil pengolahan yayasan, untuk bisa membawa pulang pupuk organik, pestisida dan berbagai keperluan pertanian ini pun pengunjung cukup membayarnya dengan sampah," katanya.

Sonson mengatakan, meski jajan di warung ini bisa bayar pakai sampah, namun harus sampah yang telah dipilah, seperti sampah plastik, kertas, sampah organik dan sisa makanan.

Tiap jenis sampah hasil pemilahan pun dihargai berbeda. Untuk sampah plastik bekas minuman kemasan dihargai Rp10 ribu per kilogram, sampah kertas Rp2.000 per kilogram, dan sisa makanan Rp1.000 per kilogram.

"Jadi kalau ingin makan pecel lele bisa bawa sampah plastik air mineral 1 kilogram. Nah kalau sampah kertas sebanyak 5 kilogram. Dan seterusnya dikonversikan dengan nilai uang," katanya.

Sebenarnya, lanjut Sonson, peran yayasan dalam upaya menangani sampah bukan hanya di warung makan Kencana saja. Karena sebelum warung berdiri belum lama ini, yayasan telah berkiprah dalam upaya menuntaskan masalah sampah. Saat ini pun, yayasan ini menjalankan usaha bank sampah dengan nasabah dari warga sekitar Kecamatan Pameungpeuk.

"Bank sampah yang kami kelola omzetnya lumayan besar. Saat ini omzetnya sekitar Rp 50 juta, dengan jumlah nasabah 47 orang," ujarnya.

Sonson menjelaskan, sampah yang dikelola oleh bank sampah diolah menjadi berbagai bentuk. Seperti budidaya lele, biogas, dan bahan lain yang dijual dengan harga lumayan tinggi. Untuk sampah organik, seperti limbah sayuran, bekas makanan diolah menjadi biogas, pupuk, dan kompos.

Biogas yang dihasilkan, selain dimanfaatkan untuk kebutuhan memasak, juga digunakan sebagai bahan bakar mesin genset untuk tenaga listrik.

Untuk sampah plastik, di tempat tersebut dibagi menjadi dua jenis, yakni plastik bekas minuman kemasan dan plastik basah seperti kantong kresek. Plastik bekas minuman kemasan dicincang oleh mesin dan dijual ke pabrik pengolahan daur ulang. Sementara plastik basah dimasukkan ke dalam mesin khusus dan dijadikan sebagai tempat pemanas atau oven.

Mesin khusus buatan sendiri tersebut juga mengubah plastik menjadi minyak bakar kualitas rendah yang bisa digunakan sebagai minyak tanah.

"Kalau tepat mengolahnya, sampah bisa menghasilkan uang cukup besar. Selain itu juga bisa menyelesaikan permasalahan sampah di masyarakat. Namun harus dipilah sebelum diolah," katanya.

Sampah yang dikelola oleh bank sampah sendiri didapat dari masyarakat sekitar. Menurut Sonson, masyarakat terlebih dahulu mendaftar sebagai nasabah. Setelah itu mereka menyetor sampah yang telah dipilah.

"Oleh kami nasabah ini dibuatkan rekening. Setiap sampah yang disetor kami hitung dan masuk ke dalam rekening, pencairannya bisa kapan saja seperti bank pada umumnya," katanya.

Dikatakan Sonson, bank sampah yang dikelolanya ini memiliki kapasitas pengolahan puluhan ton. Namun hingga saat ini jumlah sampah yang dikelola bank ini baru sekitar 2,5 ton per hari. Masukan sampah dari masyarakat memang masih kurang. Padahal, jika masyarakat lebih banyak yang terlibat, tentunya bisa mengurangi masalah sampah.

Manfaat keberadaan bank sampah ini, dirasakan sekali oleh salah seorang nasabahnya, Ciptoraharjo (50). Betapa tidak, sejak enam bulan menjadi nasabah, dia bisa membukukan tabungan senilai Rp 11,5 juta. Cipto yang hanya bekerja sebagai sopir angkutan barang ini pun cukup terbantu perekonomiannya.

"Alhamdulilah saya bisa menabung sampah sampai dapat uang sebesar Rp 11,5 juta. Saya jadi nasabah sejak enam bulan lalu," ujarnya.

Setiap hari, Cipto menyetor 300-400 kilogram sampah sisa makanan. Sampah sisa makanan ini dia peroleh dari salah satu pabrik dan rumah makan di kawasan Pameungpeuk.

"Di pabrik itu kan ada katering untuk pegawai. Setiap hari sampahnya banyak sekali, daripada dibuang lebih baik saya ambil dan ditabungkan di bank sampah. Begitu juga dengan sampah sisa makanan di rumah makan saya ambil dari pada dibuang dan menimbulkan masalah kebersihan," jelasnya. [hus]

ayo ayo mulai sekarang kalo ada sampah2 plastik kertas dan yg lain sebagainya jangan dibuang lebih baik kita kumpulin, selain mambantu mengurangi sampah. kita juga udah turut serta menjaga kelangsungan hidup bumi kita..emoticon-I Love Indonesia (S)

link original : [url]http://bola.inilah..com/read/detail/2172982/makan-di-warung-kencana-cukup-bayar-pakai-sampah[/url]
0
4.1K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan