Jakarta, Selular.ID – Kuartal pertama 2014, Nokia menggebrak pasar ponsel melalui sistem operasi Android, bukan dari OS Windows Phone atau Symbian. Sebelum masa akuisisi Microsoft rampung, Nokia memanfaatkan waktu untuk meluncurkan tiga smartphone Android warna-warni, dengan tampilan yang bagus serta relatif murah, yakni X, X+, and XL. Bagaimana, peredaran ketiganya di market Indonesia saat ini?

Berdasarkan pantauan tim Selular.ID ke Roxy Mas, Jakarta Pusat (8/1/2015), sama sekali tak terlihat pajangan Nokia Android di display toko-toko handset. Tengok saja salah satunya Panca Utama Mandiri. Mengklaim lengkap menjual smartphone dari brand-brand global, tapi rupanya tak tersisa jejak ketiga smartphone Android ‘trial‘ dari Nokia.

“Penjualan Nokia Android jeblok banget, gak ngangkat,” ujar Noto, salah seorang karyawan toko. “Biarpun (Nokia) sudah pakai OS Android, tapi pembeli mendingan beli smartphone dari merek lain.”

Tidak banyak konsumen yang terbujuk refresh dari Nokia Android. Meski label Nokia sudah mendunia, namun banyak pengguna yang nampaknya belum percaya kepada kualitas tampilan homescreen dan icon keren sudah ditawarkan smartphone mapan lainnya – setidaknya ini dari mata pembeli smartphone pemula. Beberapa toko tidak lagi menampung persediaan Nokia Android akibat nihil pesanan.

“Dengan harga Rp1,5 jutaan di Nokia Android, pengguna bisa membeli produk lain yang lebih bagus,” pungkasnya.

Pasca penjualan smartphone Android berkibar, nama besar Nokia tidak lagi dipandang konsumen sebagai “raja ponsel”. Nokia telah hancur karena orang beralih membeli smartphone Android dengan harga yang beragam. Meski sejauh ini Samsung yang paling mendapat keuntungan dari situasi itu, sejumlah brand handphone lokal bermunculan dan menantang dominasi Samsung.

Sumber: http://selular.id/ue9Ki