adidananto.88Avatar border
TS
adidananto.88
PROSPEK KINERJA EMITEN BUMN DITENGAH KUCURAN DANA DARI PEMERINTAH


Untuk tahun 2015, Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) siap menyuntikkan modal berupa penanaman modal negara (PMN) kepada empat emiten pelat merah yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Adapun pemerintah mengucurkan dana kepada empat emiten itu melalui skema rights issue. Keempat emiten tadi adalah Bank Mandiri (BMRI), Aneka Tambang (ANTM), Waskita Karya (WSKT) dan Adhi Karya (ADHI). Keempat emiten tersebut segera melaksanakan Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau rights issue. Secara total, nilai aksi korporasi itu mencapai Rp 23,3 triliun.

Kucuran dana pemerintah kepada BUMN tersebut merupakan realisasi pembangunan infrastruktur strategis guna menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia kebijakan tersebut yakni fokus pemerintah membangun infrastruktur. Selain 4 BUMN yang go public, ada juga 31 perusahaan pelat merah lain yang akan mengantungi dana segar pemerintah adalah yang mencakup beberapa sektor seperti Pertanian, Infrastruktur, Perbankan, Transportasi dan sebagainya.

Kebijakan pemerintah tersebut tentunya memberikan dampak positif bagi propek kinerja perusahaan plat yang listing di bursa. Kucuran dana segar tersebut memeberikan insetif guna sisi permodalan perusahaan yang akan tercermin bagi kinerja BUMN tersebut dalam satu tahun kedepan. Perseroan menjadi memiliki ruang lebih untuk berekspansi yang akan meningkatkan pendapat perseroan seiring dengan perbaikan infrastruktur di Indonesia. Adapun beberapa prospek positif yang akan dihasilkan bagi BUMN yang akan tercermin dari kinerja kuartal I tahun 2015.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Emiten perbankan BMRI, mengincar dana rights issue Rp 9 triliun. Di situ, pemerintah akan menyerap Rp 5,6 triliun dan investor publik Rp 3,4 triliun. BMRI akan memakai dana rights issue untuk mengguyur kredit sektor infrastruktur. Selain itu Bank Mandiri menargetkan kontribusi laba berasal anak usaha sebesar 25 persen di 2020 dengan cara BMRI menggenjot peningkatan cross selling antar anak usaha dengan menggenjot suntikan dana segar.

Adapun Anak usaha Bank Mandiri meliputi PT Bank Syariah Mandiri, PT AXA Mandiri Financial Services, PT Mandiri AXA General Insurance, PT Bank Sinar Harapan Bali, dan anak usaha hasil joint venture antara Bank Mandiri, PT Taspen, dan PT Pos Indonesia.

Sehingga ke depannya Bank Mandiri akan fokus dalam berbagai service dengan cara memperdalam hubungan dengan nasabah, konsolidasi perbankan, memberikan solusi yang spesifik pada setiap sektor, memperluas jaringan usaha. BMRI juga tengah mempercepat pertumbuhan di segmen mikro. Salah satunya dengan memberikan kemudahan akses. Bank Mandiri menyiapkan produk yang mencakup semua keperluan, pelayanan terpadu untuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan memberikan bimbingan secara berkala kepada nasabah.

PT Adhi Karya Tbk (ADHI)

ADHI diusulkan memperoleh suntikan dana segar sebesar Rp 1,4 triliun. Dananya akan digunakan untuk proyek monorel rute Bekasi-Jakarta. Dalam proyek senilai Rp 9,6 triliun ini akan dibangun jalur monorel dari Bekasi Timur-Cawang dan Cibubur-Cawang selanjutnya dari Cawang dibawa ke Kuningan, Jakarta Selatan. Satu lagi adalah pengembangan Bandara Halim Perdana Kusuma bersama Lion Group. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 5 triliun.

Dengan adanya pengalihan dana dari subsidi BBM sebesar Rp 86 triliun, anggaran belanja pemerintah untuk proyek-proyek infrastruktur dapat ditambah. Selain itu, implementasi land acquisition reform per 1 Januari 2015 akan membantu percepatan realisasi proyek. Perusahaan sektor konstruksi dan infrastruktur yang mayoritas merupakan perusahaan tercatat (emiten) di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menjadi pihak yang meraup berkah program itu. Sementara PT Adhi Karya Tbk (ADHI) nilai EPS-nya diprediksi sebesar Rp 193,14 per saham. Saham Adhi Karya saat ini diperdagangkan dengan Price to Earning Ratio rendah yaitu 16,8 kali dibandingkan dengan perusahaan sejenis.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT)

BUMN konstruksi lain yang memperoleh suntikan ialah PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Waskita membutuhkan dana untuk membangun jaringan transmisi listrik di Sumatera dengan kapasitas 500 KV. Selain itu suntikan senilai Rp 3,5 triliun tersebut juga dipakai membiayai proyek-proyek jalan tol Waskita Karya yang selama ini terbengkalai dan bangun jalan tol baru termasuk transmisi 500 KV di Sumatera.

Pemerintah berkomitmen menggenjot aneka proyek infrastruktur tahun ini. Hal ini dilakukan untuk menambal keterlambatan pembangunan infrastruktur selama 2014. Rencana pemerintah ini bisa menjadi sentimen positif bagi kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi alias karya. Saham-sahamnya diprediksi bakal menguat tahun ini. Sementara PT Waskita Karya Tbk (WSKT) nilai EPS-nya diprediksi sebesar Rp 54,07 per saham.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

ANTM akan dapat suntikan dana Rp 7 triliun dari pemerintah. Suntikan dana yang bakal diberikan pemerintah akan dipergunakan untuk membiayai berbagai proyek. Ada beberapa proyek yang sekarang sedang berjalan. Misalnya optimalisasi pabrik feronikel kita, ada juga pabrik alumina. Selain itu, dana suntikan modal itu juga bakal digunakan untuk menjalankan proyek baru Antam yang baru saja diluncurkan. Yakni, pengolahan anode slime menjadi emas, selenium, platinum, perak dan logam berharga lainnya melalui proses yang dilakukan mesin Top Blown Rotary Converter.

Dana tersebut bakal digunakan untuk membeli bahan baku berupa anode slime dari PT Smelting Gresik‎. Dengan begitu nantinya ANTM akan mengolah sebanyak 2.000 ton anode slime dari PT Smelting Gresik lalu diolah dan bisa menghasilkan 20 ton emas (asumsi rata-rata kandungan emas 1% di setiap ton anode slime).
0
815
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan