nasir.Avatar border
TS
nasir.
Bentuk Angkatan Baru, Rusia Tingkatkan Kekuatan di Krimea, Kaliningrad dan Artic
[img]putin-militer-rusia1-300x177[/img]

Moskow, LiputanIslam.com — Rusia akan meningkatkan kekuatan militernya tahun ini di wilayah Krimea, Kaliningrad dan Artic seraya terus memodernisasi perangkat keras dan lunak militernya. Demikian pernyataan Menhan Rusia Sergey Shoigu sebagaimana dilansir Russia Today, Rabu (14/1).

“Kami telah menyusun Rencana Pertahanan Federasi Rusia tahun 2016 hingga 2020 untuk memastikan dengan tepat kewajiban yang harus dipenuhi tahun 2015 untuk mendapatkan model-model modern senjata dan peralatan militer seperti yang telah direncanakan,” kata Shoigu dalam pernyataan pers bersama para petinggi militer Rusia, Selasa petang (13/1).

Dalam rencana pertahanan tersebut disebutkan tentang modernisasi militer Rusia selama 10 tahun dengan nilai anggaran mencapai $310 miliar.

Sementara itu Kepala Staff Gabungan Rusia Valery Gerasimov, mengatakan bahwa pada tahun 2015 Rusia akan memusatkan perhatiannya pada peningkatan kekuatan militer di wilayah Semenanjung Krimean, Kaliningrad Region, dan kawasan Artic.

Deputi Menteri Pertahanan Jendral Dmitry Bulgakov menambahkan bahwa Rusia akan membangun 10 pangkalan udara baru di wilayah Artik pada tahun 2015. Artik adalah kawasan di sekitar kutub utara yang hampir tidak berpenghuni namun diduga menyimpan kandungan mineral melimpah dan di masa depan diperkirakan bakal menjadi kawasan perebutan pengaruh dengan kekuatan-kekuasan dunia lainnya.

“Kami akan membangun 10 pangkalan udara di wilayah Artic tahun ini sehingga jumlahnya menjadi 14 pangkalan udara di seluruh Artic,” kata Bulgakov.

Selain itu pada tahun 2015 Rusia juga akan meresmikan satu cabang militer baru untuk melengkapi cabang-cabang militer yang sudah ada, yaitu Angkatan Pertahanan Angkasa (Aerospace Defense Force) yang menggabungkan Angkatan Udara dan Angkatan Luar Angkasa.

“Sebuah cabang militer baru akan dibentuk tahun 2015, yaitu Aerospace Defense Force,” kata Gerasimov.

Shoigu menambahkan bahwa tahun ini angkatan bersenjata Rusia akan mendapatkan 700 kendaraan lapis baja baru, 126 pesawat tempur dan 88 helikopter baru, serta 2 sistem pertahanan udara jarak menengah Iskander. Sedang untuk angkatan laut terdapat penambahan 5 kapal perang dan 2 kapal selam multiguna.

Selain itu beberapa sistem pertahanan udara modern juga akan ditambahkan di beberapa wilayah yang dianggap cukup strategis.

Pengumuman ini terkait dengan doktrin baru militer Rusia yang menempatkan NATO sebagai ancaman dan bukan lagi sebagai mitra strategis. Demikian Russia Today menyebutkan.

Rusia Kini Menganggap AS dan NATO Sebagai Ancaman

Tidak ada situasi global yang lebih genting daripada situasi dimana 2 kekuatan terkuat di dunia saling bermusuhan. Dunia sudah sering dilanda peperangan-peperangan besar karena persaingan 2 negara kuat: Yunani melawan Persia, Romawi melawan Chartago, Byzantium melawan Persia, Inggris melawan Perancis, Allies melawan Axis, hingga NATO melawan Pakta Warsawa.

Dan kini situasi genting itu tengah melanda dunia ini Rusia menetapkan AS dan NATO sebagai ancaman dan musuh. Doktrin militer terbaru Rusia telah ditandatangani Presiden Vladimir Putin hari Jumat lalu (26/12) menanggapi perkembangan kekuatan NATO di perbatasan Rusia akhir-akhir ini, termasuk dengan pembentukan pasukan khusus pemukul gerak cepat NATO di Eropa Timur.

Doktrin militer terbaru Rusia tetap menempatkan kekuatannya sebagai kekuatan pertahanan dan hanya akan digunakannya sebagai pilihan terakhir terhadap suatu konflik. Hal yang sama juga berlaku terhadap kakuasan nuklir Rusia yang tujuan utamanya adalah untuk “menggentarkan lawan” sehingga berfikir ulang untuk menyerang Rusia.

Namun, yang menarik dalam doktrin baru tersebut adalah disebutkannya ekspansi dan peningkatan kekuatan NATO di Eropa timur yang perbatasan dengan Rusia serta perubahan NATO menjadi “fungsi-fungsi global yang diketahui telah banyak melanggar hukum internasional”

Dalam doktrin itu disebutkan sejumlah ancaman militer asing: “Pembentukan dan pengerahan sistem-sistem rudal anti-balistik strategis global yang mengancam kestabilan keseimbangan kakuatan rudal nuklir, implementasi dari konsep “pasukan pemukul gerak cepat”, rencana penggelaran senjata-senjata luar angkasa dan penggelaran senjata-senjata presisi strategis konvensional.” Semuanya itu merujuk pada AS dan NATO.

Perubahan doktrin itu tidak terjadi begitu saja. Sejak runtuhnya Uni Sovyet di akhir dekade 1980-an, NATO, yang tulang punggung utamanya adalah AS, secara agresif melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah bekas sekutu Rusia di Eropa Timur, mengoyak-koyak kesepakatan dengan pemimpin terakhir Uni Sovyet Michael Gorbachev untuk tidak mendekati perbatasan Rusia. Satu demi satu negara-negara bekas sekutu Rusia anggota Pakta Warsawa, berubah menjadi anggota NATO atau setidaknya sekutu negara-negara barat.

Cara-cara kasar juga dilakukan AS dan NATO untuk melemahkan Rusia. Revolusi-revolusi “warna” di beberapa negara bekas Uni Sovyet dilancarkan, hingga upaya aneksasi wilayah Rusia dengan menggunakan kekerasan pun dilakukan, seperti ketika Georgia yang didukung AS dan NATO menyerang wilayah Ossetia Selatan tahun 2008. Dan terakhir tentu saja adalah kudeta terhadap pemerintahan yang shah di Ukraina awal tahun ini.

Namun pelanggaran paling besar AS dan NATO dalam konteks hubungan antar negara berdaulat adalah sanksi-sanksi ekonomi yang diterapkan mereka terhadap Rusia, sama sebagaimana sanksi yang mereka terapkan terhadap Iran. Karena, pada dasarnya sebuah sanksi ekonomi yang ditujukan kepada negara lain merupakan sebuah tindakan perang.

Apa yang dilakukan Rusia dengan menganeksasi Krimea dan mendukung pemberontakan di Ukraina timur adalah sangat tidak sebanding dengan campur tangan AS dan NATO di Ukraina. Karena apa yang dilakukan Rusia hanyalah sekedar mempertahankan pengaruhnya di negara-negara yang secara historis-kultural adalah negara-negara Rusia. Bila terhadap negara-negara itu saja Rusia gagal memberikan perlindungan, maka secara praktis Rusia telah runtuh.

Sebaliknya, yang dilakukan AS di Ukraina adalah bentuk campur tangan yang sangat vulgar, seperti diperlihatkan dengan kehadiran Dubes AS dan Asisten Menlu AS di tengah-tengah aksi demonstrasi menentang pemerintahan Presiden Victor Yanukovych awal tahun lalu.

Rusia adalah negara yang kekuatan militernya seimbang, kalau tidak tidak dikatakan lebih kuat dari AS. Rusia memiliki hampir 3 juta tentara reguler dan cadangan, 22.000 tank tempur utama (AS hanya 8.725), dan 8.500 hululedak nuklir (AS hanya 7.700). Memprovokasi Rusia untuk berperang berarti mengundang kehancuran bagi negara itu sendiri, termasuk AS dan NATO. Maka menjadi pertanyaan besar, mengapa AS dan NATO melakukan hal itu kepada Rusia.(ca)

Sumber : liputanislam.com

Maaf jika mungkin repost, gambar tdk nongol ane nubi di formil ini tdk sengaja nemu berita ginian jadi ane pajang dimari, monggo para sepuh gimana analisanya atau mau nambahi. Kalau ane mah emoticon-Takut kalau beneran itu Mamarika dan Rusia "berantem", adu lontong, pespur, nuklir dll pasti rakyat sipil kena imbas juga, korban jiwa bejibun... emoticon-Turut Berdukaemoticon-Turut Berdukaemoticon-Turut Berdukaemoticon-Takutemoticon-Takut
0
2.8K
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan