plesdisAvatar border
TS
plesdis
[FR] 4D 3N 11-14 SEPTEMBER 2014 WEEKEND DI AMBON
Kali ini saya mau sharing catatan perjalanan saya di Ambon, Maluku. perjalanan ini bisa diibaratkan sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. pada bulan Agustus 2014 lalu saya baru aja married, jadi setelah kita married saya ngajakin istri untuk ikut ke Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat karena saya ditugaskan di sana. untuk bisa ke Saumlaki, setiap jalur penerbangan harus melalui transit di Ambon, jadi sekalian saja kita honeymoon di kota Ambon terlebih dahulu hehe.
saya sebelumnya sudah beberapa kali pulang pergi Palangka Raya (kota asal saya) ke Saumlaki via Ambon, tetapi untuk menjelajahi spot2 wisata di Ambon saya belum sempat karena di Ambon saya hanya numpang transit, dan itupun saya cuma nginap di penginapan di sekitar Bandara Pattimura karena jarak bandara dan kota Ambon cukup jauh sekitar 35km. FYI, ada beberapa referensi tempat menginap di sekitar bandara seperti Penginapan Dahlia, terletak kurang lebih 100m setelah pintu keluar bandara dengan tarif per malam IDR150.000, tempatnya cukup bersih, kamar mandi di dalam, fan, dan disamping penginapan ada warung makan yang dikelola oleh pemilik penginapan. kemudian ada juga Hotel Maluku Transit dan Guest House Gracia (kalo saya ga salah) yang terletak sekitar 1km ke arah kota Ambon. saya pernah nginap di Hotel Maluku Transit dengan harga kamar IDR135.000 tapi saya ga rekomen kamar dengan tarif ini. kalo memang ada budget berlebih silahkan sewa kamar dengan tarif yang lebih mahal atau ke Guest House yang terletak beberapa meter saja dari hotel, untuk guest house sih saya belum pernah coba.
well, lanjut ke FR..mulailah saya browsing2 dan tanya2 teman saya di Ambon tentang tempat2 wisata di Ambon dan sekitarnya. akibat keterbatasan waktu karena waktu cuti yang sudah mulai habis akhirnya saya putuskan akan berangkat pada tanggal 11 September 2104 dan honeymoon di beberapa tempat wisata terdekat saja di kota Ambon seperti Gong Perdamaian, Pintu Kota, Santai Beach, Pantai Natsepa, Pantai Liang, Monumen C.M. Tiahahu, dsb. sebenarnya sih pengen sekalian ke Pulau Ora sama Pulau Osi juga tapi karena keterbatasan waktu ya next time lah kesana.
seminggu sebelum keberangkatan saya mulai beli tiket pesawat untuk saya dan istri dengan rute Palangka Raya-Surabaya (Lion), Surabaya-Ambon (Garuda) dan satu tiket lagi dengan rute Ambon-Saumlaki (Wings Air). setelah persiapan paking2 barang yang lumayan agak banyak karena istri ikut ke tempat saya tugas akhirnya tibalah di hari keberangkatan.

HARI 1
KAMIS, 11 SEPTEMBER 2014
PENERBANGAN pertama KITA dari Palangka Raya ke Surabaya menggunakan Lion Air adalah pada pukul 06.40 WIB. jadi pagi2 sekali kita sudah berangkat ke Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya, setelah check in, ga lama kemudian sekitar pukul 06.20 ada panggilan untuk masuk ke pesawat, kita pun langsung menuju pesawat.
Spoiler for Bandara Tjilik Riwut:

tepat pada pukul 06.40 pesawat lepas landas menuju Surabaya dengan waktu tempuh 1 jam 20 menit. pada jam 08.00 Wib pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Juanda, Surabaya. karena pesawat berikutnya beda maskapai, setelah turun dari pesawat kita langsung mengambil koper dan barang bawaan. koper dan barang sudah di tangan, kita pun pergi menuju ke area keberangkatan di terminal 1 Bandara Juanda, Surabaya. begitu sampai di gerbang pemeriksaan tiket, petugas memeriksa tiket kita dan menjelaskan bahwa untuk keberangkatan maskapai Garuda Indonesia adalah melalui Terminal 2 Bandara Juanda, Surabaya. sesampainya di Terminal 2 Bandara Juanda, Surabaya kita check in dan masuk ke ruang tunggu. kurang lebih 30 menit kemudian ada panggilan untuk masuk pesawat, di pintu keluar kita dijemput bis yang akan membawa ke pesawat. ternyata pesawatnya diparkir cukup jauh dari terminal. setelah nyampe di parkiran pesawat saya agak kaget karena pesawat yang digunakan adalah pesawat berjenis Bombardier Explere Jet Garuda Indonesia karena baru kali ini naik pesawat jenis ini hehe. sebelum masuk ke dalam kabin, foto wajib dulu dengan background pesawat. setelah cukup dengan sesi foto kita masuk ke kabin, formasi tempat duduk di dalam pesawat adalah 2-2 sehingga cukup lega, tetapi sayangnya tidak ada in flight entertainment seperti layar LCD di tiap kursi. beberapa menit kemudian terbanglah kita menuju timur Indonesia. waktu tempuh dari Bandara Juanda, Surabaya menuju Bandara Pattimura, Ambon adalah sekitar 2 jam 40 menit. pada pukul 14.30 WIT kita pun sampai di Bandara Pattimura, Ambon, untuk mengambil bagasi kita gunakan jasa portir supaya kita bisa booking tempat di bus DAMRI tujuan Bandara Pattimura ke kota Ambon.
Spoiler for neonbox di ruang kedatangan bandara Pattimura:


tapi ternyata bus tidak berangkat dalam waktu dekat karena harus menunggu pesawat terakhir yang datang sekitar jam 15.30 WIT dan bus berangkat pada pukul 16.00 WIT. sambil kita berdiskusi mengenai alternatif angkutan ke Ambon ada beberapa sopir taxi yang menawarkan jasanya. rata2 menawarkan dengan tarif IDR200.000. maksud hati ingin menolak secara halus saya coba tawar tarifnya dengan harga IDR150.000, beberapa sopir langsung pergi tapi ada satu orang sopir yang setuju. ya sudah karena cukup lelah juga dan malas terlalu lama menunggu dan karena sudah terlanjur menawar dengan harga tersebut akhirnya kita berangkat dengan taxi. oh iya untuk taxi bandara di bandara Pattimura berbeda seperti taxi di kota2 besar ya yang menggunakan mobil sedan dan argo. taxi di bandara Pattimura ini menggunakan mobil2 MPV seperti Toyota Avanza atau Innova, tanpa argometer.
setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam dengan sopir yang cukup ugal2an akhirnya kita sampai juga di kota Ambon dan langsung menuju ke Guest House yang sudah kita booking sewaktu menunggu di bandara Juanda. Guest House Victoria terletak di Jalan Slamet Riyadi dan jadi pilihan pertama untuk tempat menginap karena letaknya strategis di jantung kota Ambon, posisinya menghadap Gong Perdamaian dan Lapangan Merdeka serta dekat dengan halte bus DAMRI yang menuju bandara.

setelah check in kita dapat room di lantai 4 dengan roomrate IDR180.000 per malam karena kamar di lt. 1 dan 2 terisi penuh. kamarnya cukup bersih, AC, shower air panas dan dingin, TV CRT dengan layanan TV kabel. tetapi karena cukup melelahkan untuk naik turun tangga (GH ini tidak ada lift) kita berencana untuk pindah ke room di lt.2 keesokan harinya dengan tarif yang berbeda yaitu IDR220.000.
setelah beristirahat sekitar satu jam perut mulai lapar dan kita memutuskan untuk mencari tempat makan yang menjual ikan bakar. setelah googling kita memutuskan untuk pergi ke RM. Barcelona di jalan Said Perintah. pertama kita menyusuri jalan A.Y. Patti sambil melihat lihat mungkin ada rumah makan terdekat. memang ada beberapa tempat makan, tapi karena kurang cocok dengan selera kita akhirnya tetap dilanjutkan menuju RM. Barcelona dengan menggunakan becak. sesampainya di RM kita pesan ikan Bubara (ikan kuwe)bakar berukuran sedang beserta sayur dan minuman. selesai makan, kita pun membayar IDR90.000 untuk makan siang kali ini. Harga yang dibayarkan memang agak mahal menurut saya, tapi sebanding dengan kelezatan ikan bakar tersebut. kemudian kita lanjutkan berjalan kaki menuju toko buku Dian Pertiwi di pojokan Jl. P. Diponegoro untuk membeli peta kota Ambon seharga IDR25.000. dari toko buku kemudian kita pulang ke GH dengan menggunakan becak dan membayar IDR10.000. karena hari sudah mulai sore dan tidak terasa panas, sampai di GH kita tidak langsung masuk tapi kita menyebrang ke Gong Perdamaian untuk foto2.
Spoiler for Gong Perdamaian:

untuk tarif masuk ke area Gong kita harus membayar IDR5000 per orang. setelah cukup sesi foto2 dan menikmati pemandangan di sekitar area Gong kita pun menuju GH untuk istirahat. di lobby kita bertanya kepada petugas hotel apakah bisa menyewa sepeda motor. Petugas hotel belum bisa langsung memastikan, tetapi kita diminta menunggu sampai besok pagi apakah akan ada kendaraan yang available.

HARI 2
JUMAT, 12 SEPTEMBER 2014
pagi hari saya konfirmasi ke petugas hotel untuk sewa motor sekalian untuk konfirmasi pindah room di lt.2. kendaraan telah tersedia biaya sewa adalah IDR100.000 untuk pemakaian 12 jam. skip skip kita langsung pergi ke tujuan pertama yaitu Pintu Kota. tempat ini merupakan sebuah tebing batu setinggi sekitar 60m yang berada di pinggir pantai. untuk menuju tempat ini kita harus menempuh jarak sekitar 20km. jalanan menuju wisata pintu kota merupakan jalan yang berada di pinggiran laut. jadi di sepanjang perjalanan kita dimanjakan dengan pemandangan Teluk Ambon. begitu memasuki kawasan wisata ada pertigaan dan ada papan petunjuk jalan untuk membantu kita untuk menuju Pintu Kota. tempat wisata ini melewati perkampungan warga dan beberapa tempat wisata lain seperti Pantai Santai. karena tujuan awal ke Pintu Kota maka kita terus lanjutkan perjalanan dan berencana untuk mampir di Pantai Santai setelah dari Pintu Kota. sampai akhirnya kita melihat ada sebuah plang yang bertuliskan Pantai Bethesda. saya bertanya dengan petugas karcis apakah Pintu Kota disini dan diiyakan oleh petugas. akhirnya kita masuk dan membayar sebesar IDR5000 per orang. dari tempat parkiran ada dua jalan menuju pantai. yang pertama pantai karang yang masih ada pasir2nya dan jalan kedua yang merupakan pantai batu karang saja dan menjadi bagian dari Pintu Kota. kenapa saya sebut bagian dari Pintu Kota, karena tempat wisata ini di kelola oleh dua kampung adat yang berbeda. jadi begitu saya melewati “perbatasan” pantai, saya pun di tagih lagi untuk membayar tarif masuk sebesar IDR3000 per orang. setelah beres urusan bayar membayar kita pun lanjutkan dengan melakukan sesi foto2 dan menikmati pemandangan yang di suguhkan.
Spoiler for Pintu Kota:

untuk bisa lebih menikmati pemandangan, kita mencoba naik ke bagian atas Pintu Kota melalui tangga beton yang ada. ternyata menaiki tangga tersebut sangat menguras tenaga, apalagi untuk kita yang jarang olahraga ini hehe. di bagian atas Pintu Kota kita bisa lebih leluasa melihat pemandangan lautan biru yang sangat indah. di sekitar situ ada beberapa warung yang menjual makanan ringan dan rujak yang bisa dinikmati sambil melihat pemandangan dari atas tebing. karena hari sudah beranjak siang dan paginya belum sempat sarapan, kita memutuskan pulang untuk cari makan. rencana untuk mampir di Pantai Santai akhirnya dibatalkan. setelah makan kita lanjutkan perjalanan menuju Pantai Liang. pantai ini terletak sekitar 30km dari pusat kota Ambon dan melewati beberapa tempat wisata lain seperti Pantai Natsepa dan pemandian air panas. perjalanan sejauh itu tidak terasa karena sepanjang perjalanan kita disuguhkan pemandangan yang indah. awalnya kita sempat nyasar karena ujung jalan berakhir di sebuah Pelabuhan Ferry karena kita ga lihat ada jalan kecil yang merupakan jalan masuk Pantai Liang. setelah sempat mutar2 kita akhirnya bertanya kepada anak2 yang ada di situ bahwa Pantai Liang ada di sebelah pelabuhan. finally akhirnya kita temukan juga Pintu masuk ke pantai dan membayar IDR10000 untuk 2 orang. saat itu masih siang jadi pantai masih sepi, jadi kita bisa bebas seliweran di pantai yang berpasir putih dan air lautnya yang membentuk gradasi biru dan kehijauan tersebut.
Spoiler for Pantai Liang:

Sejam kemudian setelah puas menikamati pemandangan kita pun lanjutkan perjalanan ke Pantai Natsepa, Pantai Natsepa terletak di Desa Suli, Maluku Tengah. sekitar 45 menit sampailah di Pantai Natsepa, pengunjung dikenakan tarif masuk IDR4000 per orang. saat itu pantai sudah rame karena hari mulai sore, beberapa anak kecil berenang2 di pantai yang sudah mulai pasang.
Spoiler for Pantai Natsepa:

oiya, kalau berkunjung ke pantai ini wajib mencoba rujak Natsepa, yaitu rujak buah dengan bumbu gula merah dan kacang, harga sepiring rujak ini adalah IDR10000.
Spoiler for Rujak Natsepa:

ada juga jajanan lain seperti kasbi (singkong) goreng, kelapa muda, dll.
ketika waktu menunjukkan pukul 16.00 waktu setempat kitapun memutuskan untuk menikmati sunset di monumen C.M. Tiahahu yang terletak di atas bukit, di sebelah gedung DPRD Prov. Maluku. jalan untuk menuju spot tersebut cukup menanjak, jadi bagi yang membawa kendaraan sendiri harus berhati-hati. tiba di tempat tersebut kita ditagih uang masuk sebesar IDR5000 per orang. di tempat ini kita bisa menikmati pemandangan kota Ambon dan teluk Ambon serta sunset. paket 3 in 1 nih..

Spoiler for Monumen CM Tiahahu :


ketika hari beranjak malam kita pun memutuskan untuk cari makan dan setelah itu balik ke guest house untuk istirahat.

HARI 3
SABTU, 13 SEPTEMBER 2014

untuk perjalanan hari ini kita menyewa motor lagi dengan tarif seperti hari sebelumnya. tujuan pertama adalah ke Rumah kopi/ Cafe Sibu-sibu untuk sarapan. disekitar tempat ini ada beberapa rumah kopi, tapi kita pilih tempat ini karena interiornya yang unik. dindingnya dipenuhi oleh foto2 artis dan penyanyi yang berasal dari Maluku. harga makanan dan minumannya pun terjangkau, untuk segelas kopi dari harga IDR10000 dan makanan dari harga IDR2000.
Spoiler for Sibu-sibu:


kemaren saya belum sempat nyebur di Natsepa karena ga bawa baju ganti, jadi setelah sarapan kita ke Natsepa lagi dengan jalur yang berbeda. kali ini kita nyobain pake ferry dari daerah Galala ke Pokka (sebenarnya sih malah lebih jauh ke Natsepa lewat jalur ini, tapi saya pengen nyobain nyeberang pake fery hehe). beli karcis seharga IDR7000 kalo ga salah, nunggu fery penuh sekitar 10 menit dan fery pun mulai bergerak. dari atas fery kita bisa liat pembangunan jembatan Merah Putih yang nantinya akan menghubungkan Galala-Pokka sehingga akses dari kota menuju bandara bisa lebih cepat.
Spoiler for Ferry:

sekitar 15 menit, fery pun berlabuh. ternyata di pelabuhan tersebut berdekatan dengan komplek Universitas Pattimura. kitapun lanjut perjalanan ke Pantai Natsepa. sampai di Natsepa kebetulan air laut sedang surut dan sayapun langsung nyebur siang2 hehe. ada beberapa bule yang juga ikut nyebur..
Spoiler for Natsepa lagi:

capek berendam kita singgah di warung untuk minum kelapa dan makan pisang goreng panas2 sambil menikmati pemandangan indah pantai Natsepa, sedapnyaa..
siang hari kita menuju kota Ambon untuk mencari makan siang. setelah makan kita menuju Cafe Panorama untuk menikmati sunset walaupun masih agak lama, tapi ya sudahlah sambil nyemil2 sore (makan terus hehe).
Spoiler for Panorama Cafe:

Café ini merupakan spot yang pas untuk menikmati sunset karena letaknya di ketinggian. Untuk menuju café ini kita melalui jalur yang sama ketika menuju ke monument CM Tiahahu.

Ketika hari sudah mulai gelap kita pun kembali ke guest house untuk packing karena besoknya kita menuju Saumlaki.
Akhir kata maaf kalo dalam catper ini masih berantakan dalam penulisannya dan semoga tulisan ini bisa membantu member informasi bagi kaskuser yang ingin travelling di Ambon. Sekian dan terima kasih.
Diubah oleh plesdis 09-12-2014 06:05
0
3.4K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan