Keajaiban itu bernama BOROBUDUR

Ku coba kembali belajar dari kota yang katanya berpendidikan, tempat dimana alam dapat bersatu dengan pengetahuan, serta kearifan lokal menjadi kunci kebahagian dalam mempertahankan tradisi, tepat 7 tahun pula waktu telah berlalu, dan kini ku kembali pulang ke kota mu dengan setangkuk harapan di tengah senyum YOGYA yang kan selalu bersinar



Sepintas suasana YOGYA seperti tiada berubah, alam yang indah nan asri masih terjaga, seolah membawa ku kembali pada waktu itu, waktu dimana ku mulai membuka mata ini terhadap dunia luar. Ramainya pedagang kaki lima maupun angkringan yang menjajakan makanan khas berselara masih terihat sama dengan lirik lagu kla projeck, hanya saja kumpulan anak anak saggy dog yang ceria tak terlihat di syaidan pada malam itu, yang ada hanya suasana ramai dari wisatawan yang mencari kehangatan di suasana YOGYA

Perjalanan kali ini akan menapaki indahnya si Kota Kraton, tempat alternatif tuk berlibur dikala penak telah menggangu lara, karena begitu panjang nya perjalanan kali ini, maka akan kita bagi kedalam 3 edisi, ok kita mulai saja......



Bila seggy dog berpesan dari arah selatan kita bisa melewati gondomanan, maka kali ini saya berpesan bagi para pejalan yang berasal dari jakarta pusat bisa mengunakan kereta api yang dapat dinaiki dari stasiun senen atau jatinegara, namun sangkin primadonanya ini angkutan, saya dan teman seperjuangan dipastikan tidak mendapatkan tiket kereta tujuan YOGYA hingga akhir tahun, dan untuk itulah saya mengarahkan perjalanan dengan menggunakan bis tujuan Jakarta – YOGYA, saya mengambil rute dari terminal rawamangun, dengan melakukan ekspedisi, ada beberapa bus yang melayani rute YOGYA-Jakarta, dan pilihan saya jatuh pada bus SINAR JAYA, karena harganya yang relatif paling murah, hanya 125 ribu saja, akan mengantarkan anda hingga stasiun Giwangan Yogya. Waktu tempuh sekitar 15 sampai 16 jam, dengan 3 kali masa istirahat di beberapa pitstop langganan selama 30 menit.



Tepat pada jam 7 pagi pada 27 desember 2014, paru telah menghirup udara YOGYA yang masih segar, badan yang lelah termakan kursi bus yang sedikit sempit tidak menghentikan semangat untuk berlari mengejar indahnya kota yogya, perjalanan pertama kami arahkan ke borobudur tempel, salah satu dari 7 keajaiban dunia yang melegenda, dari stasiun giwangan kita dapat langsung menaiki bus borubudur yang juga terdapat disana, biaya yang dikeluarkan hanya 20 ribu dengan waktu tempuh sekitar 2 jam, akan langsung mengantarkan kita menuju terminal magelang tempat dimana sang candi bersemedi.

Jam 9 pagi kami telah tiba di terminal magelang, nah hal yang perlu diperhatikan oleh para backpaker, pintu masuk dari terminal ke kawasan borobudur tidaklah jauh, hanya sekitar 500 meteran saja, bila anda ingin berhemat, maka saya menyarankan untuk berjalan kaki, namun bila anda ingin merasakan sensasi lain, anda dapat menyewa becak dengan tarif 10 ribu rupiah atau andong dengan tarif 15 hingga 20 ribu rupiah.



Untuk biaya makan disekitar kawasan masih tergolong standar, kita masih banyak menjumpai makanan berat yang dibandrol dengan kisaran harga 8 hingga 15 ribu rupiah saja, seperti menu nasi padang hanya 15 ribu (lauk Rendang), nasi Rames hanya 8 ribu (Lauk telur dan sayur). Ok setelah sarapan mari kita memasuki kawasan borobudur, untuk biaya masuk bagi orang dewasa dibandrol dengan harga 30 ribu, dan mereka yang masih anak anak dibandrol dengan harga 12500.

Total biaya : (Bus Jkt-Yogya Rp 125.000, Bus Giwangan-Borobudur Rp 20.000, Sarapan Rp 15.000, Tiket Masuk Rp 30.000 = Rp 190.000).

Jarak tempuh antara pintu masuk hingga menuju candi membutuhkan waktu berjalan sekitar 5 menitan, didalam kawasan suasana masih sangat asrih dan bersih, pepohonan hijau tampak berbaris tegak bak tentara yang mengawal sang borobudur, dan tepat pada setengah 10 pagi saya telah tiba di borobudur tempel.

Tampak disekitar para pengunjung lain saling berebutan untuk mengabadikan moment berharga itu, satu dua kali langkah terhenti oleh rombongan yang memaksakan diri untuk berfoto di jalan masuk menuju sang boro, namun rasa saling pengertian sepertinya telah terjalin diantara kemegahan bangunan yang menakjukan tersebut.

Waktu yang terus berputar terus menghanyutkan ku pada keindahan yang tak dapat dikatakan maupun dituiskan, hanya rasa kagum yang terus tersirat didalam benak dan pikiran ku, langkah kecil yang terus berlomba untuk menapaki bagian teratas, akhirnya membawa ku ke bagian teratas candi yang masih dapat dilalui, dari sini kita dapat melihat keindahan alam disekitar kawasan borobudur, stupa yang berjejer diantara puncak boro juga masih terlihat kokoh, namun sayang nya banyak diantara patung yang ada distupa tersebut tidak memiiki kepala lagi, dan sesuai mitos yang berlaku, tampak banyak wisatawan yang memasukan tanggan ke dalam stupa untuk dapat memegang kepala patung sang budha, konon mitos nya siapapun yang dapat menyentuh atau merasakan tangannya disentuh oleh sang budha, maka keinginannya akan tercapai.



Dan tak terasa, 2 jam saya telah mengelilingi bangunan ini, dan kini saat nya kita berbelanja oleh oleh, pusat jualan kawasan ini, berada di dekat pintu keluar, berbagai macam sauvenir disajikan, dari gantung kunci berbentuk candi boro yang dibandrol seharga rp 1500, asbak berbentuk stupa berharga rp 3000, baju kaos bertuliskan borobudur yang berharga rp 15.000. hingga miniatur patung borobudur atau budha lulai yang berukuran besar dan dibandrol bekisar 40 sampai 80 ribu rupiah, dan masih banyak agi bentuk kerajinan tangan yang dapat kita bawa pulang dari daerah ini.

Sumber :
http://idhoalva.blogspot.com/2014/12...-us-x-none.htm