Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

zuberniahhAvatar border
TS
zuberniahh
Masa Iddah dan Kebenaran Islam
Masa Iddah dan Kebenaran Islam

Bismillahirrahmaanirrahiim,
Allah SWT memberikan akal kecerdasan, ilmu
pengetahuan, imajinasi memang untuk menegaskan
kembali keyakinan atau keimanan kita kepada Allah dan
apa yang datang dari pada-Nya. Jika kita bertamasya
imajinasi pada saat lampau, ketika sekitar 14-15 abad yang
lalu Allah SWT lewat Rasul-Nya Nabi Muhammad SAW
memberitakan “Was Samaa’I Dzaatil Buruuj” yang artinya;
Demi langit yang mempunyai gugusan bintang. (QS. Al
Buruuj, 85 ; 1).
Penjelasan Al Buruuj berarti sesuatu yang nampak. Kata
ini seringkali digunakan dalam arti bangunan besar,
benteng atau istana yang tinggi. Sedangkan kata Al
Buruuj disini dalam arti gugusan bintang yakni letak
bintang yang tampak di langit dalam bentuk yang
beragam dan terbagi atas dua belas macam yang masing-
masing disebut rasi bintang.
Bayangkan imajinasi apa yang berkecamuk dalam kepala
para sahabat dan umat pada saat itu. Dikarenakan mereka
tidak dapat melihat sejelas apa yang kita lihat sekarang.
Allah SWT belum membukakan ilmu pengetahuan dengan
memberikan seperti kepada kita sekarang cara membuat
teleskop bintang, yang dapat mengamati dengan jelas
bagaimana bentuk gugusan bintang tersebut.
Namun kecerdasan iman mereka sangatlah tinggi, karena
apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, mereka
“Sami’naa wa atho’naa, kami dengar dan kami ta’at!”.
Kemudian dari kisah di republika.co.id , di Amerika -- Robert
Guilhem, pakar genetika dan pemimpin yahudi di Albert
Einstein College menyatakan dengan tegas soal
keislamannya. Dia masuk Islam setelah kagum dengan
ayat-ayat Al Quran tentang masa ‘iddah wanita muslimah
selama tiga bulan.
Massa ‘iddah merupakan massa tunggu perempuan
selama tiga bulan, selama proses dicerai suaminya.
Seperti dikutip dari society berty.com, hasil penelitian yang
dilakukannya menunjukkan, massa ‘iddah wanita sesuai
dengan ayat-ayat yang tercantum di Al Quran.
Hasil studi itu menyimpulkan hubungan intim suami istri
menyebabkan laki-laki meninggalkan sidik khususnya pada
perempuan. Dia mengatakan jika pasangan suami istri
(pasutri) tidak bersetubuh, maka tanda itu secara
perlahan-lahan akan hilang antara 25-30 persen. Guilhem
menambahkan, tanda tersebut akan hilang secara
keseluruhan setelah tiga bulan berlalu. Karena itu,
perempuan yang diceraiakan siap menerima sidik khusus
laki-laki lainnya setelah tiga bulan.
Bukti empiris ini mendorong pakar genetika Yahudi ini
melakukan penelitian dan pembuktian lain di sebuah
perkampungan Muslim Afrika di Amerika. Dalam studinya,
ia menemukan setiap wanita di sana hanya mengandung
sidik khusus dari pasangan mereka saja.
Penelitian serupa dilakukannya di perkampungan non
muslim Amerika. Hasil penelitian membuktikan wanita di
sana yang hamil memiliki jejak sidik dua hingga tiga laki-
laki. Ini berarti, wanita-wanita non-muslim di sana
melakukan hubungan intim selain pernikahannya yang
sah.
Sang pakar juga melakukan penelitian kepada istrinya
sendiri. Hasilnya menunjukkan istrinya ternyata memiliki
tiga rekam sidik laki-laki alias istrinya berselingkuh. Dari
penelitiannya, hanya satu dari tiga anaknya saja berasal
dari dirinya.
Setelah penelitian-penelitian tersebut, dia akhirnya
memutuskan untuk masuk Islam. Ia meyakini hanya
Islamlah yang menjaga martabat perempuan dan menjaga
keutuhan kehidupan sosial. Ia yakin bahwa perempuan
muslimah adalah yang paling bersih di muka bumi ini.
Subhaanallah, dan masih banyak lagi science yang
menegaskan kebenaran Al Qur’an dan Hadist seperti
zygot, fase kelahiran, teori big bang, kiamat, DNA yang
tersimpan di tulang ekor, terompet malaikat Israfil, dan
masih banyak lagi.
Itu semua dikarenakan betapa Allah SWT menyayangi kita.
Dikarenakan ketidak becusan kita dalam mengolah potensi
akal yang Allah berikan. Seringkali apa yang datang dari
Allah dan Rasul-Nya seakan-akan mestilah dapat diterima
dengan akal barulah kita dapat beriman, jika tidak dapat
diterima kemudian kita menolaknya.
Padahal ada “wilayah-wilayah” ayat-ayat atau sunnah-
sunnah yang berada dalam jangkauan akal kita, ada yang
tidak atau belum terjangkau oleh akal kita. Karena itu mari
terus tholabul ‘ilmi, mengejar ilmu untuk menegaskan
keimanan, agar tidak ada lagi keraguan dan mengarahkan
perilaku kita agar bertaqwa hanya pada Allah SWT. Mari!
Tidaklah lebih baik dari yang menulis ataupun yang
membaca, karena yang lebih baik di sisi ALLAH adalah
yang mengamalkannya.
0
826
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan