Ini merupakan gambar bunga bangkai dan mempunyai perbedaan yang khas dengan Rafflesia arnoldi. Persamaannya adalah mampu mengeluarkan bau bangkai dan busuk tetapi secara biologi dapat diklasifikasikan berbeda berdasarkan bentuk, warna dan siklus hidupnya. Rafflesia secara umum tidak mempunyai daun dan tangkai dengan adanya 5 mahkota melebar dan berwarna merah. Bunga ini memiliki satu fase untuk berkembang, bertumbuh secara generative selama 9 bulan dan mekar hanya 5-7 hari.
Sementara bunga bangkai memiliki 2 siklus pertumbuhan yaitu fase vegetative dan generatif, dimana tumbuh mulai di atas umbi sampai memiliki bunga majemuk untuk menggantikan pohonnya. Bunga ini memiliki ciri khas di mahkotanya dengan warna merah keunguan dan krem pada bagian luar.

Spesies Wolffia bebas-mengambang,warnanya hijau atau kuning-hijau, dan tanpa akar. Bunga diproduksi dalam depresi pada permukaan atas tubuh tumbuhan. Memiliki satu benang sari dan putik satu. Mereka cenderung memiliki sekitar 6-15 penis itu. Individu sering mengapung bersama bersama pasangan atau bentuk mengambang tikar dengan tanaman terkait, seperti Lemna dan Spirodela spesies. Sebagian besar spesies memiliki distribusi yang sangat luas di beberapa benua. Spesies Wolffia terdiri dari sekitar 40 persen protein, hampir sama dengan kedelai, membuat mereka tinggi-protein potensi sumber makanan manusia. Mereka secara historis telah dikumpulkan dari air dan dimakan sebagai sayuran di sebagian besar Asia.

Coco de Mer, kelapa maladewa, kelapa seychelles, kelapa laut, kelapa ganda, atau ada juga yang menyebut kelapa jenggi (Lodoicea maldivica), adalah palem hias yang paling unik di dunia. Tumbuhan ini endemik pulau Praslin dan Curieuse, di negara kepulauan Seychelles sebelah timur laut Madagaskar. Sekarang Coco de Mer sudah dikoleksi oleh semua kebun raya besar di dunia, termasuk Kebun Raya Bogor.

Coast Redwood, merupakan salah satu dari tiga jenis pohon Sequoia, bersama-sama dengan giant sequoia (Sequoiadendron giganteum) dan dawn redwood (Metasequoia glyptostroboides). Coast redwood tumbuh di daerah, pantai sepanjang Samudra Pasifik di barat dan barat laut Amerika Serikat (kebanyakan California). Ini adalah pohon tertinggi di dunia.



Untuk menunjukkan gambaran seberapa tinggi 115,72 m (379,7 kaki) itu kepada anda, bayangkanlah: tinggi Big Ben di London adalah 96,3 m (316 kaki), bahwa dari patung Liberty adalah 46,5 + 46,9 m (151 + 154 kaki), sehingga kedua konstruksi tinggi sebagian besar lebih rendah dari pohon-pohon ini.

Jamur raksasa ini digambarkan sepanjang 5,6 kilometer dan telah menyebar menjadi tiga kali lipatnya ke dalam tanah. Jamur ini telah menyelimuti wilayah sama besar dengan 1665 kali lapangan sepak bola.

Penemuan ini muncul setelah Catherine Parks, seorang ilmuwan di Pacific Northwest Research Station di La Grande, Oregon yang mendengar kematian pohon besar yang terus berlanjut dari akar ke akar di sebelah timur hutan kota Prairie.

Dengan menggunakan foto udara, Parks melihat bahwa area dipenuhi dengan pepohonan yang sekarat. Dia kemudian mengidentifikasi jenis jamur dalam tes DNA.

Ia membandingkan unsur dari 12 jamur dan dia melihat bahwa 61 sampel berasal dari organisme yang sama. Ini berarti telah ada satu jamur yang berkembang begitu besar dari apa yang pernah dibayangkan manusia.

Satu-satunya bukti di permukaan dari jamur ini adalah munculnya bulatan berwarna keemasan saat musim gugur yang disertai hujan. “Mereka bisa dimakan namun bukan jenis makanan yang terbaik,” kata Tina Dreisbach, seorang biotani dan ahli ilmu jamur di US Forest Service in Corvallis, Oregon.

Jika menggali ke dalam akar dari pepohonan yang telah mati, maka akan tampak seperti lukisan karet putih. Ini merupakan lapisan dari mycelium yang menggambarkan cairan dan karbohidrat dari pepohonan yang memberi makan jamur.

Petunjuk adanya Ginkgo diperoleh dari fosil-fosil berumur dari kala Perm awal (280 juta tahun yang lalu). Pada masa keemasannya, anggota Ginkgoaceae diperkirakan mencakup 16 marga (genera) dan merupakan bagian penting dari vegetasi dunia[1]. Diperkirakan keragaman ini terakhir menyusut ketika terjadi periode glasial di awal Pleistosen. Akibatnya, pada masa kini hanya tinggal satu jenis yang menjadi representasinya, yaitu pohon yang dikenal sebagai ginkgo. Berdasarkan kajian cpDNA, populasi yang berhasil bertahan adalah yang tumbuh di wilayah barat daya Cina sekarang[3]. Dari sini, para rahib Buddhisme menyebarkannya ke berbagai tempat di Asia Timur Laut.

Tumbuhan ini dimasukkan ke dalam Daftar Merah IUCN[4] sejak 1997 karena populasi-populasi alami di pedalaman Cina terancam oleh desakan populasi.